Showing posts with label visa. Show all posts
Showing posts with label visa. Show all posts

Wednesday, July 15, 2020

Tips Akhirnya Visa Denmark Saya di-Issue!|Fashion Style

Proses menunggu visa Denmark kali ini benar-benar membosankan. Apalagi saya di rumah hanya menganggur dan tidak ada kegiatan berarti. Sudah ada desakan dari pihak keluarga untuk mencari pekerjaan saja di Indonesia. Jujur saja, saya juga sudah pasrah kalau memang visa ditolak karena alasan tertentu. Saya juga sudah siap mencari pekerjaan dan menetap saja di Indonesia. Tapi Alhamdulillah visa akhirnya disetujui tanpa kendala apapun.

Visa jangka panjang Denmark membutuhkan waktu maksimum 2 bulan sebelum disetujui pihak kerajaan Denmark. Berbeda jika kita ingin mengajukan visa turis atau visa jangka pendek yang hanya 15 hari kerja. Tepat dua bulan semenjak mengajukan aplikasi visa di VFS Global, lalu esoknya wawancara di Kedubes Denmark, saya dikabari kalau visa Denmark saya sudah disetujui. Ibu Wita, resepsionis kedutaan, menelpon untuk memberikan informasi lebih lanjut melalui email. Setelah dikonfirmasi ulang via email, Ibu Wita mengirimkan surat keterangan elektronik dari Danish Labor and Recruitment Service, serta ilustrasi visa yang akan ditempelkan di paspor. Surat keterangan dari pihak Denmark ini sangat jelas berisi informasi penting tentang status, hak dan kewajiban sebagai au pair, serta mengenai izin tinggal.

Sempat ada sedikit keraguan kalau saja visa akan ditolak. Apalagi pihak keluarga yang memang sudah enggan memberikan izin tinggal di luar negeri untuk kedua kalinya, pastilah sangat bahagia seandainya saya tidak jadi berangkat.

Sebenarnya tidak ada alasan pemerintah Denmark untuk menolak visa au pair karena biasanya syarat dan jaminan dari keluarga angkat yang dibutuhkan memang sudah lengkap. Mungkin saja memang ada yang visanya pernah ditolak, namun kemungkinan tersebut kecil sekali. Apalagi kalau dari awal kita memang sudah memenuhi kualifikasi menjadi au pair di Denmark.

Karena saya sudah meminta paspor dan dokumen lainnya dikirimkan via pos, dua hari kemudian kiriman dari VFS Global pun datang. Kiriman yang berisi paspor dan print out surat keterangan dari Danish Labor and Recuitment Service tersebut sangat aman dan tidak rusak sedikit pun. Surat keterangan ini jangan sampai hilang dan harus dibawa saat mengajukan CPR number di Denmark. Jangka waktu visa yang diberikan pun hanya sampai 180 hari, yang artinya saya hanya punya waktu 5 hari untuk mendapatkan nomor induk penduduk atau CPR number saat pertama kali mendarat di Denmark.

Tivoli, I'm coming!

Wednesday, June 17, 2020

Tips Izin Tinggal Norwegia Saya Akhirnya Granted!|Fashion Style

February brings perennials after a long halt!

Sure, February brings the good news. Setelah akhirnya harus menunggu lebih dari 3 bulan, kabar mengenai izin tinggal Norwegia saya granted juga.

Dua kali mengurus aplikasi au pair di dua negara, baru sekalinya ini saya merasa was-was, deg-degan, plus mesti merepotkan banyak orang. Sayangnya, karena keputusan dari UDI baru diterima  awal Februari, saya dan keluarga di Oslo harus menunggu lebih lama lagi sebelum visa Norwegia betul-betul tertempel di paspor. Padahal kemarin harusnya awal Februari sudah harus ke Oslo.

Tips dari saya, tidak usah apply via Konsulat Jenderal Norwegia di Denpasar dan Medan. Demi menghemat waktu dan biaya, akan lebih baik kalau langsung apply saja via VFS Global di Jakarta. Karena tidak perlu syarat biometrik, dokumen bisa dikirimkan ke kantor mereka dan langsung bisa diproses.

Jujur saja, saya sangat menyesal harus mengurus dokumen di Denpasar dulu. Proses menunggunya panjang sekali. Belum lagi kantor disana hanya buka dua kali seminggu. Duh!

Begini proses dan catatan kecil saya hingga granted:

31 Oktober - Menyerahkan dokumen ke Denpasar

8 November - Katanya dokumen saya baru dikirimkan ke Jakarta

22 November - Dokumen saya baru diterima kedubes dan diregistrasi

29 November - Dapat email dari UDI kalau aplikasi saya sudah diterima dan sedang menunggu untuk diproses

22 Januari - Dapat email dari UDI kalau aplikasi saya belum selesai diproses

31 Januari - Residence permit saya granted

Dari penjelasan UDI, aplikasi saya baru terhitung "diterima" ketika Kedubes Norwegia meregistrasi di sistem mereka. Jadi 3 minggu sebelumnya dari saya menyerahkan di Denpasar is totally useless alias sama sekali tidak dihitung.

Kalau mau dihitung, dari kedubes di Jakarta menerima aplikasi saya hingga residence permit granted, memang memerlukan waktu 2 bulanan. Kata petugas UDI, aplikasi saya sebenarnya bisa selesai tepat waktu (22 Januari). Tapi karena dipotong hari libur Natal & Tahun Baru serta sempat kekurangan staf, makanya mereka butuh waktu satu minggu lebih lama.

Anyway, meskipun sudah granted, tapi visa saya belum bisa dicetak karena paspor belum dikembalikan ke kedubes setelah dipinjam dulu. Karena kedubes di Jakarta tidak mau bertanggungjawab atas kehilangan paspor, plus data saya terekam di Denpasar, saya tidak boleh direct post si paspor ke kedubes. Mereka menyarankan saya datang sendiri ke kedubes untuk mengembalikan paspor, atau sila kirim kembali ke Denpasar biar staf disana yang akan mengirim ke Jakarta.

To be perfectly honest, saya tidak percaya lagi dengan hitungan waktu kerja di Denpasar. Jam buka yang tidak fleksibel membuat saya ketar-ketir kalau harus berurusan lagi dengan mereka. Bisa-bisa visa baru sampai di tangan 2 minggu kemudian.

Mau tidak mau, saya merepotkan beberapa teman di Jakarta yang bersedia mengembalikan dan mengambil paspor saya kembali. Seriously, it takes much more time, effort, and money! Tapi mau bagaimana lagi, beginilah nasib anak Palembang yang apply di Denpasar, tapi semua tanggung jawab dan urusan ada di Jakarta.

