Kepada para pembaca blog saya yang tertarik menjadi au pair, terima kasih!
Karena banyaknya surel dan pertanyaan tentang au pair, saya merasa perlu membuat satu postingan lain demi menjawab rasa penasaran pembaca. Mungkin juga kalian tertarik untuk membaca hal-hal yang harus diketahui sebelum memutuskan jadi au pair ataupun tips seputar au pair ? Atau mungkin juga merasa tertantang untuk jadi au pair di usia 20an, baca juga cerita saya disini .
Saya tidak akan membahas apa itu au pair ataupun tugas-tugasnya, karena yang membaca postingan ini saya percaya sudah berminat menjadi au pair dan minimal tahu sedikit. Meskipun sudah ada minat keluar negeri dan menjadi au pair, banyak juga yang masih bingung harus mulai dari mana. Ada juga pertanyaan apakah mesti pakai agen atau tidak, hingga pertanyaan soal negara mana saja yang memungkinkan peluang kerja atau kuliah setelah masa au pair selesai.
Oke, tenang! Saya mencoba menjabarkan lagi hal yang saya tahu demi menjawab rasa penasaran para calon au pair Indonesia. I hope it could help you more!
1. Kak, saya sangat tertarik jadi au pair tapi bahasa Inggris saya pas-pasan. Apakah masih bisa?
Au pair berbeda dengan program pertukaran budaya dari penyelenggara kursus bahasa Inggris di Indonesia. Meskipun kebanyakan negara di Eropa tidak mengharuskan calon au pair memenuhi syarat IELTS/TOEFL, tapi kemampuan bahasa Inggris sangat wajib dikuasai oleh calon au pair.
Tenang saja, kamu tidak harus mendapatkan nilai IELTS 7.0 dulu untuk harus bisa jadi au pair. Tapi setidaknya kuasailah bahasa Inggris aktif. Artinya, mampu berbicara dengan baik saat mengutarakan pendapat.
Kesulitan berkomunikasi karena bahasa Inggris level rendah, membuat kita juga harus ekstra keras mengerti maksudnya keluarga asuh. Banyak juga au pair yang mengalami masalah komunikasi dengan keluarga asuh karena bahasa Inggris mereka masih terbata-bata. Anyway, you need to socialize though. Bahasa apalagi yang mesti kamu gunakan kalau bukan bahasa Inggris (dan bahasa setempat)?
2. Dimana mencari keluarga asuh? Apakah ada situs terpercaya?
Mencari keluarga asuh biasanya dimulai dengan membuat profil di beberapa situs pencarian au pair. Website yang direkomendasikan:
1. Au Pair World
Website yang paling banyak direkomendasikan karena memuat banyak profil keluarga asuh dari hampir semua negara di dunia. Silakan buat profil dan pasang foto semenarik mungkin, gratis!
2. Great Au Pair
Selain pencarian au pair, situs ini juga memuat banyak profil keluarga asuh yang memerlukan au pair hingga pekerja paruh waktu.
3. Au Pair Support Belgium
Sejenis agensi au pair dari Belgia yang membantu keluarga asuh mencari au pair dari beberapa negara seleksi. Agensi ini juga yang saya pakai saat menjadi au pair di Belgia dulu. Prosesnya tanpa ribet dan gratis.
4. Energy Au Pair
Kalau memang tertarik menjadi au pair di Denmark dan Norwegia, cobalah mendaftar disini. Tapi hati-hati, karena banyaknya saingan dari Filipina, biasanya sulit juga menemukan keluarga asuh yang cocok. Profil kita kadang tenggelam oleh kandidat dari negara sepupu.
5. Scandinavian Au Pair
Meskipun labelnya Skandinavia, tapi sebenarnya mereka lebih banyak memuat profil keluarga asuh dari Swedia. You want to try?
6. Smiling Face
Agensi berbayar yang biasanya banyak dipakai oleh calon au pair Thailand dan Indonesia untuk mencari keluarga di Belanda.
