Showing posts with label biaya hidup Norwegia. Show all posts
Showing posts with label biaya hidup Norwegia. Show all posts

Sunday, June 14, 2020

Tips Nyalon di Istanbul|Fashion Style

Akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Turki, negara ke-28 yang berhasil saya singgahi hingga sekarang. Setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Cappadocia, saya terbang kembali ke Istanbul dan rencananya akan menghabiskan sisa liburan di kota ini.

Jujur saja, ekspektasi saya terhadap kemegahan Istanbul harus terhempas setelah melihat lautan turis dimana-mana. Oke, oke, saya paham. Istanbul kota terbesar di Turki. Cuaca mulai bagus dan tentu saja orang-orang dari seluruh dunia mulai berdatangan. Summer is also coming earlier!

Tapi sungguh, Barcelona pun kalah. Masuk metro, penuh orang lokal. Masuk bus, berdiri pula. Ingin masuk objek wisata, antrinya sudah membuat malas duluan. Jalan kaki, mesti "macet" karena turis lainnya juga ikut jalan. Turis-turis ini macam-macam; mulai dari nenek-nenek sampai bayi. Tahu kan, nenek-nenek kalau diajak jalan banyak bingungnya. Bayi diajak jalan, ada keretanya. Done, Istanbul!

Daripada absen kemana-mana lalu hanya stay di hostel murahan ini, saya kepikiran ide untuk rileks dan leye-leye sejenak mempercantik diri di salon. Tapi harus yang hairdresser-nya bisa bahasa Inggris tentu saja. Meskipun Turki sudah mengadopsi gaya hidup orang Eropa, tapi sungguh sulit menemukan warga Istanbul yang bisa bahasa Inggris. Ada, para anak muda atau orang yang bekerja di bidang pariwisata. Lainnya, "I don like speak Inglish. You, speak Turks to mi." Amburadul!

Jadi ceritanya, saya memang sudah ingin ganti gaya rambut. Setidaknya, potong rambut sedikitlah. Sampai Norwegia, saya malas melirik salon karena mahalnya minta ampun. Harga gunting rambut untuk cewek paling murah 400 NOK, belum termasuk cuci dan blow.

Di Turki, biaya hidupnya kira-kira setengah dari harga pasaran yang ada di Norwegia. Lumayan juga, ketimbang saya mesti jatuh miskin potong rambut di Oslo.

Browsing sana-sini via internet, ketemu juga Salon Kadir yang banyak mendapatkan review bagus di Trip Advisor. Beberapa blogger juga memuat review sangat baik terhadap salon ini. Plusnya, si pegawai bisa bahasa Inggris! That's what tourists are looking for!

Letak si salon kebetulan di daerah Sultan Ahmed dekat terowongan Cankurtaran, hanya jalan kaki sekitar 11 menit dari hostel saya. Tempatnya sangat mudah ditemukan dan kebetulan memang berdekatan dengan beberapa objek wisata yang sering dikunjungi turis.

Bagian potong rambut untuk perempuan dan laki-laki dipisah. Saat saya datang, seorang owner menyapa dan menanyakan keperluan saya ke salon. Maksud Anda, saya bisa beli batako di salon, begitu?

"Okay, just come in. I will call Sevgi," katanya mempersilakan saya menunggu di ruangan khusus perempuan di belakang.

Salonnya sama saja seperti di Indonesia, simpel. Hanya terdapat 2 kaca dan meja rias. Si mbak hairdresser pun datang dan menyambut saya ramah. Dia menanyakan foto gaya rambut yang ingin saya tiru. No comment, just layered. Si mbak mengangguk dan langsung menyuruh saya duduk di kursi keramas sebelum potong rambut.

Si mbak ini namanya Sevgi, asli Turki, dan sudah belajar memotong rambut sejak usianya 12 tahun. Maklum, Salon Kadir sebenarnya salon keluarga yang skill-nya diturunkan dari sang ayah. Salon yang saya datangi ini pun umurnya sudah 30 tahun dan sekarang dikelola oleh sang kakak. Kabarnya, Salon Kadir akan memperluas cabang mereka hingga Amsterdam dan kota lain di Jerman.

Yang saya salut, meskipun bahasa Inggris Sevgi tidak terlalu fasih, tapi saya menghargai niatnya bercerita dan mengobrol. Potongan rambut saya juga sebenarnya biasa saja; layered panjang. Tapi karena si mbak ini telaten mengeriting rambut seusai digunting, saya merasa penampilan saya saat itu WOW sekali! I love it very much!!

Saya memang sudah lama tidak ke salon karena sering kecewa. Ada yang kepanjanganlah, kependekanlah, tidak sesuai bentuk muka lah. Makanya sekali ini saya merasa, amazing! Puas sekali!

Harganya juga cukup terjangkau, 50 TL untuk potong rambut saja. Sementara kalau sekalian cuci dan blow/brush, total semuanya 100 TL (200 NOK). Mahal? Masih lebih mahal di Norwegia!

Alih-alih marketing, Sevgi juga menawarkan ke saya colouring. "Cheap price", katanya. Padahal menurut saya, biasa saja, 150 TL. Tapi dibandingkan Oslo yang harganya paling murah 700 NOK, akhirnya saya nekad juga sekalian mewarnai rambut.

"Your face is so soft. Black colour (hair), no. Too strong!" kata dia sekalian mewarnai helai demi helai rambut saya.

Saya juga sebenarnya masih suka warna alami rambut hitam khas orang Indonesia. Tapi betul juga, setelah melihat hasil pewarnaan rambutnya, garis muka saya terlihat jadi lebih halus. Yang diwarnai juga tipis sekali, tidak semua ujung rambut. Duh, makin puas sama si Mbak Sevgi ini!

Berikut bonus foto saya dengan si mas ganteng yang kebetulan lagi magang di Salon Kadir. Maaf ya fotonya saya sensor karena saat difoto, mata saya lagi mengantuk.

Perhatian: BUKAN IKLAN ya! Saya tidak dibayar, pun menerima diskon tambahan dari hasil me-reviewsalon mereka.

Kalian sendiri bagaimana, ada pengalaman lain saat travelling selain hanya foto-foto dan mengunjungi tempat wisata?

Tuesday, June 2, 2020

Tips Repotnya Buka Akun Bank di Norwegia|Fashion Style

Akhirnya saya sampai juga disini! Setelah drama akun financial institution berakhir, saya bisa bernapas ordinary layaknya imigran yang sudah lama tinggal di Norwegia.

Baru sekali ini saya mengalami kendala punya akun bank di Eropa. Di Belgia, saya hanya perlu datang ke bank dua kali lalu seminggu kemudian langsung dapat kartu ATM. Begitu pula saat di Denmark, Louise hanya menelpon pihak Bank Nykredit, lalu saya dikirimkan berkas-berkas yang perlu ditandatangani dan dikirim ulang. Et voila.. sekitar 3 minggu kemudian, saya sudah punya kartu debit plus NemID.