Catatan:

Kalau ada yang tanya beda izin tinggal dan visa itu apa, begini penjelasannya! Jadi izin tinggal itu dikeluarkan oleh imigrasi Norwegia, sementara visa dikeluarkan oleh Kedubes Norwegia. Visa baru bisa dikeluarkan kalau kedubes menerima keputusan dari Norwegia bahwa izin tinggal sudah granted. Visa dicetak sebagai alat masuk Schengen Area, sementara keputusan izin tinggal dari UDI digunakan untuk membuat ID card setibanya di Norwegia.

Setelah izin tinggal disetujui oleh UDI, lalu kebetulan host family juga sudah membelikan tiket dan tahu kapan akan tiba di Norwegia, ada baiknya segera booking janji biometrik di kantor polisi terdekat. Normalnya, au pair bisa membuat janji temu maksimal 7 hari setelah tiba di Norwegia. Tapi karena kantor polisi sering penuh, booking in advance sangat dianjurkan agar kartu ID kita cepat selesai. Proses booking janji temu bisa dilakukan melalui aplikasi portal yang sebelumnya digunakan saat membuat aplikasi ( https://selfservice.udi.no/ ).

UPDATE!

Per tanggal 1 Januari 2018, biaya aplikasi izin tinggal jangka panjang ke Norwegia naik jadi 5300 NOK (>9 juta) yang sepenuhnya merupakan kewajiban au pair. Kalau memang ingin jadi au pair di Norwegia, coba tunggu hingga Oktober 2018. Setiap satu atau dua tahun sekali, biasanya pemerintah Norwegia akan menaikkan pocket money au pair sebanding dengan biaya aplikasi. Siapa tahu kan, akhir tahun ini duit saku au pair di Norwegia bisa naik jadi 7000 NOK (sebelum pajak).

Wednesday, June 10, 2020

Tips Visa Bekerja dan Berlibur Australia|Fashion Style

Beberapa hari belakangan ini saya sedang sibuk-sibuknya mencari info mendapatkan visa subclass 462 Australia. Satu keluarga di Orange, NSW, tertarik memperkerjakan saya sebagai au pair untuk mengasuh anak-anak mereka selama satu tahun.

Dengan akomodasi, makan, dan biaya telepon ditanggung, tentunya tawaran ini tidak saya tolak dong. Makanya saya langsung cari-cari informasi mengenai visa ini di internet. Namun sayangnya, karena persyaratan visa yang agak rewel, saya batalkan tawaran dengan mereka.

Sebelum membahas syarat-syarat mendapatkan visa ini, saya bahas dulu apa yang bisa lakukan kalau seandainya visa kita granted dari pihak kedutaan.

1. Masuk ke Australia setiap saat (multiple entry) dalam waktu 12 bulan dari tanggal pemberian visa.

2. Kita bisa tinggal selama 12 bulan dihitung dari tanggal pertama kali kita masuk Australia.

3. Hanya boleh bekerja selama 6 bulan pada satu perusahaan/majikan.

4. Belajar sampai dengan 4 bulan.

Nah, orang Indonesia yang tertarik bekerja di Australia bisa mengajukan aplikasi visa ini. Kerja apa dong? Ya kerja apa saja. Bisa bekerja part time atau kasual, seperti retail atau menjual makanan.

Kita juga boleh mengajukan aplikasi visa ini tanpa harus dapat tawaran pekerjaan dulu saat di Indonesia. Ada banyak lowongan pekerjaan yang bisa kita dapatkan saat tiba di Australia. Namun sebaiknya kita sudah mempunyai tawaran pekerjaan sebelum tiba di Australia karena untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan tentunya gampang-gampang susah.

Saya sudah mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai pengasuh bayi dengan akomodasi dan makan ditanggung keluarga sebelum masuk ke Australia. Namun karena menurut saya persyaratan untuk mengajukan aplikasi visa ini tergolong ribet, makanya saya batalkan menerima pekerjaan itu. Apalagi saya tinggal di Palembang yang notabene harus bolak-balik Jakarta untuk mengurus visa, tentunya banyak biaya yang harus dikeluarkan.

Sebelum mengajukan visa di kedutaan, kita harus melampirkan Letter of Recommendation dari ke imigrasi dulu. Jadi hal pertama yang kita lakukan adalah mengajukan aplikasi untuk meminta surat dukungan yang informasinya bisa didapat melalui http://www.imigrasi.go.id

Berkas persyaratan yang harus dilampirkan:

1. Form identitas yang bisa di-download di sini

2. KTP

3. Akte Kelahiran

4. Paspor yang masih berlaku minimal 12 bulan

5. Ijazah perguruan tinggi minimal Diploma III, atau Surat Keterangan sebagai mahasiswa aktif setidaknya 2 tahun, dilengkapi Kartu Mahasiwa (KTM) dari perguruan tinggi bersangkutan.

Visa ini tidak berlaku untuk kamu yang cuma tamatan SMA. Jadi setidaknya, harus menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi selama 2 tahun (4 semester) dulu.

6. Memiliki sertifikat kemampuan berbahasa Inggris IELTS dengan minimal score 4.5 /atau TOEFL Paper Based Test 450 /atauTOEFL Computer Based Test 133 /atauTOEFL Internet Based Test 46 /atauTOEIC 405 dari lembaga yang berwenang /atau lulusan perguruan tinggi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

IELTS yang digunakan adalah General Training bukan Academic. Bedanya apa? Kalau GT dikhususkan untuk keperluan imigrasi, sementara Academic untuk keperluan belajar/sekolah. Sertifikat yang digunakan adalah sertifikat internasional dengan masa berlaku 2 tahun.

7. Surat keterangan/Jaminan Bank atas kepemilikan dana sejumlah AUD$5000 (atau setara 50juta Rupiah).

Saya sarankan untuk 'mempercantik' buku tabungan kamu 3 bulan sebelum mengajukan aplikasi. Surat keterangan yang digunakan biasanya adalah surat dari bank yang mengindikasikan nominal tabungan sejak 3 bulan terakhir. Jadi 3 bulan itu usahakan dana yang tersimpan harus setara dengan 50juta rupiah, harus seimbang, dan stabil.

Sayangnya dana tersebut tidak boleh dari pihak sponsor. Kita benar-benar harus meyakinkan pihak kedutaan Australia kalau kita bisa hidup setidaknya 3 bulan pertama di Australia dengan dana tabungan tersebut atas nama pribadi. Pemerintah Australia agak strict terhadap para migran yang akan datang ke negaranya. Mereka tidak mau menanggung gelandangan yang cuma datang ke negaranya tanpa modal apapun. Makanya modal bahasa Inggris dan dana yang cukup bisa menjadi jaminan kita saat disana.

