Showing posts with label tahun terakhir au pair. Show all posts
Showing posts with label tahun terakhir au pair. Show all posts

Saturday, May 9, 2020

Tips This is My Final Au Pair Year!!|Fashion Style

It is soooo near an cease!!!!

Ngomong-ngomong, saat menulis tulisan ini, saya masih ada di Zermatt, Swiss, dalam rangka 'business trip'. Host family saya memutuskan pindah ke tempat impian di Pegunungan Alpen, untuk bermukim dan meneruskan hidup dengan meninggalkan semua kehidupan sosial mereka di Norwegia. Pegunungan Alpen yang membentang di Swiss tentu saja jadi pilihan utama karena Zermatt adalah tempat spesial yang selalu jadi area favorit ber-ski bagi orang-orang berduit. Tak heran juga mengapa Swiss, karena negaranya sama-sama makmur dan semahal Norwegia, namun dengan pajak penghasilan yang lebih rendah.

I am one of the luckiest au pairs yang bisa terbang dengan gratis ke tempat ini tanpa perlu merogoh kocek teramat dalam untuk menemukan the real winter wonderland di Eropa. Zermatt is AWESOME! Kanan kiri membentang pepohonan pinus berselimut salju, perumahan berkayu oak yang hampir semuanya adalah tempat penginapan, serta cuitan burung yang menambah tenangnya desa ini dengan tingkat polusi hampir zero! Zermatt bisa jadi adalah tempat terakhir yang saya singgahi dalam rangka "kunjungan kerja" sebagai au pair .

Kalau bisa menyudahi lebih awal, sebetulnya saya sudah ingin cepat-cepat diwisuda saja sebagai au pair dari beberapa bulan yang lalu. Tapi karena kontrak dan komitmen yang mengikat, saya terus saja bekerja sekalian menafkahi diri sendiri setelah diterima jadi mahasiswa S-2 di Universitas Oslo .

Saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan formal setelah 5 tahun hanya berkutat dengan anak-orang & tugas rumah tangga saja. Kesempatan ini saya gunakan karena banyak kampus di Norwegia masih membebaskan biaya kuliah bagi mahasiswa lokal dan internasional. Meskipun begitu, biaya hidup yang tinggi juga cukup memberatkan apalagi saya kuliah pakai biaya sendiri dan tanpa sponsor.

Mungkin ada yang berasumsi kalau hidup saya setelah selesai au pair ini cukup enak karena sudah ada Mumu . At least, bisa menumpang dan makan gratis di apartemen doi. Well, if that's what you really think, then you are wrong!I have stood on my own feet since day 1!Mumu memang teman terbaik dan partner saya di Norwegia, namun bukan berarti dia ATM berjalan dan pengganti bapak saya di sini. He would help me if needed, tapi bukan berarti juga saya bisa menggantungkan semua harapan ke dia. Meskipun, I feel safe because he is always by my side.

Namun walaupun hepi juga sebentar lagi akan menamatkan kontrak terakhir au pair, ada perasaan gelisah yang terus membuncah di akhir tahun ini. Dulu, meskipun harus kerja rodi jaga anak dan bersih-bersih rumah, namun tinggal tunggu awal bulan, uang saku sudah otomatis masuk ke rekening tabungan. Mulai tahun depan, saya otomatis harus cari penghasilan sendiri untuk menyokong kehidupan sampai tamat kuliah.

FYI, saya memutuskan untuk tidak tinggal dengan Mumu dulu, namun menyewa kamar di student housing. Yang artinya, semua biaya sewa dan makan setiap hari harus saya tanggung sendiri. Ada perasaan takut juga bagaimana kalau saya tidak dapat kerja per awal tahun dan tidak bisa bayar sewa bulanan. Perasaan kalut ini bahkan menyelimuti hampir setiap hari! Maklumlah, uang saku yang saya kumpulkan selama 2 tahun ini tak seberapa, belum lagi masih tertitip di orang lain pula.

But the best thing is, I know myself better every day! Setelah semua pengalaman yang sudah saya lewati ini, saya yakin semuanya akan baik-baik saja. Au pair sudah berakhir, no kehidupan mewah, no kamar luas dan modern, no kulkas penuh makanan mahal, no gaji otomatis tiap awal bulan. A bit terrifying to leave them all, but this is LIFE I have always wanted; free from all the limitations!

Terima kasih yang sudah mampir ke blog ini dan selalu membaca cerita tentang kehidupan saya sebagai seorang au pair - dan sekarang sebagai pelajar. Saya tetap akan menulis lika-liku dunia au pair karena informasi tentang au pair itu selalu up-to-date setiap tahunnya. I am soooo happy sharing my au pair life to you for these 5 years! Semoga kalian selalu kembali mengunjungi Art och Lingua untuk menggali cerita terbaru saya di fase berikutnya.

Untuk yang akan mulai, masih jadi au pair, atau akan lanjut au pair lagi, good luck!! Being an au pair is definitely full of fun, but interdependent and addicted!