Di Norwegia, jangan harap mendapatkan kemudahan sebagai pendatang. Norwegia memang sangat ketat mengawasi aliran dana penduduk aslinya, apalagi imigran. Sebagai pendatang yang ingin memiliki akun bank, pemerintah sedikit mempersulit dengan cara meminta banyak dokumen sebelum dianalisa keabsahannya. Dua bulan lalu, dua orang ekspatriat yang tinggal di Norwegia bahkan membuat riset sederhana di Facebook tentang sulitnya membuka akun financial institution disini.

Episode datang ke financial institution

Berawal dari postingan sebelumnya tentang Minggu-minggu Awal di Norwegia , saya tertarik membuka akun bank di Danske dan KLP karena dua bank ini gratis biaya administrasi tahunan. Iseng-iseng daftar di situs mereka, sekitar beberapa hari kemudian dua SMS masuk mengatakan kalau saya harus mengambil surat notifikasi dari Danske dan KLP di kantor pos.

Tidak tahu isi suratnya apa, tapi penerima wajib datang ke kantor pos membawa paspor. Iya, paspor. Bahkan sampai harus membawa paspor untuk menerima surat dari financial institution. Fungsinya sebagai identitas imigran, katanya.

Sepuluh kaliscanning, petugas kantor pos tampaknya kelelahan karena paspor saya ternyata tidak bisa dibaca. Sayangnya mereka tidak bisa memberikan saya surat tersebut tanpa scanned paspor di sistem, meskipun saya sudah punya residence permit. Dang! Saya akhirnya disuruh datang sendiri ke Danske Bank untuk pengecekan data.

Kantor Danske Bank di Oslo ada dua, satu di Majorstuen dan satu lagi di Aker Brygge.  Karena kantor cabang di Majorstuen lebih dekat dengan rumah, saya memilih kesini. Saat datang, saya disambut jutek oleh petugasnya. Tidak seperti di Indonesia yang ada mbak-mbak cantik rapih di meja customer service, disini saya hanya dilayani oleh mas-mas berwajah asimetris di meja resepsionis. Sialnya lagi, karena lupa membawa satu dokumen penting, saya terpaksa pulang.

Malas dengan muka jutek si mas-mas tadi, di hari yang sama saya mengambil dokumen dan memilih menuju kantor pusat di Aker Brygge. Untungnya saat datang, kantor lagi sepi. Saya langsung ditangani oleh customer service yang tua dan ternyata tidak ramah juga.

Sama halnya dengan petugas kantor pos, si ibu customer service berusaha scanning paspor saya berulang kali di mesin, tapi nihil. Beliau berkali-kali mengelap dan memperbaiki sisi depan halaman identitas paspor, namun tetap saja error.

"Maybe it is too glossy," katanya.

Duhh, Bu, lipgloss kali ahh glossy.

Si ibu akhirnya menyerah juga dan menyalahkan paspor saya. Katanya, karena paspor saya bukan e-paspor makanya mesin mereka tidak bisa membaca. Lha?!

"You know what, jalan satu-satunya adalah kamu ganti ke e-paspor. Semuanya akan mudah kalau kamu sudah ganti," tambah si ibu lagi.

Iya, mudah, kalau saya tinggal di samping kantor imigrasi yang menerbitkan e-paspor. Masalahnya, e-paspor baru diterbitkan di Jakarta saja. Ya masa, Bu, saya harus mahal-mahal kembali ke Indonesia demi e-paspor 600 ribu rupiah?

"I cannot. E-paspor itu versi baru, Bu. Bahkan KBRI sini pun masih mengeluarkan paspor biasa. So, what else you can do?"

Karena saya tidak bisa mengubah keadaan, si ibu akhirnya sepakat menerima aplikasi permohonan, lalu saya disuruh menunggu hingga aplikasi disetujui. Kabarnya, kartu debit akan dikirimkan sekitar 1 minggu kemudian, namun kenyataannya sampai sekarang saya belum juga menerima.

Ngomong-ngomong, karena bukan e-paspor, si ibu juga mengatakan kalau saya tidak bisa mengakses online banking. Untuk mengakses Nettbank, diperlukan BankID atau token atau kode yang memperbolehkan user masuk ke akun bank. Tanpa online banking, artinya saya tidak bisa mengecek saldo, riwayat transaksi, atau kirim uang. Rese kan?!

Saat di Danske Bank, saya juga sebenarnya bersebelahan dengan satu customer dari Pakistan. Sama seperti saya, si ibu customer service satu lagi juga menjelaskan ke doi kalau dia tidak bisa mengakses online banking karena paspornya tidak ada chip (e-paspor).

Oke, saya tinggalkan dulu kisah si Danske yang menyebalkan. Saran saya, jangan buka akun di Danske! Jangan!

Episode e-paspor

Karena penasaran dengan "e-paspor dan BankID" ini, saya hubungi pihak KLP Bank untuk mendapatkan konfirmasi. Mungkin saja gagal di Danske, tapi berhasil di KLP. Saya bicara via telepon dengan customer service-nya yang ternyata lebih ramah dan mau membantu.

"Oh no, that is actually true. Kamu harus punya e-paspor baru bisa dapat BankID."

"Lho, peraturan sejak kapan itu? Kenapa orang-orang sebelum saya bisa dapat BankID?"

"Iya, ini BankID-nya sendiri yang bekerja sama dengan beberapa financial institution untuk membuat regulasi baru seperti ini. Saya rasa peraturan ini pun masih sangat baru, sekitar 2 bulan lalu kalo tidak salah. Maaf ya, kami hanya financial institution berbasis on line, jadi kamu memang harus punya BankID untuk membuka akun di tempat kami."

"What do you think about other banks? Apa semua bank tidak bisa menerima paspor biasa? Apa mereka tidak bisa scanning semua paspor tanpa chip?"

"Saya juga kurang tahu, tapi coba kamu hubungi bank-bank besar yang customers-nya kebanyakan imigran seperti DNB. Situs mereka pun pakai bahasa Inggris, jadi mungkin mereka bisa memproses BankID kalau kamu buka akun disana."

Oke, terima kasih.Done, Norway!

Di rumah, saya jelaskan ke Ida tentang pengalaman hari itu. Ida hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan petugas Danske Bank yang menurut dia kurang profesional dan tidak ramah. Tahu saya kesulitan dengan sistem perbankan di Norwegia, Ida langsung menghubungi pihak Danske Bank dan meminta konfirmasi tentang kasus saya.

"They cannot say to you like that!" kata Ida geram, saat saya katakan kalau si ibu di Danske tidak bisa memberikan BankID hanya karena saya tidak punya e-paspor.

Setelah menghubungi pihak Danske Bank dan kecewa dengan jawaban petugasnya, Ida langsung menawarkan opsi jika saya mau buka akun di Nordea. Duh, Nordea paling mahal biaya tahunannya! Tapi karena keluarga ini memang semuanya pakai Nordea, saya akhirnya menyerah dengan Nordea dan berharap mereka bisa menawarkan solusi.

Asal kalian tahu, bank di Norwegia berbeda dengan bank di Indonesia yang kebanyakan hanya cari customer. Di Norwegia, buka akun bank bagi pendatang tidak gampang dan bahkan harus mengantri. Jadi aplikasi kita masuk, lalu harus mengantri lagi untuk disetujui. Waktu mengantri ini tentunya tergantung berapa banyak pemohon yang sudah mendahului kita. Normalnya bisa sampai 2 hingga 4 bulanan. Crazy, huh?!