Banyak juga yang mengakali dengan cara mengendapkan uang orang tua, teman, atau keluarga dulu hanya untuk mengajukan aplikasi. Tapi cara ini bisa dilakukan kalau kamu yakin sudah/langsung mendapatkan pekerjaan saat tiba di Australia. Kalau belum jelas mau kerja apa, saya sarankan memang tiap orang harus mampu menjamin hidupnya dengan AUD$5000 itu.

8. Pas foto terakhir berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar, latar belakang putih.

Setelah semua berkas lengkap, kamu tinggal registrasi online di website http://www.imigrasi.go.id lalu akan ada pengumuman kapan kamu harus datang ke Gedung Rektorat Imigrasi untuk menyerahkan berkas asli dan fotokopi. Menurut informasi yang saya didapat, antara penyerahan berkas lalu proses wawancara dan verifikasi data itu terpisah memakan waktu 5-14 hari kerja. Jadi kita mesti datang ke tempat ini dua kali. Setelah itu kita bisa menunggu pengumumannya di rumah.

Kalau berkas-berkas kita lengkap, tidak ada alasan imigrasi untuk tidak memberikan kita surat rekomendasi. Surat ini nantinya akan dikirimkan melalui email dan dilampirkan saat pengajuan aplikasi visa. Surat ini hanya berlaku satu bulan saat dikeluarkan. Informasi terbaru, per tanggal 1 Juli 2013, pemerintah Australia meningkatkan jumlah kuota penerima visa sebanyak 1000 dari kuota lama yang cuma 100 orang per tahun. Kalau dulu surat rekomendasi ini cuma bisa diajukan tiap tanggal  1 Juli, sekarang kapanpun bisa mengajukan aplikasi visa.

Untuk menyerahkan berkas aplikasi visa, kita tidak perlu datang langsung ke kedutaan. Tapi dapat dikirim melalui pos yang diperantarai oleh AVAC (Australia Visa Application Center) yang informasi lengkapnya bisa langsung dilihat disini . Kita bisa menggunakan layanan antar-jemput berkas yang terpercaya. Ada biaya layanan, logistik, dan biaya visa yang harus kita lampirkan di dalam berkas. Harga visa terbaru adalah US$325 (mulai 1 Juli 2013).

Berkas-berkas yang harus dilampirkan untuk mengajukan visa:

1. Formulir aplikasi (Formulir 1208). Harap dilengkapi dan ditanda tangan

2. Biaya aplikasi visa (Bukti Cek/Giro)

3. Fotokopi dari paspor (halaman biodata, perubahan/tambahan-jika ada, halaman visa dan

cap imigrasi) yang masih berlaku paling tidak 12 bulan dan pasport lama (jika ada)

4. 1 lembar foto anda ukuran foto paspor yang terbaru.

5. Surat dari dukungan dari Direktorat Jenderal Imigrasi

6. Bukti keuangan yang cukup untuk memberikan dukungan untuk anda-biasanya paling tidak AUD $5000 untuk memberikan dukungan awal dari liburan. (Bukti yang dapat kamu lampirkan adalah rekening koran 3 bulan terakhir yang sudah di legalisir.)

7. Bukti mempunyai kualifikasi perguruan tinggi, atau sudah menyelesaikan paling tidak 2 tahun dari pendidikan universitas (bisa dibuktikan dengan fotokopi ijazah/surat keterangan dari kampus).

8. Bukti mempunyai Bahasa Inggris yang baik yang dinilai dari tes Bahasa Inggris dan setidaknya harus mendapatkan nilai ”fungsionil" (bisa dibuktikan dengan fotokopi sertifikat internasional).

9. Melakukan test rontgen di salah satu panel radiologist. Mereka akan mengirimkan hasilnya langsung ke bagian kedutaan. Daftar radiologis yang ditunjuk pihak kedutaan Australia bisa dilihat disini.

(Sebelum mengajukan aplikasi visa, sebaiknya kita mendatangi salah satu rumah sakit yang ditunjuk untuk tes rontgen. Biasanya tes-nya hanya rontgen dada yang biayanya bervariari dari 350-750ribu. Nanti pihak rumah sakit akan mengirimkan hasilnya langsung ke kedutaan dan kita hanya perlu melampirkan (mungkin sejenis) kuitansi pembayaran tes saja.)

Setelah jadi, visa ini tidak akan menempel seperti stiker di paspor kita. Tapi hanya sebuah surat yang nantinya kita bawa saat masuk imigrasi Australia di bandara. Kedutaan Australia sudah mengganti stiker visa dengan e-visa yang cukup diproses melalui komputer pihak imigrasi Australia.

Syarat lain untuk keperluan visa subclass 462 bisa kamu lihat di website -nya. Salah satu yang harus kita beli adalah asuransi perjalanan/kesehatan selama satu tahun (tidak dilampirkan saat pengajuan visa). Asuransi ini bisa kita beli di Indonesia atau saat tiba di Australia. Tentunya kalau akan membeli dari Indonesia, kita harus melihat apakah asuransi tersebut dapat digunakan di Australia dan nilai pertanggungan jiwa yang sesuai. Biaya pengobatan di Australia sangat mahal, sehingga setiap migran yang datang harus bisa menanggung biaya rumah sakit sendiri. Sebagai gambaran, untuk asuransi perjalanan selama satu tahun di Australia bisa kita beli seharga kurang lebih AUD$318 saat tiba di Australia.

Bagaimana, tertarik bekerja di Australia dan mendapatkan gaji $5-30 per jam? Oh ya, gaji ini nantinya juga akan dikenakan pajak mingguan. Di luar pajak, bagi kamu yang tertarik mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri, visa ini dapat membantu menuju gerbang ke negeri kangguru.

Thursday, May 21, 2020

Tips Visa dan Izin Tinggal (Residence Permit), Apa Bedanya?|Fashion Style

Saya sering kali mendapatkan pertanyaan seputar visa dan izin tinggal di Eropa yang herannya, masih banyak au pair ternyata belum mengerti pengertian dan fungsi keduanya untuk apa. Bahkan ada banyak yang bingung dan menukarbalikan fungsi dari Visa dan Izin Tinggal.

Agar lebih tahu fungsi dokumen tersebut, mari kita pahami dulu apa makna keduanya. Menurut Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia, visa adalah sebuah dokumen izin masuk seseorang ke suatu negara yang bisa diperoleh di kedutaan dimana negara tersebut mempunyai Konsulat Jenderal atau kedutaan asing. Visa adalah tanda bukti ‘boleh berkunjung’ yang diberikan pada penduduk suatu negara jika memasuki wilayah negara lain yang mempersyaratkan adanya izin masuk.