7. AuPair.com
Situs pencarian au pair berikut juga bisa kamu coba kalau memang situs di atas kurang menarik. Asiknya, AuPair.com juga memberikan sertifikat setelah masa au pair berlangsung, lho!
8. Au Pair Belgium
Solusi untuk kamu yang tertarik ke Belgia dan bisa submit aplikasi dengan mudah via situs mereka. Just give it a try!
9. Double Dutch
Meskipun judulnya versi Belanda, tapi agensi ini menawarkan booklet dan pencarian keluarga ke banyak tempat. Kalau kamu tertarik ke Belgia, Belanda, Islandia, atau Prancis, sila daftar ke situs mereka. Gratis!
10. Aufini
Situs pencarian keluarga angkat berbayar jika kamu ingin menikmati semua feature-nya. Kebanyakan keluarga di Belanda atau Denmark menggunakan situs ini untuk mencari calon au pair.
11. Grup Facebook Au Pair
Beberapa au pair ada yang berhasil menemukan keluarga asuh dari postingan di grup Facebook. Keluarga ini biasanya mencari langsung kandidat via akun Facebook mereka. Tidak jarang, banyak juga au pair yang bersedia mencarikan pengganti mereka sebelum masa kontrak berakhir lewat grup au pair.
3. Sebaiknya pakai agen atau tidak ya?
Tergantung. Kalau kamu dan keluarga asuh ketemu di salah satu website non-agen, urusan kelengkapan dokumen harus diurus sendiri. Biasanya dari pihak keluarga asuh harus menanyakan urusan dokumen ke balai kota dan bagian imigrasi di negara mereka. Komunikasi pun harus lebih jelas karena tidak ada pihak ketiga yang menangani.
Kalau kamu dan keluarga asuh bertemu lewat website agensi pencarian au pair, keluarga asuh harus membayar jasa agen untuk mengurus kelengkapan dokumen. Karena ada pihak ketiga, urusan dokumen biasanya lebih mudah dan ada pihak ketiga yang menengahi bila terjadi masalah.
Meskipun keluarga asuh sudah membayar jasa agen, namun tidak semua agensi memihak ke keluarga asuh kok. Banyak juga agensi yang bersikap netral, terbuka, dan sigap menangani masalah yang menimpa au pair.
Pakai atau tidak pakai agen, urusan kelengkapan dokumen di Indonesia dan mengurus visa, masih kita juga yang turun tangan. Keluarga asuh yang mau membayar agensi biasanya hanya tidak mau direpotkan oleh banyaknya dokumen yang harus disiapkan. Baca postingan saya tentang plus minus pakai agen kalau masih bingung juga!
4. Saya sudah membuat profil dan bicara dengan banyak keluarga asuh. Tapi mengapa selalu ditolak?
Namanya juga cari kerja, pasti selain skill, juga mengandalkan peruntungan dong? Sama halnya mencari keluarga asuh. Tidak semua calon au pair yang pernah jadi au pair sebelumnya, lebih mudah mendapat keluarga. Bahkan ada juga calon au pair yang belum pernah sama sekali ke luar negeri, gampang saja dapat keluarga asuh.
Intinya, tetap sabar dan usaha. Saya sendiri harus menunggu selama 5 bulan sebelum berangkat ke Belgia. Saat jadi au pair di tahun kedua pun, harus ditolak 7 kali dulu oleh beberapa keluarga asuh, sebelum akhirnya telentang cantik di kasur keluarga Denmark ini.
Cobalah beberapa situs pencarian au pair daripada stuck hanya di satu situs. Tetap kerjakan kesibukan lain di luar masa menunggu keluarga asuh. Yang mencari au pair banyak, tapi yang ingin jadi au pair lebih banyak lagi. Tetap semangat!