Saya akui, Ida benar-benar tipe host mom yang sangat cekatan dan betul-betul ingin menolong. Karena termasuk elite customer di Nordea, Ida sampai memiliki konsultan keuangan pribadi di bank ini. Penasaran apakah kasus saya bisa ditangani, Ida langsung menelpon konsultan pribadinya dan meminta mereka memberikan solusi.

"They will help you, Nin. It is NOT necessary to have a chip in a passport just to get the BankID! Kamu daftar saja di Nordea. Nanti konsultan saya akan berusaha menaikkan aplikasi kamu ke paling atas agar kamu cepat bisa dapat kartu bank," kata Ida mantap.

Betul saja, karena jasa dan status sebagai "elite customer" Ida, saya langsung mendapatkan konfirmasi dari Nordea satu hari setelah mendaftar. Saya hanya perlu datang ke kantor pusat dan membawa dokumen seperti paspor, residence permit, surat konfirmasi personal number dari UDI, serta kontrak au pair.

Info lagi, buka akun bank di Nordea juga tidak gampang dan lama. Sebelum konfirmasi dari pihak bank, pemohon harus membuat janji temu dulu dengan bank consultant. Setelah membuat janji temu, pemohon juga harus sabar menunggu hingga aplikasi mereka disetujui. Saya, satu minggu setelah mendaftar langsung dapat kartu debit! Sekali lagi, atas jasa nama besar dan status Ida di Nordea memang.

Episode BankID

Tapi jangan salah, drama baru juga berlanjut. Setelah menyerahkan semua dokumen penting ke kantor Nordea, saya diminta datang kembali karena ada masalah pada scanned paspor. Duh!

Betul, paspor saya lagi-lagi tidak bisa di-scan oleh staf Nordea yang muda dan cantik jelita itu. Anyway, para staf wanita di Nordea kantor pusat sungguh berbeda dengan di Danske. Di Nordea, beberapa mbak-mbaknya masih muda, aktif, cantik, plus ramah-ramah.

Karena bingung juga kenapa paspor saya susah dibaca, si mbak ini sampai meminta KTP Indonesia saya untuk di-scan. Padahal si mbak tau KTP saya masih edisi lama.

Lalu.... Lagi-lagi gagal!

Sama halnya dengan Danske, mbak Nordea ini juga menyarankan saya untuk ganti e-paspor agar mempermudah proses mendapatkan BankID. Tapi tentu saja, dengan nada yang lebih ramah.

Kembali ke rumah, saya mengadu lagi ke Ida. Sumpah, saya bukannya manja. Tapi saya sudah sangat kesal dengan sistem perbankan di Norwegia yang mengharuskan saya mondar-mandir tanpa kejelasan. Sama seperti saya, Ida yang juga memantau case ini dibuat super geram. Beliau lagi-lagi menghubungi konsultan pribadinya dan sedikit mengadu.

Beberapa hari kemudian, saya menerima email dari mbak Nordea yang mengatakan kalau mereka bisa membuatkan BankID. Nah!! Syaratnya, saya harus melampirkan surat keterangan dari Kedutaan Besar Indonesia di Norwegia tentang error production dan legalized copy paspor saya.

Ya sudah, saya turuti. Sekalian foremost ke kedubes dan lapor diri, saya minta surat keterangan tersebut dengan petugas KBRI Oslo. Enaknya, KBRI Oslo hanya 13 menit jalan kaki dari rumah. Jadi setelah surat selesai, saya bisa langsung datang kembali ke Nordea dan menyerahkan dokumen tersebut.

Empat hari kemudian, mbak Nordea yang dari awal melayani pembuatan akun saya mengirimkan electronic mail lain berisi notifikasi yang mengatakan kalau akhirnya BankID saya sudah aktif. Hoooore!!!

Intinya BankID menjadi hal yang superb penting karena sifatnya sangat private dan rahasia. Tahu token bank yang seperti kalkulator? Iya, token bank pin rahasia kita = BankID.

Cara mengakses online banking di Norwegia pun sedikit ribet. Di  Indonesia, Belgia, atau Denmark, saya hanya perlu username dan password saja. Di Norwegia, saya butuh personal ID, kode dari token (pincode untuk token), serta password pribadi Nettbank. Pfft!

Saya paham mengapa BankID fungsinya sangat penting di Norwegia. Ibarat tanda tangan, BankID adalah digital signature yang digunakan untuk mengakses jenis transaksi apapun berhubungan dengan keuangan kita di bank.

Yang saya tahu, pemohon tanpa e-paspor tahun-tahun sebelumnya tidak pernah punya masalah seperti ini. Mereka dengan sukses mendapatkan kartu debit dan BankID meskipun harus menunggu lama. Tapi tentu saja saya mendengar cerita buruk lain dari para imigran yang juga merasa dipersulit untuk mendapatkan BankID ini.

This is Norway 2018. Welcome!

Thursday, May 28, 2020

Tips Biaya Hidup (baca: Belanja) di Norwegia|Fashion Style

Bagi orang Indonesia, biaya hidup di negara-negara Skandinavia memang terkenal sangat tinggi. Tapi kalau sudah tinggal, hidup, dan bekerja disini, kamu mulai berhenti membandingkan harga dengan di Indonesia karena para pekerja di tiga negara ini mendapatkan upah tinggi yang juga sepadan dengan biaya hidup besar tersebut.

Saya beruntung bisa tinggal selama 2 tahun di Denmark yang biaya hidupnya pernah saya rincikan disini . Setelah hampir 8 bulan pindah ke Oslo, Norwegia, saya kadang masih suka membandingkan harga barang-barang di Oslo dan Kopenhagen. Biaya hidup di Norwegia dinilai salah satu dari yang tertinggi di Eropa dan dunia, sementara Oslo, masuk ke daftar salah satu negara termahal untuk ditinggali.

Saya akui, uang saku  sebagai au pair di Norwegia memang lebih tinggi dibandingkan di Denmark dulu. Tapi pajak serta biaya hidup di Oslo yang tinggi juga membuat saya kewalahan mengatur keuangan . I am (indeed) stop comparing the price, but I can't stop spending money outside!

Bagi yang baru tiba di Norwegia atau sedang dalam persiapan pindah, berikut saya berikan gambaran biaya hidup di negara super cantik ini.

*1 Euro = nine,forty two NOK

Biaya Kuliah

Meskipun biaya hidupnya sangat tinggi, tapi Norwegia adalah salah satu negara yang tidak membebankan biaya masuk kuliah bagi mahasiswa lokal dan internasional. Beberapa kampus terkenal yang masih free tution fee diantaranya adalah University of Oslo (UiO), Norwegian University of Science and Technology (NTNU), Oslo Metropolitan University (OsloMet—dulu HiOA), University of Nordland (dulu Bodø University College), Oslo School of Architecture and Design (AHO), serta Oslo National Academy of the Arts (KHiO).

Tapi walaupun free of charge biaya masuk kuliah, beberapa kampus tetap mewajibkan biaya semester sebesar 600-900 NOK. Kampus swasta lain seperti BI Norwegian Business School juga masih menerapkan uang kuliah penuh bagi semua mahasiswanya.