Sementara Izin Tinggal Terbatas (temporary residence permit) adalah kartu yang diberikan kepada Warga Negara Asing yang akan tinggal di Eropa untuk beberapa bulan. Jangka waktu tersebut dari 6 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun, dan dapat diperpanjang. Pemegang kartu ini tidak perlu memperpanjang Visa mereka setiap bulan.

Sudah paham sampai sini? Bahasa simpelnya, Visa itu adalah kunci kamu masuk Eropa yang biasanya berupa stiker yang ditempelkan di paspor, sementara Izin Tinggal adalah KTP yang menjelaskan kamu adalah penduduk sementara Eropa.

Tipe Visa umumnya ada three;

1. Visa turis Schengen tipe C

2. Visa jangka pendek selama ninety hari

3. Visa jangka panjang tipe D (> 90 hari)

Kalau kamu ingin ke Eropa dan daftar aplikasi au pair dari Indonesia, maka kamu perlu Visa sebagai kunci masuk Eropa. Sebagai au pair, nantinya kita akan mendapatkan Visa Jangka Panjang Tipe D yang berlaku tergantung keputusan imigrasi setempat. Ada yang 25 hari, 30 hari, one hundred eighty hingga 365 hari.

Visa Jangka Panjang Tipe D Belgia yang berlaku selama 365 hari

Visa Jangka Panjang Tipe D ini menunjukkan bahwa kita akan tinggal di Eropa selama lebih dari 3 bulan. Tidak cukup dengan Visa saja, setelah tiba di negara tujuan, kita harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Izin Tinggal Sementara (Temporary Resident Permit). Berbeda dengan Visa yang fungsinya sebagai kunci masuk,Permit ini fungsinya lebih sakti karena kita sudah terdaftar sebagai penduduk setempat yang mendapatkan fasilitas hampir sama dengan warga negara asli.

Kartu tanda penduduk sementara au pair di Denmark yang masa berlakunya disesuaikan dengan masa kontrak kerja

FAQ:

Lanjut ke beberapa pertanyaan yang sering kali masuk ke saya, silakan cek di bawah ini karena siapa tahu bisa menambah pengetahuan dan menemukan jawaban yang selama ini dicari.

1. Apa beda Visa Schengen Tipe C dan Visa Jangka Panjang Tipe D?

Tipe C itu hanya diberikan bagi turis atau kunjungan lain yang kurang dari 90 hari. Artinya si pengunjung tidak bermaksud tinggal lebih lama di Schengen Area. Sementara Tipe D diperuntukkan bagi orang yang tujuannya tinggal lebih dari 90 hari di satu negara Schengen Area, contohnya sekolah, au pair, atau bekerja.

2. Saya sudah di Eropa, sudah mendapat Izin Tinggal dari Denmark. Bisakah saya jalan-jalan ke Italia atau Belanda langsung? Perlukah apply visa lagi?

Bisa langsung saja kesana dan tidak perlu apply visa lagi. Pemegang kartu izin tinggal salah satu negara di Schengen Area bisa sebebasnya jalan-jalan ke 26 negara Schengen.

Ibaratnya saja Schengen Area itu adalah sebuah rumah yang memiliki 26 bilik. Kamu sudah punya kunci masuknya, sudah di dalam rumah, sudah jadi penghuni rumah tersebut. Apakah masih perlu kunci masuk dari dapur ke kamar mandi? Tidak, karena setiap bilik memiliki kesatuan di satu rumah.

Namun, meskipun sudah punya kartu izin tinggal dan ingin jalan-jalan keliling negara Schengen, tetap jangan lupa bawa paspor.

Three. Saya sekarang tinggal di Belanda, ingin jadi au pair ke Prancis, apakah harus buat visa lagi kalau ingin jadi au pair disana?

Tidak perlu. Silakan saja pindah dari Belanda ke Prancis tanpa harus buat Visa baru. Mengapa, karena kamu adalah penduduk sementara Belanda dan memiliki Izin Tinggal yang berlaku.

Yang perlu kamu buat itu sebetulnya Residence Permit baru. Kamu sudah di Belanda, ingin jadi au pair di Prancis, maka dokumen yang kamu tujukan tujuannya untuk mendapatkan permit tinggal di Prancis, bukan lagi Visa Prancis.

4. Saya memiliki Izin Tinggal Denmark selama 2 tahun, tapi tidak cocok dengan host family-nya. Ingin pindah ke Jerman langsung, apakah memungkinkan? Apakah bisa langsung kesana tanpa harus punya permit Jerman dulu?

Jadi sebetulnya, kalau ingin menuruti regulasi resmi dari imigrasi, your residence permit belongs to your host family. Artinya, kalau kamu sudah tidak tinggal di rumah itu lagi, kamu harus mengembalikan kartu Izin Tinggal ke balai kota. Namun, banyak au pair yang tidak mengembalikan kartu ini dan disimpan saja saat masa berlakunya masih lama.

Namun, dari pengalaman dan banyak informasi yang saya baca, kamu boleh saja tinggal di Jerman menggunakan permit dari negara Schengen lainnya. Seperti yang saya ibaratkan tadi, saat kamu sudah berhasil masuk Eropa dan jadi penghuni di salah satu negaranya, akses tinggal di negara tetangga juga lebih mudah.

Di Norwegia atau Denmark contohnya, kamu boleh apply residence permit au pair langsung disana kalau kamu sudah memiliki kartu Izin Tinggal salah satu negara Schengen. Salah satu teman saya, kabur ke Jerman saat masih membawa permit au pair Belgia yang masa belakunya masih panjang. Di Jerman, doi baru mengurus dokumen baru untuk mengurus kependudukannya.

Ada lagi cerita teman lain yang kabur ke Belanda menggunakan permit au pair Belgia. Tidak hanya tinggal, teman saya ini juga cari black job sebagai nanny yang gajinya €1000/bulan. Doi tinggal di Belanda sampai permit Belgianya akan habis, lalu kembali lagi ke Belgia untuk daftar kuliah. Possible? Tentu saja!

5. Kak, saya punya Visa masuk Belgia yang masa berlakunya 12 bulan. Kemarin punya juga Izin Tinggal, tapi sudah dicabut host family dan sekarang tidak punya KTP Belgia lagi. Apakah saya betul-betul harus pulang?

Tidak!

Even your residence permit belongs to your host family, tapi Visa Belgia kamu juga adalah kunci keluar masuk Schengen Area yang bisa kamu gunakan selama 12 bulan — meski tanpa residence permit. Jadi kalau kartu Izin Tinggal kamu ditarik atau sama sekali belum memegang, jangan panik!

Di Belgia sistemnya "2 weeks out". Jadi kalau dalam waktu 2 minggu tersebut kamu belum juga dapat family baru, regulasi imigrasi Belgia memaksa kamu untuk keluar dari negara mereka a.k.a pulang. Kamu tidak harus pulang ke Indonesia kalau belum mau. Silakan cari keluarga di negara baru, langsung pindah kesana, dan apply langsung di negara tersebut. Denmark dan Norwegia adalah salah 2 negara yang memungkinkan calon au pair apply residence permit langsung disana.