5. Negara mana saja yang direkomendasikan untuk pemegang paspor Indonesia?
Oke, angan-angan ke luar negeri dengan cara menjadi au pair sudah ada di ubun-ubun, profil juga sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah memilih negara. Karena kebingungan dan terlaluexcited, nyaris semua negara dipilih. Eiits, tunggu dulu!
Tidak semua negara memperbolehkan pemegang paspor Indonesia menjadi au pair. Ada juga negara-negara dengan regulasi tertentu yang mengharuskan calon au pair menguasai bahasa lokal hingga membatasi umur.
Di postingan sebelumnya, saya sudah merekomendasikan daftar negara yang memungkinkan serta plus minusnya bagi para calon au pair Indonesia. Kali ini, saya coba mengurutkan negara-negara dengan membandingkan proses visa, uang saku, hingga atmosfir yang cukup menjanjikan bagi au pair. You still have a choice! (*Diperbarui April 2019*)
1. Austria
Mengurus visa: Mudah
Level bahasa: Bahasa Jerman level A1.
Uang saku: €446.81
Jam kerja: Maksimum 18 jam per minggu.
Jatah libur: Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan. Au pair mendapat libur berbayar 30 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung setengah-setengah.
Tiket pesawat: Normalnya, dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 28 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Cukup banyak
2. Belgia
Mengurus visa: Ribet. Mesti legalisasi kesana kemari. Proses menunggu visa hanya 2 hari kerja.
Level bahasa: Tidak diperlukan.
Uang saku: €450
Jam kerja: Maksimum 20 jam per minggu.
Jatah libur: Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu dan full weekend per bulan. Au pair mendapat libur berbayar 14 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung keluarga asuh.
Tiket pesawat: Normalnya, dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 25 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Cukup banyak
3. Belanda
Mengurus visa: Sedikit ribet. Wajib pakai bantuan agensi dan legalisasi kesana kemari.
Level bahasa: Tidak diperlukan
Uang saku: €300 - €340
Jam kerja: Maksimum 30 jam per minggu atau tidak lebih dari 8 jam per hari.
Jatah libur: Tidak lebih dari 5 hari kerja atau mendapatkanfull weekend setiap minggu. Au pair mendapat libur berbayar 14 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung keluarga asuh.
Tiket pesawat: Biasanya keluarga asuh bersedia membayari tiket pesawat penuh.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Banyak
4. Denmark dan Norwegia
Mengurus visa: Mudah. Proses menunggu 3-4 bulan.
Level bahasa: Tidak diperlukan.
Uang saku: Selalu naik per tahun, tapi mesti membayar pajak. Tahun 2019, uang saku di Denmark sebelum pajak 4350 DKK, sementara di Norwegia 5900 NOK (Tiap satu/dua tahun sekali, uang saku di dua negara ini selalu naik)
Jam kerja: Maksimum 30 jam per minggu.
Jatah libur: Au pair yang bekerja 5 hari per minggu mendapat jatah libur 25 hari, sementara bagi yang bekerja 6 hari per minggu mendapat jatah libur 30 hari per tahun. It's fully paid!
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung keluarga asuh
Tiket pesawat: Ditanggung penuh keluarga asuh, kecuali Norwegia yang biasanya hanya setengah-setengah.
Batasan umur: 29 tahun
Masa tinggal: Maksimum 24 bulan.
Lowongan: Mulai sedikit dikarenakan banyak keluarga yang hanya ingin merekrut au pair yang sudah tinggal di Eropa
5. Prancis
Mengurus visa: Cukup mudah.
Level bahasa: Minimal level A1/A2
Uang saku: €270 - €321 (biasanya ada keluarga asuh yang bersedia membayar €400/bulan)
Jam kerja: Maksimum 25 jam per minggu.
Jatah libur: Sesuai kesepakatan. Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan. Au pair mendapat libur berbayar 28 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Ditanggung sendiri.