Biaya Sewa Rumah

Karena tinggal dengan host family, beruntung saya tidak merasakan (atau mungkin belum) betapa mahalanya biaya sewa kamar atau apartemen di Oslo. Teman saya yang tinggal di Trondheim mengatakan kalau student housing di kotanya jauh lebih murah daripada di Oslo. No wonder, biaya sewa di ibukota mana pun juga akan lebih mahal dibandingkan kota-kota lainnya.

Untuk mencari student housing di sekitaran Oslo silakan baca di situs SiOatau kampus UiBdi Bergen. Mahasiswa internasional sudah diberikan jaminan mendapatkan kamar fully furnished, namun harus segera register 5-12 bulan sebelum kuliah mulai karena sistemnya mengantri. Harga sewa kamar di student housing Oslo harganya di atas 2800 NOK untuk unfurnished dan di atas 3000 NOK per bulan untuk fully furnished. Bagi yang lebih nyaman memiliki dapur pribadi, harus siap merogoh kocek di atas 5500 NOK.

Coba cek juga Finn.no yang sering dipakai orang lokal untuk melihat-lihat barang secondhand dan peluang sewa apartemen. Situs lainnya yang bisa dicoba adalah Hybel.no . Sebagai gambaran, sewa apartemen 2 kamarfully furnished dimulai di angka 10.000 NOK di luar Oslo, sementara 12.000 NOK di sekitaran Oslo. Sharing rooms di satu apartemen biasanya berkisar antara 5000-8000 NOK per bulan tergantung lokasi dan jumlah kamar.

Bahan Makanan

Satu hal yang paling sering pendatang keluhkan adalah harga bahan makanan di Norwegia yang super duper mahal. Norwegia tidak masuk bagian EU, sehingga bahan makanan selain seafood, harus diimpor dari negara tetangga. Karena pajak impor yang mencapai 14% inilah jadi alasan harga bahan makanan di toko jadi super mahal.

Untuk mengakali mahalnya biaya ini, banyak orang Norwegia asli ataupun pendatang berbondong-bondong ke kota Swedia terdekat untuk borong bahan makanan. Dari Oslo Busterminalen, ada bus yang setiap hari mengangkut penumpang ke Svinesund Shopping Center. Sementara dari Trondheim, ada juga bus menuju Coop Extra di Storlien yang berangkat 6 kali per minggu. Bagi pelajar yang tinggal di Gløshaugen dan Moholt, bus gratis juga disediakan setiap Kamis jam setengah 5 sore. Baca detailnya disini .

Harga alkohol, rokok, dan daging memang lebih murah dibandingkan di Norwegia. Sementara harga ikan atau seafood segar tidak terlalu jauh bedanya. Untuk harga roti, susu, ataupun sayuran juga tidak terlalu berbeda jauh dengan toko pendatang di Grønland, Oslo.

Sebenarnya jauh-jauh datang ke Swedia bisa dicoba di hari Minggu mengingat hampir semua supermarket di Norwegia akan tutup di hari itu, kecuali toko bunga serta toserba seperti Narvessen, Coop Market, Joker, Mix, atau 7-Eleven. Tapi kalau memang tidak merokok dan minum alkohol, beli bahan makanan dari grocery store lokal sebetulnya tidak terlalu rugi juga.

Untuk harga diskonan yang lebih murah, bisa cek di Bunnpris, Coop Prix, Extra, REMA one thousand, atau Kiwi. Biasanya mereka punya merek sendiri yang lebih murah yaitu First Price atau Eldorado. Herannya, karena harga produk merek tersebut lebih murah dari harga pasaran, beberapa teman bule saya ada yang anti beli. Padahal saya tidak bisa bedakan rasa daging First Price atau daging merek mahal lain setelah dimasak.

Beberapa supermarket lain juga tersebar di Norwegia, seperti SPAR, Coop Mega, EuroSpar, Jacob's, atau MENY. Entah mengapa MENY jadi yang termahal, padahal barangnya kebanyakan sama saja dengan isi grocery store lainnya. Kalau kebetulan ada, coba juga cek Coop Obs! Di kota kamu tinggal karena ini adalah hypermarket yang hampir menjual semua produk apapun.

Di beberapa kota di Norwegia sering juga mengadakan farmer's market di hari-hari tertentu. Coba buka Bondens Market untuk melihat kapan mereka akan membuka pasar lagi di banyak kota. Di pasar ini kita bisa bertemu dengan petani lokal yang menjual bahan makanan unik dan lebih fresh dari supermarket. Toko milik pendatang Timur Tengah yang ada di Grønland, Oslo, juga bisa dimampiri untuk mendapatkan daging halal serta sayuran murah meriah.

Saya pernah iseng-iseng belanja untuk kebutuhan sendiri selama seminggu, uang yang saya habiskan sekitar 250-500 NOK. Tentu saja semua tergantung kebutuhan dan selera masing-masing. Saya tidak minum kopi, teh, ataupun susu, jadinya sedikit menghemat untuk tidak membeli bahan makanan tersebut.

Transportasi Umum

Di Denmark, banyak orang bisa menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi karena bisa diakali dengan naik sepeda keliling kota. Enak memang, mengingat jalanannyaflat dan super nyaman bagi pengendara sepeda. Di Norwegia, jalanan kebanyakan berbukit dan akan sangat menjengkelkan bersepeda saat musim dingin. Mau tidak mau, sebagian besar orang harus punya mobil pribadi atau kartu transportasi untuk mobilitas setiap hari.

Sistem transportasi umum di Norwegia terkenal sangat baik dan memiliki jaringan yang luas seperti bus, tram, metro, kapal feri, kereta, hingga pesawat terbang. Ada banyak sekali perusahaan tranportasi di Norwegia yang mengelola transportasi lokal maupun jarak jauh. Karena transportasi umum dikelola oleh banyak perusahaan ini, kita harus membeli tiket yang berbeda setiap akan mengunjungi kotanya.

Inilah daftar nama perusahaan transportasi umum yang ada di Norwegia:

1. Oslo dan Akershus - Ruter AS

2. Hordaland (Bergen) - Skyss

3. Vestfold (Tønsberg) - Vestfold Kollektivtrafikk (VKT)

4. Aust-Agder (Arendal) dan Vest-Agder (Kristiansand) - Agder Kollektivtrafikk (AKT)

5. Buskerud (Drammen) - Brakar

6. Finnmark (Vadsø) - Snelandia

7. Hedmark (Hamar) - Hedmar trafikk

8. Møre og Romsdal (Molde/Ålesund) - Fram

9. Nordland (Bodø) - Nordland county municipality

10. Oppland (Lillehammer) - Opplandstrafikk

11. Sogn of Fjordane (Flåm) - Kringom

12. Nord-Trøndelag (Steinkjer) dan Sør-Trøndelag (Trondheim) - AtB

13. Telemark (Gaustatoppen) - Farte

14. Troms (Tromsø) - Troms fylkestrafikk

15. Østfold (Sarpsborg) - Østfold Kolektivtrafikk

16. Rogaland (Stavanger) - Kolumbus AS

Karena host family saya punya 3 rumah dengan daerah yang berbeda di Norwegia, saya harus mengunduh 3 aplikasi dari perusahaan transportasi yang berbeda pula. Tiket di Bergen tidak bisa dibeli dari aplikasi Ruter AS, harus dibeli dari Skyss. Begitu pula yang lainnya. Nama kota di dalam kurung adalah kota administratif. Jadi sebelum membeli tiket tujuan, pastikan dulu dimana kamu tinggal di peta berikut.