6.  Nin, tiap negara kan beda-beda peraturan, bukankah kita tidak bisa menganggap semua negara Schengen punya regulasi yang sama?

Betul. Makanya, sebelum mengatakan bahwa pindah-pindah negara Schengen itu mudah, kamu tetap harus mengecek dulu semua regulasi yang berlaku di situs imigrasi negara tujuan. Contohnya, kamu sudah punya Izin Tinggal Jerman, namun ingin jadi au pair Swiss, apakah memungkinkan? Bisa jadi tidak. Mengapa, karena sesuai peraturannya yang ketat, Swiss hampir menutup rapat aplikasi au pair untuk warga non-EU. Jadi meskipun kamu punya Izin Tinggal dari Jerman, namun kewarganegaraan kita punya imbas yang besar pula.

7. Kak, saya sekarang masih tinggal di Austria, ingin lanjut au pair ke Prancis. Apakah boleh submit aplikasinya langsung di Austria tanpa pulang dulu?

Tentu saja! Syarat apply di negara-bukan-asal-au pair biasanya lebih mudah ketimbang di Indonesia. Yang pertama, tentu saja kita bebas Visa untuk masuk — karena sudah berada di Schengen Area. Yang kedua, beberapa syarat biasanya tidak diterapkan kalau kita apply bukan di negara asli. Contohnya, kalau daftar di Indonesia, ada kemungkinan kamu harus legalisasi sana-sini dulu sebagai kelengkapan dokumen. Sementara kalau apply di luar Indonesia, syarat tersebut tidak berlaku. Yang ketiga tentu saja soal biaya transportasi (jika harus bayar sendiri) yang jauh lebih murah kalau harus terbang sekitaran Eropa.

Kamu tinggal datang ke konsulet jenderal atau kedutaan besar negara tujuan, masukkan aplikasi au pair, lalu tinggal tunggu keputusan. Selagi menunggu keputusan, kamu juga bisa berkenalan dan mengunjungi dulu calon keluarga angkat yang akan tinggal bersama kamu nantinya. Banyak juga au pair yang bahkan langsung pindah ke rumah keluarga angkat, sekalian menunggu keputusan tentang permit mereka.

Lebih mudah kan?

8. Nin, sekarang saya punya Visa Denmark selama 6 bulan, tapi belum dapat kartu Izin Tinggal karena sudah angkat kaki duluan dari rumah host family. Apakah boleh cari keluarga lain di negara berbeda dan pindah langsung kesana?

Untuk pertanyaan ini, silakan kamu lihat dulu regulasi au pair di negara yang kamu tuju. Beberapa negara ada yang memperbolehkan kamu langsung apply di negaranya jika termasuk golongan yang bebas Visa (karena sudah ada) dan memiliki tempat tinggal.

Kalau menurut saya, Visa fungsinya tidak sesakti kartu Izin Tinggal. Jadi kalau kamu hanya punya Visa, saran saya ada 2;

1. Tetap cari keluarga pengganti di negara tersebut

2. Jadi nanny lepas selama masa berlaku Visa

Teman saya punya pengalaman di Denmark saat dia harus di-kick out dari sana kurang dari 1 bulan saja. Karena belum punya kartu Izin Tinggal dan trauma tinggal di Denmark, akhirnya teman saya ini cari keluarga baru di luar Denmark. Baru 5 hari, doi sudah dapat tawaran jadi au pair selama 4 bulan di Swedia. Tak pikir panjang, langsung diterimanya. Namun jatuhnya seperti di bawah tangan karena mereka tidak tanda tangan surat kontrak dan teman saya ini harus pulang sebelum masa Visanya habis.

9. Punya Visa/Izin Tinggal yang masih berlaku dari Swedia, tapi niat pulang dari Schiphol di Amsterdam, apakah memungkinkan? Saya dengar kalau imigrasi sana sangat ketat.

Boleh. Bisa dari mana saja. Kamu tidak perlu pulang dari negara dimana kamu tinggal sebelumnya. Cukup menuju konter imigrasi dan menunjukkan paspor. Pengalaman saya selama ini, keluar area Schengen tidak pernah dipersulit asal Visa/Izin Tinggal kita belum habis. Meskipun petugas imigrasi ada yang terlalu strict, tapi kalau sudah menyangkut au pair, tidak akan ada masalah. Mereka sudah tahu au pair itu apa dan paham kalau kita masuk ke Eropa atas dasar izin tinggal yang legal.

Teman saya dapat Visa Tipe D dari Denmark, tidak mengantongi Izin Tinggal, pulang melenggang saja dari Swedia. Tidak ada pertanyaan apa-apa dan aman.

10. Saya lagi jalan-jalan di Eropa pakai visa turis three bulan, bolehkah langsung mendaftar jadi au pair disini?

Tidak bisa, karena kamu ke Eropa pakai visa kunjungan jangka pendek yang sebetulnya tidak bisa diperpanjang. Kalau ingin jadi au pair, sebaiknya pulang saja dulu ke Indonesia dan daftar ulang disana.

That's a wrap! Postingan kali ini memang saya dedikasikan untuk izin tinggal au pair, namun kurang lebih sama juga berlakunya untuk tujuan jenis lain; seperti berkuliah. Semoga membantu dan silakan tinggalkan komen di bawah kalau masih ada yang ingin ditanyakan seputar kedua dokumen au pair ini.

Wednesday, May 20, 2020

Tips Ke Rusia 72 Jam Tanpa Visa|Fashion Style

Akhirnya salah satu resolusi hidup saya bisa terwujudkan lagi di tahun ini; mengunjungi minimal 30 negara sebelum usia 30 tahun! Setelah sempat gonta-ganti itinerary, saya dan seorang teman mantap akan berlibur ke Rusia saat liburan Paskah. Negara ini juga yang menggenapkan kunjungan saya sebagai negara ke-30.

Dua tahun lalu saya sebetulnya sudah berniat sekali ingin ke Rusia, tapi karena urusan visanya yang lebih ribet diurus di Eropa, jadinya masih masuk dalam bucket list dulu. Dengar cerita kalau bisa ke Rusia tanpa visa, saya mulai mencari informasinya dari tahun lalu. Kalau kalian tinggal atau sedang jalan-jalan ke Eropa menggunakan visa Schengen yang berlaku, ada cara mengunjungi Rusia tanpa perlu apply visa terlebih dahulu.