Tiket pesawat: Dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Diberikan 12 bulan, tapi bisa diperpanjang sampai maksimal 24 bulan.
Lowongan: Lumayan banyak
6. Jerman
Mengurus visa: Cukup mudah.
Level bahasa: Bahasa Jerman level A1.
Uang saku: €260 - €300
Jam kerja: Maksimum 30 jam per minggu.
Jatah libur: Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan. Au pair mendapat libur berbayar 28 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Ditanggung keluarga asuh.
Tiket pesawat: Dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 26 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Banyak
7. Australia
Mengurus visa: Karena visa yang digunakan Working Holiday Visa, syarat yang harus dipenuhi pun banyak i.e. deposito tabungan di rekening 5000 AUD atau minimum semester 5 di bangku kuliah.
Level bahasa: Bahasa Inggris umum, minimum IELTS 4.5
Uang saku: 200-250 AUD selama 30 jam per minggu.
Jam kerja: Maksimum 40 jam per minggu.
Jatah libur: Sesuai kesepakatan. Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan. Au pair mendapat libur berbayar 28 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Ditanggung sendiri jika ingin mengambil kelas Bahasa Inggris.
Tiket pesawat: Ditanggung penuh sendiri, kecuali keluarga asuh bersedia membayari tiket pulang.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Banyak
8. Luksemburg
Mengurus visa: Dokumennya mudah, tapi mesti menunggu maksimum 3 bulan
Level bahasa: Tidak diperlukan.
Uang saku: €409
Jam kerja: 25 jam per minggu.
Jatah libur: Sesuai kesepakatan. Normalnya au pair mendapatkan libur satu hari dan tiga kalioff di sore hari dalam satu minggu. Au pair mendapat libur berbayar 2 hari per bulan.
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung keluarga asuh.
Tiket pesawat: Normalnya, dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan.
Lowongan: Sangat rendah
9. Swedia
Mengurus visa: Mudah namun masa tunggu visa 3-7 bulan.
Level bahasa: Tidak diperlukan.
Uang saku: 3500 SEK (sebelum pajak)
Jam kerja: Maksimum 25 jam per minggu.
Jatah libur: Sesuai kesepakatan dengan keluarga. Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan.
Sekolah bahasa: Biaya ditanggung balai kota.
Tiket pesawat: Normalnya bayar setengah-setengah.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan. Calon au pair yang pernah menjadi au pair di negara lain akan sedikit riskan, karena kemungkinan visa-nyagrantedsemakin kecil.
Lowongan: Tidak terlalu banyak dan harus bersaing dengan kandidat Filipina.
10. Finlandia
Mengurus visa: Cukup mudah tapi waktu tunggu hingga 4 bulan
Level bahasa: Tidak diperlukan, namun mesti menunjukkan ketertarikan dengan budaya/bahasa mereka.
Uang saku: Minimum €280 (sebelum pajak)
Jam kerja: Maksimum 30 jam per minggu.
Jatah libur: Sesuai kesepakatan. Biasanya au pair hanya mendapat satu hari libur per minggu danfull weekendper bulan. Au pair mendapat libur berbayar 28 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Ditanggung sendiri.
Tiket pesawat: Dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 30 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan. Finlandia menolak calon au pair yang pernah menjadi au pair di negara lain sebelumnya.
Lowongan: Sangat rendah
11. Islandia
Mengurus visa: Mudah
Level bahasa: Tidak diperlukan.
Uang saku: 10.000 ISK per minggu
Jam kerja: Maksimum 30 jam per minggu.
Jatah libur: Au pair mendapat libur minimum 2 hari per minggu dan libur berbayar 14 hari selama setahun.
Sekolah bahasa: Ditanggung sendiri.
Tiket pesawat: Dibayar setengah-setengah.
Batasan umur: 25 tahun
Masa tinggal: Maksimum 12 bulan
Lowongan: Sangat rendah
6. Saya mendapat banyak respon positif dari keluarga di United Kingdom, Amerika, Kanada, atau Selandia Baru. Tapi sayangnya pemegang paspor Indonesia tidak bisa jadi au pair di negara tersebut, benarkah?