Tiket bisa dibeli di toserba seperti 7-Eleven, Narvessen, Mix, Deli de Luca, atau mesin tiket yang ada di stasiun metro. Tapi kalau kebetulan memiliki debit/credit card, tiket juga bisa dibeli lewat aplikasi ponsel yang bisa diunduh di Apple Store atau Google Play. Tiket ini berlaku untuk moda transportasi bus, metro, dan feri ke Oslofjord. Sementara untuk naik kereta, tiket dibeli di NSB  ke semua daerah di Norwegia.

Harga transportasi umum di Norwegia pun tidak sama setiap daerahnya, namun tidak jauh berbeda dari yang ada di Oslo. Berikut harga tiket transportasi umum yang ada di Oslo yang dikelola Ruter AS di tahun 2018 (biaya setiap tahun naik):

Kalau tidak sering menggunakan transportasi umum, bisa juga memesan kartu Pay-as-you-go yang bisa diisi ulang dan tarif akan dipotong secara normal. Oslo sebetulnya tidak terlalu besar dan harga tiket hanya berdasarkan mobilitas di sekitaran Oslo saja. Kalau kita berniat jalan-jalan keluar Oslo, akan ada tambahan biaya sesuai dengan zona wilayah (lihat gambar bawah).

Ketahuan tidak membeli tiket saat ada pemeriksaan, terancam denda 950 NOK jika bayar di tempat hingga 1150 NOK jika bayarnya belakangan.

Biaya Telepon

Selain biaya transportasi umum yang mahal, biaya internet dan abonemen smartphone adalah yang termahal selanjutnya. Di Denmark dulu, saya bisa up and running sampai 20 GB per bulan dengan hanya 119 DKK saja (~150 NOK). Jangan harap di Norwegia mendapatkan paket data yang sama dengan harga semurah itu. Untuk langganan paket telepon dan internet 3 GB saja, saya harus membayar 349 NOK per bulan.

Ada empat perusahaan operator terbesar di Norwegia yaitu Telenor, NetCom, Tele2, dan Ice.net. Telenor adalah yang termahal, menurut saya. Di luar nama itu, ada banyak nama lainnya seperti Telia, MyCall, atau Lycanmobile yang juga cocok digunakan sebagai pre-paid card.

Silakan cek harga abonemen lewat Telefonabonement.no untuk mengetahui operator mana yang sedang mengadakan promo dan menawarkan paket data serta telepon termurah. Pilihan saya waktu itu jatuh ke MyCall, Talkmore, serta Komplett mobil yang menawarkan harga hanya 299 NOK per bulan sudah termasuk telepon dan SMS gratis, serta paket internet hingga 6 GB.

Hiburan

Orang Norwegia sangat beruntung tinggal di negara dengan alam super indah serta kualitas udara bersih dan segar. Ketimbang menghabiskan waktu di mall atau bioskop saat akhir pekan, kebanyakan orang Norwegia akan lari ke hytta atau kabin pribadi yang letaknya di luar kota besar. Mereka sangat menyukai prinsip friluftsliv yang menyatu dengan alam dan sebisa mungkin menghabiskan banyak waktu di luar dengan cara hiking, hunting, piknik, ataupun berenang di danau saat musim panas.

Kalau memiliki gaya hidup seperti orang Norwegia yang cinta alam, kamu tidak perlu mall ataupun lantai disko untuk rileks saat weekend. Cukup hiking ke hutan terdekat, you would be livelier. Unduh aplikasi Outtt di ponsel untuk melihat lokasi outdoor adventure terdekat yang bisa dicoba saat free time. Bisa juga buka situs DNT yang memuat informasi seputar aktifitas luar ruangan di sekitar Norwegia, serta menyediakan kabin di hutan-hutan yang disewakan dengan gratis ataupun berbayar.

Sejujurnya, saya cukup kaget melihat banyak bar di Oslo yang sepi sekali di Jumat atau Sabtu malam. Beda halnya dengan Kopenhagen atau Antwerp yang selalu sesak oleh anak muda, kehidupan malam di Oslo jauh dari kata 'asik'. Tapi kalau pun ingin menghabiskan waktu di kota, pilihan lainnya adalah pergi ke taman yang gratis, museum, ataupun bioskop.

Bioskop di Oslo menurut saya keren-keren dan berbeda. Dari yang mulai boleh bawa makanan dan wine sendiri ke studio, 4DX, Supreme, sampai bioskop dengan studio terluas berkursi VIP! Untuk cek film terbaru silakan buka nfkino . Harga tiket nonton pun beragam dari yang paling murah 125 NOK sampai 270 NOK.

Yang suka nonton konser atau pertunjukkan seperti balet dan opera, juga bisa cek di situs Visit Oslo untuk mengetahui event apa yang akan digelar dalam waktu terdekat. Pilihan lainnya bisa dengan menjadi sukarelawan yang sering dibutuhkan saat festival dengan kesempatan menonton gratis dan bisa bertemu banyak orang baru.

Makan-makan dan nongkrong

Tidak seperti negara tetangganya, Denmark, yang paling juara soal food scene, Norwegia malah sebaliknya. Saya tidak menemukan makanan khas Norwegia yang spesial selain brunost atau keju cokelatnya yang amis dan heavier. Karena sebagian populasi orang Norwegia tinggal di hutan, masakan khas Natal pun tidak jauh-jauh dari burung hutan, rusa, kijang, ataupun babi liar.

Saya sebetulnya kurang suka jajan di luar karena setelahnya pasti sedikit menyesal. Pernah saya mencoba restoran yang katanya terenak, tapi rasanya biasa saja malah terkesan overpriced. Tapi kalau memang bosan makan di rumah namun ingin mencoba menu restoran yang afforadable di Oslo, coba buka situs ini sebagai guide.

Tempat makan murah di Norwegia biasanya merupakan menu-menu Asia, India, ataupun Turki yang justru kaya rasa. Harganya berkisar 89-one hundred ninety NOK in step with porsi. Restoran Asia di Oslo pun menurut saya sedikit aneh. Nama restorannya Korea, tapi menunya digabung dengan makanan Thailand dan Cina.

Ada lagi Deli de Luca sejenis 7-Eleven yang menjual makanan dingin dan bisa dipanaskan. Harganya pun cukup murah sekitar 70-100 NOK. Meskipun bukan kafe, tapi kita bisa duduk di dalam. Di restoran IKEA Furuset juga menyediakan warm meal seperti meatball khas-nya seharga 79 NOK saja per porsi. Ada bus gratis menuju IKEA tak jauh dari Oslo S yang beroperasi satu kali per jam.

Soal ngebar jangan ditanya. Harga alkohol di Norwegia itu mahal sekali. Jadi daripada minum-minum di bar, lebih baik beli minuman di supermarket lalu party saja di rumah.