Caranya hanya satu, menggunakan kapal feri Princess Anastasia milik perusahaan MOBY St. Peter Line yang menuju St. Petersburg dari Helsinki, Tallinn, atau Stockholm. Keuntungannya, kita bisa jalan-jalan di Rusia maksimum selama 72 jam tanpa urus visa. Tidak lama memang, tapi lumayan juga karena bisa menikmati arsitektur megah ala Rusia dan kulinernya yang wajib coba!

Saya memesan langsung tiket feri via situs resmi St. Peter Linedari Helsinki karena jadwalnya yang lebih sering, fleksibel, dan murah. Dari Oslo juga tiket pesawat ke Helsinki lebih murah ketimbang menuju Tallinn. Sementara dari Stockholm, waktu yang diperlukan kapal berlayar akan sangat panjang.

Saat masuk ke laman pemesanan, kita bisa langsung memilih jenis kabin, fasilitas, serta kegiatan tur apa yang diinginkan. Karena hanya berlayar selama 12-14 jam, saya hanya memesan kabin dengan kasur twins tanpa jendela untuk pulang pergi seharga €171. Kabin paling murah saat sedang promo totalnya seharga €150 untuk jenis bunk bed.

Untuk menikmati bebas visa ini juga, penumpang yang berlayar menggunakan kapal diwajibkan memesan city bus tour dari pelabuhan menuju pusat kota. Namun tenang saja, biaya shuttle bus ini akan otomatis dimasukkan ke dalam nota belanjaan saat pemesanan dan tidak dapat dihapus. Sebetulnya bus ini hanya transportasi yang memudahkan penumpang menuju pusat kota. Biaya yang tertulis untuk shuttle bus sebesar €25 per orang, namun setelah saya hitung lagi, sebetulnya yang dibayarkan kurang dari itu. Jadi saya juga tidak mengerti bagaimana pihak MOBY menghitung belanjaan ini.

That's all! Saya tidak menambahkan fasilitas atau kegiatan apapun kecuali memesan kabin. Meskipun informasi yang tertulis di situs, penumpang harus memesan kamar hotel yang bekerja sama dengan MOBY St. Peter Line, namun kita tidak perlu memesan kamar dari mereka.

Selesai memesan, saya hanya mendapatkan email konfirmasi berikut. Tidak ada keterangan apapun selain konfirmasi kabin dan tanggal keberangkatan.

Dari Helsinki, kapal akan berangkat dari pelabuhan di Terminal 2. Untuk menuju pusat kota dari bandara Vantaa pun sangat mudah, hanya perlu menggunakan kereta ke arah Stasiun Utama Helsinki dan lanjut menggunakan tram nomor 7 dengan tiket sebesar €5 sekali jalan.

Saat kami sampai di pelabuhan, kapal Princess Anastasia yang berwarna-warni terparkir kokoh. Pukul menunjukkan setengah 3 siang dan beberapa orang penumpang terlihat sudah mengantri di depan konter check-in.

Check-in sebetulnya baru akan dibuka 4 jam sebelum keberangkatan. Kapal akan berangkat dari pelabuhan jam 7 malam, artinya penumpang diberikan waktu check-in dari pukul 3-6.30 sore. Masih terlihat sepi, kami jadinya ikut saja mengantri. Proses di konter berjalan sangat mulus dan kami hanya perlu menyerahkan bukti konfirmasi pemesanan kabin, bukti pemesanan hotel di Rusia, serta paspor. Selanjutnya, penumpang akan diberikan 3 lembar kartu yang mesti disimpan sampai tiba di Rusia.

Boarding Card berfungsi juga sebagai kunci kabin yang harus disimpan sampai keluar kapal. Lalu Arrival Card berguna untuk dilampirkan saat masuk imigrasi Rusia, dan Departure Card saat keluar Rusia. Kami diharuskan check-in lagi nantinya untuk mendapatkan boarding card dan kabin baru.

Selesai check-in, kami langsung dipersilakan menuju kapal. Lagi-lagi proses imigrasi keluar Finlandia berjalan dengan lancar hingga kami bisa langsung istirahat di kabin. Beginilah penampakkan kabin di Deck 6 dengan kasur twins.

Bagi yang punya klaustrofobia, mungkin memilih kabin ini bisa jadi mimpi buruk. Ruangannya begitu kecil hanya berluas nine meter persegi, tanpa jendela, dan sangat pengap saat pertama kali kami masuk. Namun bagi kami, ruangannya sangat lumayan untuk beristirahat selama 14 jam saja. Lantainya memang tidak terlalu bersih, namun sprei dan handuknya sangat bersih dan terlihat diganti secara berkala. Tersedia pula tombol pengaturan suhu ruangan jika dinilai terlalu pengap atau dingin.

Menurut informasi dari teman yang pernah berlayar menggunakan feri ke Kiehl dari Oslo, katanya kapal Rusia ini miskin hiburan. Tidak terlalu banyak ruangan yang bisa dieksplor hingga terkesan membosankan. Tempat makan tersedia di Deck 5, sementara kafe dan bar tersedia di Deck 7. Toko duty free juga tersedia di Deck 6 dan baru akan dibuka saat kapal mulai berlayar.

Esok paginya, kapal akan berlabuh di St. Petersburg pukul 9 pagi dan semua penumpang diwajibkan meninggalkan kapal menuju akomodasi yang sudah dipesan. Selesai melewati imigrasi Rusia, penumpang harus mengantri shuttle bus di luar pintu masuk terminal. Tidak ada yang perlu dilampirkan saat naik ke bus, namun hanya menyebutkan dimana kita akan berhenti. Kalau hotel yang dipesan berada di pusat kota, katakan saja "city center" ke sopir bus yang mengatur arus penumpang.

Shuttle bus pertama dari pelabuhan akan berangkat pukul 9.30 pagi dan hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai pusat kota. Bus menuju pusat kota akan menurunkan penumpang di St. Isaac Square dan akan mengambil penumpang kembali di tempat yang sama. Bus terakhir dari St. Isaac Square menuju pelabuhan pukul 5 sore dari Senin-Sabtu dan 4.30 sore di hari Minggu.

Dobro pozhalovat' v rossiyu! Selamat datang di Rusia!

TOP TIPS:

Meskipun kelihatannya banyak proses berjalan dengan sangat lancar selama perjalanan, namun saya ingin memberikan beberapa tips lain yang mungkin akan sangat berguna bagi kalian yang ingin travelling ke Rusia menggunakan cara yang sama!

1. Meskipun informasi di situs MOBY St. Peter Line mewajibkan penumpang memesan kamar hotel lewat situs mereka, namun kita bisa memesan sendiri lewat situs apapun. Saya memesan sendiri kamar hotel di daerah Admiralteyskaya lewat Booking.com dan sama sekali tidak ada masalah. Yang paling penting, penumpang wajib memiliki konfirmasi penginapan di Rusia untuk disertakan saat check-in.