Iya, benar. Sebaiknya kamu pendam saja keinginan menuju negara-negara tersebut karena pemegang paspor Indonesia memang tidak bisa menjadi au pair kesana.
Saya sempat mendengar ada au pair Indonesia yang pernah ke Amerika. Tapi tahun lalu, sepertinya kesempatan calon au pair Indonesia kesana sangat kecil. Untuk mendapatkan visa J-1, calon au pair dan keluarga asuh harus menunjuk satu agensi yang akan mengurus kelengkapan dokumen. Sayangnya, banyak agensi Amerika ini tidak memasukkan Indonesia ke dalam daftar negara seleksi mereka.
Tertarik jadi au pair ke Amerika? Baca serba-serbinya di postingan saya yang ini !
Ingin juga ke Italia, Spanyol, atau Irlandia, ada kesempatannya kok! Cek postingan saya disini!
7. Saya sudah bertemu keluarga asuh yang sepertinya cocok. Hal apa saja yang harus ditanyakan?
Banyak!
Selain menanyakan tentang jadwal kerja, tugas, dan uang saku, jangan takut juga menanyakan banyak hal untuk mendapatkan kejelasan. Jangan sampai nantinya kita merasa dibohongi gara-gara segan menanyakan hal yang dianggap tidak penting, tapi sebenarnya salah kita dari awal.
Tidak perlu takut dan segan soal pertanyaan yang menyangkut uang ataupun hari libur. Kalau perlu, semua pertanyaan dan jawaban dikopi lagi dalam satu kertas sebagai "bukti" kalau nantinya ada miskomunikasi dengan keluarga asuh. Contoh pertanyaan lainnya:
Bagaimana masalah tiket pesawat, apakah kalian bersedia membayar penuh ataukah setengah-setengah?
Yang saya tahu, au pair di negara X mendapat jatah libur X hari per tahun (kalau perlu cantumkan juga website sumber), apakah kalian setuju dengan hal ini?
Di tempat kalian tinggal, berapa lama menuju stasiun atau halte terdekat? (Pertanyaan ini sangat penting karena sebagai calon au pair, kita harus tahu dimana kita tinggal . Apakah calon au pair akan merasa nyaman jika harus tinggal di pedesaan, pinggir kota, atau pusat kota?)
Apakah kalian juga membayari tiket transportasi per bulan? (Jika salah satu tugas au pair adalah antar-jemput anak menggunakan transportasi umum, biasanya keluarga asuh tidak keberatan membayari tiket bulanan. Tanyakanlah jika keluarga asuh belum membicarakan hal ini.)
Apakah kalian punya jam malam?
Adakah kemungkinan saya boleh membawa teman ke rumah dan menginap?
Apakah au pair juga libur saat Public Holiday di negara X?
Saat liburan keluarga, apakah au pair harus ikut serta? Jika ya, adakah kemungkinan au pair mendapatkan uang tambahan untuk mengurus anak?
Saya seorang umat beragama, ada masalah kah jika saya beribadah pada waktu tertentu?
Saya seorang muslim, apakah ada masalah jika saya tidak makan babi di rumah?
Apakah saya boleh meminta kontak au pair sebelumnya untuk mengobrol dan tahu lebih lanjut soal keluarga kalian?
8. Saya memiliki tekad untuk lanjut sekolah lagi selepas masa au pair. Apakah memungkinkan?
Yup!
Untuk lanjut kuliah di Eropa, biasanya kamu bisa mencari beasiswa, sponsor, ataupun dengan biaya sendiri. Banyak juga au pair yang "merayu" keluarga asuh mereka untuk dijadikan sponsor sebagai syarat administrasi kuliah.