Pengeluaran pribadi sehari-hari

Belanja baju atau sepatu di Norwegia bisa jadi sangat menyebalkan karena selain pilihan mereknya tidak sebanyak dua negara Skandinavia lainnya, harganya juga kadang sengaja lebih dimahalkan. Bisa juga coba beli online, tapi bisa jadi akan membayar tambahan pajak lebih saat barang sampai ke Norwegia.

Norwegia tidak masuk bagian EU, makanya akan ada pajak impor setiap kali kita belanja lebih dari 350 NOK di luar negeri. Sebelum membeli barang dan terayu dengan harga murahnya, cek juga toll and shipping regulations di situs tersebut karena banyak situs belanja online di Eropatidak menanggung biaya pajak impor ke Norwegia.

Untuk mengakali belanja online dari Spanyol atau Italia yang kelihatan murah, cek toko secondhand yang ada di Norwegia untuk mendapatkan lebih banyak pilihan. Saat musim panas, biasanya diadakan pasar seni setiap minggu di Blå, Oslo. Daerah yang terkenal dengan toko secondhand-nya terletak di daerah Grünerløkka. Intip disini untuk melihat toko barang bekas wajib kunjung kalau kamu tinggal di Oslo, atau disini kalau kamu tinggal di Bergen.

Hampir di semua kota besar di Norwegia juga tersedia Fretex , toko barang bekas berkualitas yang sering disinggahi orang untuk mencari barang-barang dapur ataupun mebel. Cara lainnya adalah belanja online di situs barang bekas terbesar, Finn.no , yang kadang berisi iklan giveaway dari orang-orang yang memberikan barang-barangnya secara gratis.

Malas belanja barang bekas, intip juga toko favorit saya berdesain Denmark super simpel dan lucu-lucu dengan harga super terjangkau di Søstrene Grene atau Flying Tiger Copenhagen . Kebutuhan mandi dan mempercantik diri habis? Langsung mampir ke Normal untuk harga yang lebih kompetitif! Bisa juga cek Blush atau BliVakker yang gratis ongkos kirim kalau memang ingin mencari produk perawatan yang tidak ada di luaran.

Beberapa kali dalam sebulan biasanya satu atau dua toko di Norwegia akan tutup permanen sehingga mengadakan stort konkurssalg atau diskon besar-besaran sampai 90%! Di distrik tempat saya tinggal, dalam waktu 8 bulan ke belakang sudah ada 2 toko yang tutup. Lumayan juga karena bisa membeli baju, sepatu, perabotan, atau mebel dari merek terkenal dengan harga super miring. Cek info terbarunya disini .

Travelling

Norwegia itu adalah negara yang panjang dan jangan harap bisa merasakan hidup di Norwegia sebenarnya jika hanya tinggal di Oslo. Untuk jalan-jalan ke daerah lain ke Norwegia, kita bisa menggunakan kereta, bus, pesawat terbang, ataupun mobil pribadi.

Untuk bisa merasakan rute scenic antara Oslo dan Bergen dengan naik kereta, silakan cek situs NSB , perusahaan kereta lokal yang melayani seluruh kawasan Norwegia. Mereka menawarkan minipris yang bisa lebih murah jika dipesan dari jauh hari. Kadang NSB juga suka melakukan promo tiket dengan harga termurah 199 NOK untuk rute terpilih, salah satunya Oslo S - Bergen.

Malas naik kereta, kita bisa menuju wilayah atas Norwegia menggunakan maskapai low cost lokal, Norwegian . Mereka juga suka menawarkan harga promo dari/dan ke banyak kota di Norwegia sampai 299 NOK saja one way. Unduh juga aplikasi Northern Lights di ponsel untuk mengetahui seberapa kuatnya aurora borealis akan bersinar di wilayah paling utara.

Bagi kamu yang masih berusia di bawah 26 tahun ataupun masih berstatus pelajar, jalan-jalan ke Skandinavia bisa jadi sangat menguntungkan karena banyak diskon travelling. Untuk pemesanan tiket kereta dari NSB, pelajar mendapatkan potongan diskon 25% dari harga reguler untuk rute jauh. Maskapai Norwegian dan SAS juga memberikan tiket diskon bagi anak muda berusia 18-25 tahun yang memesan tiket langsung dari situs resmi mereka.

Untuk menuju ke Oslo Gardemoen Airport dari city center dan arah sebaliknya, kita bisa membeli tiket kereta reguler dari NSB seharga 101 NOK sekali jalan. Atau kalau memang ingin sedikit lebih cepat sampai, bisa gunakan Flytoget yang tiketnya lebih mahal, 190 NOK sekali jalan atau 95 NOK untuk harga pelajar.

Meskipun sewa mobil di Norwegia sangat mahal, ada beberapa opsi on the road seperti Nabobil ataupun Sammevei . Nabobil adalah aplikasi berbasis sewa mobil dari tetangga atau orang di kawasan terdekat. Sementara Sammevei lebih mirip Blablacar yang sistemnya car pooling. Silakan unduh aplikasinya di ponsel untuk mengoperasikan.

Tertarik mencoba minicruise dari Norwegia ke Denmark dan Jerman, bisa gunakan DFDS Seaways (Oslo - Kopenhagen) yang kadang mengadakan promo di musim dingin hanya 1 NOK saja per orang sekali jalan, atau Stenaline  (Oslo - Frederikshavn) dan Colorline  (rute ke Jerman). Kalau ingin minicruise usahakan jangan sendirian karena berjam-jam di atas kapal bisa jadi sangat membosankan.

Saturday, May 9, 2020

Tips Menghitung Uang Saku Pelajar vs Au Pair di Norwegia|Fashion Style

Banyak orang awam yang mengutuki sistem kerja au pair karena dianggap abusive dan tak sesuai dengan ketentuan seharusnya. Dengan gaji NOK 5900 per bulan di Norwegia contohnya, au pair hanya terlihat sebagai praktek perbudakan semata yang berkedok pertukaran budaya. Belum lagi adanya budaya overworking, diperlakukan tak adil dan abusive oleh para host family. Tapi meskipun banyak cerita buruk berkembang di luaran, toh masih banyak saja anak-anak muda Indonesia yang ingin jadi au pair. Karena kebanyakan yang dicari memang bukan uang, tapi kesempatan tinggal, belajar, dan jalan-jalan.

Entah adil atau tidak menurut masyarakat awam, sebetulnya uang saku yang diterima oleh au pair di tiap negara itu sudah diatur sedemikian rupa mencocokkan uang saku pelajar setelah dipangkas kebutuhan primer lainnya. Saya sudah pernah bercerita sedikit soal uang saku au pair di sini . Silakan dipahami terlebih dahulu, lalu pikirkan kembali, apakah menurut kalian adil atau tidak. Semakin tinggi biaya hidup, semakin besar pula uang saku yang au pair tersebut dapatkan.

Sebagai seorang au pair yang juga merangkap mahasiswa S-2 di salah satu perguruan tinggi di Norwegia, kali ini saya ingin sharing lebih banyak soal uang saku yang seringkali jadi perdebatan ini. Saya contohkan saja perbandingannya dengan uang saku para pelajar asing yang bekerja paruh waktu di luar, sedang belajar menggunakan dana beasiswa, atau dapat hibah dan pinjaman pemerintah dari Lånekassen.