2. Untuk menghindari antrian panjang penumpang, datanglah ke Terminal 2 Helsinki 30 menit sebelum konter check-in dibuka, seperti yang kami lakukan. Selain bisa langsung menuju ke kabin, kita akan memiliki banyak waktu mengitari isi kapal sebelum dipenuhi penumpang lain.

3. Toko duty free di dalam kapal menyediakan beberapa jenis aksesoris, kosmetik, snack, alkohol, dan minuman ringan yang lumayan murah. Toko baru dibuka sekitar jam 7 malam dan sangat tidak disarankan membeli apapun 2-3 jam setelah toko dibuka. Toko akan sangat penuh oleh penumpang dan kurang nyaman untuk bertransaksi. Liburan kami bertepatan dengan libur Paskah yang otomatis isi kapal banyak dipenuhi anak-anak muda yang ingin pesta alkohol murah.

4. Meskipun restoran di atas kapal menyediakan banyak menu, namun sangat disarankan juga membeli makanan di luar jika tidak ingin membuang uang di kapal. Penumpang tidak diperkenankan membawa ketel listrik, sehingga kalau ingin menyeduh mie, bisa membeli atau meminta air panas di restoran. Pilihan lainnya, bisa memesan sarapan dan dinner di atas kapal saat kita memesan kabin.

Five. Kapal dari Helsinki akan berlabuh di St. Petersburg sekitar pukul 9 pagi dan SANGAT DISARANKAN untuk tidak keluar kapal sebelum pukul eleven.30!! Kami keluar dari kapal sekitar pukul 10 pagi dan sangat kaget dengan antrian masuk imigrasi yang panjangnya luar biasa. Kami hanya bisa berdiri sampai akhirnya baru bisa keluar terminal pukul 12.30 siang!

6. Petugas imigrasi Rusia sangat strict dengan paspor non-EU dan saya harus tertahan selama 10 menit di depan konter. Sementara teman saya yang berpaspor EU, hanya perlu 2 menit saja. Kejadian ini tidak hanya menimpa saya sendiri. Beberapa orang berparas India, Arab, dan kulit hitam juga harus berdiri cukup lama sebelum akhirnya bisa mendapat cap masuk dan kartu kedatangan.

7. Shuttle bus yang dikelola MOBY St. Peter Line akan menurunkan penumpang terlebih dahulu di dua hotel yang bekerja sama dengan mereka, sebelum akhirnya berhenti di pusat kota, tepatnya di St. Isaac Square. Dibandingkan memilih hotel-hotel rekomendasi MOBY, kita bisa memilih sendiri hotel di sekitaran area Admiralteyskaya tak jauh dari pusat kota dan main attractions.

8. Saat pulang menuju pelabuhan dari St. Isaac Square, kami sepakat mengambil bus pukul 4.30 sore. Lagi-lagi kami kaget saat antrian masuk ke terminal sudah panjang melingkar seperti ular. Mulai mengantri pukul 5 sore, kami baru bisa masuk terminal satu jam kemudian. Itu pun mesti mengantri keluar imigrasi Rusia lagi yang panjangnya bukan main. Akhirnya, kami baru bisa tiba di kapal pukul 7 malam! Kalau tidak ingin bernasib sama, tibalah di bandara sekitar pukul 2.30 atau 3 sore sekalian check-in tanpa harus menunggu penumpang lain dulu.

9. Bagi yang ingin menikmati Rusia lebih lama, disarankan apply visa saja. Namun, ada beberapa penumpang yang tidak hanya stay di St. Petersburg, tapi juga sekalian Moskow. Dari Saint Peterseburg, mereka mengambil kereta malam selama 8 jam untuk tiba di Moskow. Lalu di hari berikutnya, kembali lagi ke St. Petersburg untuk bergabung bersama penumpang lainnya kembali ke Eropa.

10. Yang sedang jalan-jalan ke Eropa dan berminat ke Rusia, disarankan menyisihkan waktu setidaknya 5 hari penuh termasuk pulang dan pergi dari Helsinki. Visa Schengen juga wajib masih berlaku saat akan kembali ke Helsinki.

11. Karena di atas kapal sangat miskin hiburan, bawalah beberapa buku bacaan atau film pre-unduh untuk ditonton. Internet di kapal juga sangat terbatas dan mahal dengan biaya sekitar ?7 selama 60 menit.

12. Bingung harus kemana selama 72 jam di St. Petersburg? Baaca tulisan disini !

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat buat kalian yang ingin ke Rusia tanpa mesti urus visa lebih dahulu. Overall, jalan-jalan ke Rusia hanya pakai feri is definitely worth it!

Tuesday, May 12, 2020

Tips Mengurus 'Study Permit' untuk Kuliah di Norwegia|Fashion Style

Sebagai informasi pendahuluan, saat ini saya sudah tinggal di Norwegia dan harus mengganti au pair permit yang hampir habis ke study permit. Karena sudah berada di wilayah Schengen, saya tidak perlu lagi visa seperti halnya teman-teman yang masih berada di Indonesia. Bagi yang bingung apa beda residence permit dan visa, bisa dibaca dulu di sini . Walaupun begitu, persyaratan yang diberlakukan sama saja dengan mahasiswa non-EU lain pada umumnya.

Bagi yang tinggal di Indonesia, permohonan aplikasi study permit dan visa Norwegia bisa diantarkan langsung ke VFS Jakarta. Yang tinggal di Norwegia, aplikasi diantarkan ke kantor polisi terdekat di kotamadya dimana kita tinggal.  Pemohon dapat menyerahkan aplikasinya langsung di Norwegia apabila memiliki residence permit sebagai high skilled workers atau pernah tinggal di sini selama 9 bulan terakhir. Sementara bagi yang tinggal di luar Indonesia dan Norwegia bisa menghubungi kedutaan besar Norwegia setempat.

FYI, study permit yang akan saya ajukan disini adalah permit untuk belajar di perguruan tinggi semisal universitas atau university college ya, bukan bible school atau high school. Sebelum mempersiapkan semua dokumen, berikut syarat utama untuk mengajukan study permit:

1. Membayar biaya aplikasi sebesar NOK 5300 (2019)*.

2. Sudah diterima sebagai mahasiswa full-time di institusi perguruan tinggi di Norwegia.

3. Memiliki bukti finansial sebesar NOK 121.200 (2019) yang bisa berupa dana beasiswa, pinjaman dari pemerintah Norwegia (LÃ¥nekassen), uang tabungan atas nama pribadi yang tersimpan di rekening bank Norwegia atau deposit di perguruan tinggi, atau bisa juga gabungan dari semua sumber dana yang telah disebutkan. Kalau pemohon sudah dapat job offer dari employer di Norwegia, jumlah gaji yang akan diberikan boleh ikut disertakan sebagai bukti sumber dana.