9. Negara mana saja yang direkomendasikan untuk melanjutkan kuliah setelah jadi au pair?
Yang paling populer adalah Jerman dan Belgia. Biaya kuliah di kedua negara ini bisa sangat murah bahkan nyaris gratis kalau kita mengambil kelas bahasa lokal. Banyak juga eks au pair yang lanjut kuliah kesini lewat bantuan sponsor dan biaya pribadi. Coba saja cari sponsor yang bersedia "menjaminkan" buku tabungannya sebagai syarat administrasi mendaftar kuliah.
Salah satu syarat administrasi kuliah di Eropa adalah mampu menyiapkan deposito kuliah sejumlah 8000€ per tahun. Uang ini tidak harus ada di rekening kita asalkan ada jaminan dari pihak sponsor; bisa keluarga asuh, keluarga kandung, ataupun perusahaan tempat kita bekerja.
Negara lainnya adalah Prancis dan Austria. Hampir sama dengan kedua negara di atas, Prancis dan Austria juga menyediakan kampus dengan biaya rendah jika kita mengambil kelas bahasa Prancis dan Jerman. Untuk masuk ke kelas bahasa lokal ini pun, level bahasa yang dibutuhkan berbeda dengan level kelas bahasa umum yang biasa au pair datangi. You need to pass the (higher) language test.
Kalau malas mengambil kelas bahasa lokal (yang murah), coba juga cek kelas berbahasa Inggris. Selain lulus syarat IELTS/TOEFL, biaya kuliah untuk kelas bahasa Inggris biasanya juga lebih mahal.
Tertarik kuliah di Eropa Utara gratis? Ayo ke Norwegia! Sampai sekarang, Norwegia masih membebaskan uang kuliah bagi mahasiswa lokal dan internasional di kelas bahasa lokal maupun bahasa Inggris. Syarat administrasi bagi mahasiswa internasional pun hampir sama dengan seperti kampus lainnya di Eropa; bukti kemampuan finansial sejumlah 103,950NOK atau 12000€ dan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris.
Memang tidak semua kampus dan jurusan kuliah di Norwegia gratis. Beberapa jurusan kuliah, seperti kedokteran, memerlukan biaya kuliah tambahan. Mahasiswa pun biasanya harus membayar biaya administrasi kuliah sejumlah 600-800NOK per semester.
10. Adakah kesempatan mendapatkan pekerjaan setelah jadi au pair?
Tergantung. Ya dan tidak.
Pekerjaan apa dulu yang kalian cari? Tukang bersih-bersih, jurnalis, perawat, karyawan, atau apa? Jenis pekerjaan berketerampilan tinggi tentunya tidak mudah dicari. Mencari pekerjaan secara mandiri di negara orang lebih sulit ketimbang mencari di Indonesia.
Meskipun kita memiliki keterampilan yang dicari perusahaan, tapi kita juga harus bersaing dengan orang lokal dan orang asing lainnya. Menguasai bahasa lokal pun belum cukup menjamin eks au pair mendapatkan pekerjaan.
Saya sendiri belum pernah mendengar ada au pair yang langsung bekerja setelah masa kontraknya selesai. Kalau yang lanjut kuliah dan bekerja paruh waktu sih banyak.
Tapi bukan tidak mungkin lho, ya. Kalau si au pair memiliki networking yang luas dan berketerampilan, siapa tahu saja memang mendarat menjadi karyawan selepas masa kontrak berakhir.
Asalkan ada perusahaan yang mau menjamin, kita bisa mencari tempat tinggal dengan cepat, biasanya pihak balai kota akan menyetujui perpanjangan residence permit. But anyway, it's a long and hard thought.
OKAY! So, that's a wrap! Kalau calon au pair dan pembaca blog saya masih ada yang belum jelas, silakan tinggalkan komen di bawah ataupun bisa kirim surel kesini ya. Semoga membantu!
More tips:
Guide Au Pair: Mulai dari Mana?