1. Jam kerja dan upah

Mari kita mulai dari sini dulu, jam kerja serta upah minimum yang diterima. Di Norwegia, jam kerja au pair normalnya 30 jam per minggu, sementara mahasiswa asing hanya diperbolehkan bekerja 20 jam per minggu di tahun pertama, namun diizinkan bekerja full time saat sedang libur.

Upah minimum untuk pekerjaan paruh waktu juga diatur sesuai dengan usia, jam kerja, serta jenis pekerjaan yang kita lakukan. Sementara au pair tidak punya upah kerja baku karena sudah dijatah NOK 5900 (2019) setiap bulannya. Normalnya, pekerja paruh waktu di Norwegia diupah NOK 140-200 per jam. Usia di atas 27 tahun wajib diupah minimal NOK 180 per jam meskipun jenis pekerjaannya hanya sebagai pelayan restoran. Kerja di atas pukul 9 malam dan akhir pekan/libur, gaji per jamnya naik jadi 160%. Sementara kalau ingin cari kerja serabutan di luar seperti tukang bersih-bersih atau babysitter lepas, upah diatur dengan kesepakatan antara kita dan employer.

Let's say saya bekerja jadi pelayan restoran dengan upah NOK 180 per jam. Dalam seminggu, saya bisa mengantongi sekitar NOK 3600. Dengan 80 jam kerja dalam sebulan, saya bisa mendapat gaji bruto sebesar NOK 14.400.

Gaji bruto;

Au pair: 120 jam kerja per bulan = NOK 5900

Mahasiswa yang bekerja paruh waktu: 80 jam kerja = NOK 14.400

Oke, sampai sini semuanya hanya berupa gaji bruto yang belum dipotong pajak. Di Norwegia semua yang berpenghasilan wajib bayar pajak, meski au pair sekalipun. Untuk pekerja biasa, pajak biasanya dikenakan sekitar 30-35% dari penghasilan. Sementara au pair, pajaknya tak tetap karena bisa berpengaruh pada banyak hal, tapi kita asumsikan saja 15% (meskipun ada juga yang 6 atau 35 persen!)

Setelah pajak;

Uang saku au pair: NOK 5015

Gaji paruh waktu (pajak 30%): NOK 10.080

Anyway, untuk mahasiswa yang dapat beasiswa atau dana hibah, jumlah per bulannya untuk yang masing single sekitar NOK 11.000 tanpa dipotong pajak.

2. Akomodasi

Setelah upah, lanjut lagi ke biaya akomodasi. Sebagai mahasiswa asing, tentunya place to stay and sleep adalah yang paling banyak menyita biaya bulanan. Sama seperti banyak negara lainnya, tentu saja biaya sewa bulanan di ibukota tak akan sama dengan kota kecil.

Di Oslo, biaya sewa kamar sepetak seluas 8 sqm di apartemen berbagi saja dipatok antara NOK 3500-5000 tergantung dari berapa banyak penghuni rumah, berperabot atau kosong, serta kemudahan akses transportasi ke tengah kota. Pilihan lainnya adalah menyewa kamar di student housing yang harganya juga bervariasi tergantung kelengkapan kamar tersebut. Yang pasti kita bisa memilih apakah ingin berbagi fasilitas dengan orang lain atau semuanya ada di satu kamar pribadi. Semakin lengkap kamar, semakin mahal. Katakan saja kamar  bermebel berukuran 11 sqm dengansharing toilet & kitchen di student housing berharga NOK 4200 sebulan.

Biaya sewa kamar;

Au pair: GRATIS! Kamar biasanya cukup luas, berperabotan sendiri, punya kamar mandi pribadi bahkan dapur sendiri! Ilustrasi kamar di atas adalah yang biasanya paling banyak au pair punya.

Mahasiswa asing: NOK 4200 sebesar 11 sqm dengan kamar mandi dan fasilitas dapur yang harus berbagi dengan 6-8 mahasiswa lainnya

3. Makan

Setelah tempat tinggal, biaya primer lain yang harus dipikirkan adalah biaya makan setiap hari. Jadi mahasiswa asing harus pintar-pintar berhemat karena biaya hidup Norwegia  sangat mahal. Masak sendiri adalah cara paling ampuh untuk menghindari pengeluaran membengkak. Rajin mencari informasi barang diskonan di situs toko sayuran juga bisa dicoba jika ingin mendapatkan produk dengan harga miring.

Setiap orang tentunya punya kebutuhan pokok yang tak sama. Tapi kalau ingin dihitung, biaya beli bahan makanan ini bisa kita bulatkan NOK 500 per minggu. Jadi dalam satu bulan, mahasiswa asing setidaknya mengeluarkan sekitar NOK 2000. Biaya ini belum ditambah jika kita ingin jajan di luar atau makan di kantin kampus.

Kebutuhan pangan sebulan;

Au pair: GRATIS! Join makan dengan host family atau kalau pun harus jajan mie atau sayuran sendiri, semaksimalnya NOK 500

Mahasiswa asing: Sekitar NOK 2000-2500

4. Tiket transportasi

Setiap daerah di Norwegia punya sistem transportasi sedikit berbeda, termasuk soal harga. Di beberapa wilayah, ada tiket khusus anak muda sampai usia 29 yang harga perbulannya hampir setengah harga normal. Sementara di Oslo, tak ada yang membedakan anak muda kecuali status full-time student- atau trainee-nya atau usia di bawah 19 tahun.

Ongkos bulanan;

Au pair: Di Oslo, harga tiket perbulan untuk tahun 2019 adalah NOK 746

Mahasiswa asing: Diskon sampai 40% atau NOK 450

KESIMPULAN:

Sehemat-hematnya mahasiswa yang tinggal di Norwegia, uang saku bulannya tetap akan kalah dengan 'penghasilan' au pair. Biaya di atas juga belum termasuk paket telpon dan internet yang kebanyakan au pair dibiayai oleh host family. Tapi mengapa uang saku au pair malah yang paling cepat ludes? Kembali lagi ke gaya hidup "tanpa absen nongkrong dan jalan-jalan". Travelling penting, namun menabung juga penting, but what should you prioritise?

Makanya tak heran seorang teman saya rela jadi serial au pair hanya karena kehidupannya yang nyaman, makan-minum-tidur sudah ditanggung. Buka pintu kamar, langsung kerja tanpa harus berjibaku dengan dinginnya salju di musim dingin. Belum lagi adanya fasilitas mewah lainnya seperti diajak travelling bersama, tiket PP gratis, sampai kamar yang mirip hotel bintang lima. Enak kan (sebetulnya) jadi au pair?

Now, tell me what you think! Menurut kalian, uang saku au pair itu sebetulnya sudah cukup adil belum sih?

Wednesday, May 6, 2020

Tips Cari Kontrakan Baru di Oslo|Fashion Style

Nasib saya di awal tahun ini sebelumnya cukup abu-abu. Setelah nihil akomodasi dan tidak punya alamat lagi per awal Desember tahun lalu, saya cukup dipusingkan kemana akan tinggal setelah kembali lagi ke Oslo. Awal Desember saya sudah harus hengkang bantu host family pindahan ke Swiss sebelum pulang ke Indonesia sampai awal Januari. Intinya, saya sudah kehilangan waktu untuk datang ke room viewing.