Four. Kalau harus membayar uang kuliah, kita juga diwajibkan memiliki dana tersebut di luar jumlah minimal finansial di atas.

Five. Wajib memiliki tempat tinggal di Norwegia.

6. Keadaan negara asal memungkinkan kita kembali setelah masa studi usai.

Setelah yakin bisa memenuhi semua persyaratan di atas, hal yang kita harus lakukan pertama kali adalah mengisi formulir dan membayar biaya aplikasi lewat Application portal . Mengapa harus isi dan bayar dulu, karena kita membutuhkan bukti nota pembayaran dan cover letter sebagai syarat kelengkapan dokumen.

Persyaratan kelengkapan dokumen saat mengajukan first time application:

1. Paspor dan fotokopi semua isi halaman yang berisi records diri dan stempel.

Karena tinggal di Norwegia, saya hanya perlu menunjukkan paspor ke petugas di kantor polisi dan menyerahkan fotokopiannya saja. Sementara bagi yang tinggal di luar Norwegia, harus menyerahkan dua dokumen di atas.

2. Cover letter dari Application portal yang sudah ditandatangani.

Setelah mendaftarkan diri dan membayar biaya aplikasi di Application portal, kita akan menerima 2attachments dokumen berupa nota pembayaran dan cover letter lewat email. Cover letter ini harus dicetak dan ditandatangani.

Three. Dua lembar foto terbaru ukuran paspor dengan latar belakang putih.

4. Surat pernyataan diterima (LoA) kuliah full-timedari institusi perguruan tinggi di Norwegia yang berisi nama, program studi, strata yang diambil, dan berapa lama masa belajar.

Untuk surat ini, saya harus minta salinan lagi ke bagian administrasi kampus karena LoA yang saya terima kemarin hanya berisi nama dan application studi. Mungkin karena tinggal di Norwegia, maka LoA yang dikirimkan hanya berisi notifikasi yang tidak dijelaskan secara rinci.

5. Dokumentasi keuangan bahwa kita memiliki dana sebesar NOK 121.200 atas nama pribadi.

Kita bisa melampirkan salah satu atau lebih sumber dana ini sebagai kombinasi:

- Dokumentasi bahwa kita mendapatkan beasiswa, hibah, atau pinjaman dari pemerintah Norwegia (L?Nekassen).

- Kontrak kerja paruh waktu dari employer di Norwegia yang menyatakan lama kontrak, waktu kerja per minggu/bulan, serta gaji yang akan didapat.

- Bank statement dari akun bank di Norwegia atau surat pernyataan terkait deposito yang kita serahkan ke pihak kampus. Untuk deposito ini, kita bisa pinjam dulu dari keluarga atau teman, lalu uangnya disetorkan ke rekening kampus sebagai syarat administrasi mendapatkan visa.

Baca di sini untuk tahu bagaimana saya memenuhi persyaratan ini tanpa beasiswa atau dana orang tua!

6. Dokumentasi bahwa kita sudah (terjamin) memiliki tempat tinggal di Norwegia.

Ini penting sekali karena cari tempat tinggal yang affordablebagi pelajar internasional di Norwegia itu susah! Daripada sesampainya di Norwegia bingung ingin tinggal dimana, sebaiknya persiapkan mendaftar akomodasi yang cocok dengan kantong dan preferensi. Sebagai mahasiswa internasional, kita bisa daftar dulu sebagai waiting lists di SiO (untuk Oslo dan Akerhus) atau organisasi student housing dari kampus lainnya, jauh sebelum kita diterima di kampus yang dituju. Hal ini untuk menghindari panjangnya antrian mahasiswa lain yang berminat menyewa kamar di student housing.

Kalau tidak tertarik tinggal di student housing, kita juga bisa menyertakan surat sewa-menyewa yang sudah ditanda tangani si tuan yang punya kamar, apartemen, ataupun rumah yang akan kita tinggali.

7. Dokumentasi bahwa kita bisa membayar biaya kuliah (jika diperlukan).

Meskipun kebanyakan universitas di Norwegia itu bebas uang kuliah, tapi ada beberapa kampus swasta masih membebankan uang kuliah bagi mahasiswanya. Jika diperlukan, kita tetap harus menyertakan dokumentasi bahwa kita mampu membayar uang kuliah tersebut di atas jumlah minimum tabungan yang diwajibkan.

8. Dokumentasi tambahan bagi yang menyerahkan aplikasi di luar negara asal pemohon (jika diperlukan).

Untuk kasus ini, saya harus menyerahkan bukti bahwa saya memang tinggal di Norwegia secara legal selama 9 bulan ke belakang. Dokumentasi bisa menggunakan kartu residence permit yang masih berlaku. Pun begitu bagi pemohon yang tidak tinggal di Indonesia.

Nine. Form tick list yang dicetak dan ditandatangani.

Itulah persyaratan umum bagi pemohon yang berusia di atas 18 tahun yang berniat studi di jenjang universitas. Untuk detailnya, silakan dibaca di situs UDI .

Setelah semua dokumen lengkap, selanjutnya kita langsung bisa membuat janji temu ke VFS di Jakarta atau kantor polisi di Norwegia (bagi yang berdomisili di sini).  Untuk janji temu bisa dibuat di Application Portal . Bagi yang belum pernah membuat visa atau residence permit ke Norwegia sebelumnya, harus registrasi terlebih dahulu.

Bagi yang tinggal di Indonesia, janji temu menyerahkan aplikasi ke VFS langsung dibuat lewat situs VFS. Untuk mahasiswa internasional, biasanya akan ada "Police Day" saat awal-awal masuk kuliah untuk mengurus residence permit setibanya di Norwegia. Cara ini lebih mudah ketimbang harus booking slot sendiri di kantor polisi lewat Application Portal.

Waktu tunggu keputusan dari UDI bervariasi tergantung case to case. Silakan lihat di sini untuk tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan menunggu keputusan dari imigrasi Norwegia. Meskipun perkuliahan sudah dimulai pertengahan Agustus dan kebanyakan mahasiswa asing memasukkan aplikasi saat libur musim panas, pihak UDI tetap berusaha memberikan keputusan sebelum studi dimulai. Normalnya, waktu tunggu untuk study permit sekitar 8 mingguan.

Anyway, bagi yang sedang bersiap-siap studi atau pindah ke Norwegia, jangan lupa baca postingan saya tentang biaya hidup di negara mahal ini agar mempersiapkan semuanya semaksimal mungkin  dan tidak sering syok! Lykke til!

*per 1 Januari 2020, biaya aplikasi untuk pengajuan study permit berubah menjadi NOK 4900