Di Norwegia, beberapa pemilik apartemen atau kamar biasanya mewajibkan calon penyewa datang dulu ke lokasi dan melihat langsung kamar, sebelum akhirnya memutuskan. Selain itu, biasanya dari pihak pemilik juga ingin melihat langsung si penyewa ini orangnya seperti apa. Meskipun, ada juga banyak kamar yang bisa disewakan tanpa kita perlu datang langsung tapi cukup lewat video call. Intinya, karena dari awal Desember sampai awal Januari saya tak berada di Oslo, hal ini cukup memberatkan untuk datang langsung melihat hunian.

Ngomong-ngomong, saya ingin cerita dulu tentang banyaknya istilah akomodasi di Norwegia ini. Kali ini saya hanya akan fokus ke kamar saja, bukan rumah atau apartemen, karena daftarnya akan sangat panjang. Di sini, kalau kita menyewa satu kamar di dalam apartemen yang juga dihuni oleh 2-5 orang lainnya, itu disebut hybel atau bofellesskap. Jika kita memilih kamar yang ada di student residence (studentbolig), biasanya hanya disebut rom atau kamar. Bedanya apa dengan dormitory (asrama mahasiswa)? Dormitory biasanya disewakan hanya bagi semua mahasiswa yang berkuliah di satu kampus tertentu. Sementara ‘rom’ di Norwegia ini, bisa dihuni oleh semua mahasiswa campuran dan tak harus berkuliah di satu kampus yang sama.

Dari awal Desember, saya mencari-cari kamar/hybel yang disewakan lewat Finn.no, situs paling lengkap di Norwegia untuk cari barang bekas, properti, atau lowongan pekerjaan. Kamar yang diiklankan lewat Finn.no tentunya tak terlalu banyak dan hampir semua harga sewanya di atas kemampuan saya. Padahal kamarnya super kecil, tak berperabot, serta semua fasilitas lain dibagi dengan penghuni kamar lainnya. Cari kamar ini juga sebetulnya tak mudah karena sistemnya kompetisi. Bukan berarti siapa cepat dia dapat, tapi tergantung si pemilik, seberapa tertariknya mereka dengan kita. Beberapa aplikasi saya banyak yang tak direspon atau bahkan ditolak. Jadinya memang ekstra sabar untuk cari kontrakan kamar ini.

Sempat putus asa, saya kadang berpikir untuk sewa ranjang di hostel saja sampai satu bulan. Tapi tinggal di hostel juga tak efektif karena sangat minim privasi, apalagi harus tinggal dengan 10 orang lainnya di satu kamar.

Beberapa teman di kampus menyarankan untuk daftar student housing ke situsnya SiO , organisasi welfare pelajar yang juga meliputi akomodasi mahasiswa di Oslo. Katanya harus cepat, apalagi semester baru di awal Januari akan segera dimulai dan kemungkinan banyak kamar segera terisi penuh. Tak banyak ekspektasi, saya mendaftar ke SiO dan memilih 6 jenis kamar berdasarkan isi kantong dan prioritas. Karena tak ingin repot angkut perabotan, saya juga memilih semua jenis kamar berperabot. Untuk mahasiswa asing, memang sangat disarankan untuk memilih kamar yang sudah berperabotan lengkap tanpa perlu repot beli ini itu karena masa tinggal yang cukup singkat.

Daftar tanggal 4 Desember, secara mengejutkan saya sudah dapat konfirmasi dua hari kemudian dengan email berisi offering di salah satu kamar yang saya pilih di Kringsjå Student Village. Wow! Saya kira prosesnya bisa sangat lama dan posisi saya berada di waiting list, ternyata sebaliknya.

Kamar yang ditawarkan ini ukurannya 11 sqm, berbagi fasilitas dapur dan kamar mandi dengan 6 orang lainnya, serta rentang harganya antara NOK 4000-4500. Jangka waktu tinggalnya hanya 1 semester, namun bisa diperpanjang. Termination date 2-3 bulan, tapi kamar yang sudah kita tempati ini bisa dipindahtangankan ke pelajar lainnya.

Mendengar termination date yang sedikit panjang, Mumu cukup sedih kalau harus menunggu saya sampai 3 bulan lamanya dulu baru bisa tinggal bersama.FYI, Setelah lepas dari segala batasan dan peraturan yang ada di rumahhost family selama 5 tahun, saya memang sudah berdiskusi dengan Mumu untuk menyewa apartemen bersama. Kami bahkan sudah mengecek apartemen yang akan disewa sekiranya ada yang cocok. Namun karena ada beberapa alasan,in last minute kami memutuskan untuk menunda keputusan tinggal bersama.

Setelah mengubah rencana beberapa kali, saya ujungnya mantap dengan ide ini; cari kamar sewa jangka pendek yang murah dan merasakan hidup sendiri dulu, sebelum akhirnya tinggal dengan Mumu. Untuk cari kamar jangka pendek ini saya berlabuh ke Hybel.no , yang juga mengiklankan penyewaan kamar baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Karena bujet juga tak seberapa, cari kamar yang harganya murah meriah ternyata memang susah. Kalau pun ada yang murah, kadang juga waktu sewanya tak sesuai dengan jadwal kita.

Sampai akhirnya saya menemukan satu kamar di Nydalen Student Housing dengan harga NOK 4200 (€425/Rp 6,7 juta) per bulan sudah termasuk internet dan listrik! Kamar juga disewakan jangka pendek tanpa deposito. Untuk menyewa kamar di student housing seperti ini, kita wajib menempuh studi dulu di salah satu kampus yang dinaungi oleh SiO karena saat pindah, data diri kita akan dilaporkan ke pihak SiO sebagai dokumentasi.

…and here it is kamar sewaan di Nydalen yang sekarang saya tempati. Small , but still cozy. Hi, my new little private room!

Student housing ini letaknya tak terlalu jauh dari kampus dan hanya 15 menit naik bus dari pemberhentian terdekat. Tempatnya juga cukup nyaman, punya balkon, dan cenderung sepi. Entahlah, mungkin karena semester baru dimulai, makanya saya tak banyak melihat para mahasiswa berlalu-lalang. Yang sering saya dengar hanya suara bantingan pintu yang selalu menggema sepanjang koridor.

Ada 2 kamar mandi dan WC yang cukup luas untuk dibagi bersama 7 orang lainnya. Dapur letaknya tepat di samping kamar saya, sementara ruang cuci ada di basement. Untuk cuci baju juga saya harus lebih berhemat karena satu kali cuci harganya NOK 25 (€2,5/Rp 40 ribu) dan NOK 20 (€2/Rp 32 ribu) untuk memakai mesin pengering.

But anyway, life feels soooo good! Okelah kamarnya kecil, namun karena saya membayar untuk ini, maka saya punya hak atasnya! Bye-bye peraturan kaku, selamat tinggal juga rasa segan karena masih tinggal di rumah orang. Now I am free to do what I want!