Ngomong-ngomong, kalau ada yang tanya, apakah saya sedih meninggalkan host kids saya setelah 2 tahun bersama mereka? I WILL BE!! I 1000% WILL BE! Sekesal-kesalnya saya dengan dua bocah Norwegia itu, tapi sejak usia si adik baru 3 minggu, saya adalah orang tua ketiga yang selalu mengasuh dan mengganti popoknya. Saya juga yang paling tahu perkembangan kecerdasan si kakak yang tadinya belum bisa bicara saat pertama kali saya tiba di Oslo, sampai sekarang, sudah cerewet kalau diajak adu mulut. I am sad, but again, happy not to take care of them anymore!

Thursday, May 7, 2020

Tips 2020: The Newest Year After Five-Year|Fashion Style

Setelah 5 tahun jadi au pair dan selalu merasa hidup dengan banyak batasan, akhirnya di tahun ini saya bebas melakukan apa yang saya mau — meskipun dengan tanggung jawab yang lebih besar pula! Beruntungnya lagi, dari bulan lalu saya masih sempat pulang ke Indonesia demi melepas penat sebelum kembali menyelesaikan studi di Norwegia.

Pulang ke Indonesia selalu menjadi terapi ketika masih punya kesempatan berkumpul bersama keluarga sekalian makan makanan khas yang tak ada kloningannya di Eropa.This is SO good! Bangun tidur dengan santai, tak ada suara teriakan anak, tak ada SMS soal daftar pekerjaan rumah tangga, serta tak ada batas sungkan karena masih tinggal di rumah orang.I am at home, literally my parents' home, Kota Palembang!

What are (gonna be) new matters in 2020 that make me this glad?

1. Tempat Tinggal

Tidak ada yang lebih bahagia dari tinggal di rumah sendiri. Bukan rumah orang tua, tapi betul-betul rumah sendiri. Tempat dimana bisa tidur nyenyak dan bangun jam berapa pun kita mau! Tempat dimana kita bisa undang banyak teman tanpa peduli dengan komentar si tuan rumah. Tempat terbaik juga dimana kita bebas melakukan apapun tanpa tatapan sinis dari si tuan rumah karena kamar berantakan.

Yes, this is a place I have always wanted! Meskipun tempat tersebut hanya berupa kamar berukuran mini dengan fasilitas berbagi, tapi setidaknya inilah tempat ternyaman berbayar yang saya punya hak atasnya! Saya juga tidak sabar memberi tahu kalian, tempat ternyaman seperti apa yang akan saya tinggali di tahun ini setelah melepaskan semua atribut mewah milik host family. (Baca di sini bagi yang ingin tahu dimana saya tinggal sekarang!)

2. Pekerjaan

Say bye to those home cleaning and babysitting jobs! Bukan, bukan saya sombong untuk menghindari pekerjaan tersebut. Tapi kalau sudah jadi au pair 5 tahun lamanya, kalian akan mengerti mengapa pekerjaan serupa tak lagi menarik dan menantang. Saya juga sudah bersumpah untuk menjauh dari tawaran babysitting yang masih berhubungan dengan anak-anak, meskipun dinilai tugasnya mudah; hanya jaga anak-anak main atau makan.

Di tahun yang baru ini, mulai mencari kerja di luar bidang yang sudah saya tekuni adalah langkah awal mengembangkan karir yang lebih profesional. Soal pekerjaan ini juga saya akan bahas selengkapnya di postingan lain, because I can't wait to tell you more what am I gonna do for living!

3. Networking

Sudah tidak lagi jadi au pair, bukan berarti saya memutus tali silaturahim dengan para au pair yang masih aktif di luar sana. Mereka semua adalah anak muda hebat yang selalu punya cerita dan berita soal dunia peraupairan. Sejak mendedikasikan weblog ini untuk menyebarkan informasi seputar au pair, saya juga sudah berkomitmen untuk terus memperbarui semua informasi tentang au pair setiap tahun.

Namun karena sudah punya banyak waktu untuk diri sendiri, diharapkan saya juga bisa memperluas jaringan dari pekerjaan paruh waktu atau magang yang mungkin nanti akan saya jalani. Sejujurnya, saya juga tak sabar keluar dan bertemu orang-orang baru lagi. I can't wait to learn more from them!

4. Resolusi

Jepp! Dari yang harus fokus investasi, cari kerja, sampai lancar bahasa Norwegia level B2 adalah beberapa target saya di awal 2020. Tahun lalu saya masih terlalu boros untuk mengeluarkan uang demi jalan-jalan yangmoderate serta sulitnya menabung demi memuaskan gaya hidup. Beruntung, belum menginjak usia 30 tahun, 30 negara sudah saya singgahi. Tahun ini tak ada lagi target negara tertentu yang harus saya kunjungi demifeed Facebook ataupun kumpulan foto keren di Instagram. Sekarang saatnya berpikir serius demi dana pensiun dan dana cadangan,because I am tired of being broke!

Target lain adalah setidaknya menyelesaikan dan fasih bahasa lokal di level B2. Di Norwegia, level B2 ini sudah dianggap cukup baik untuk melamar kerja atau mendaftar ke sekolah yang syaratnya harus bisa "godt norsk". Lagipula sejujurnya saya mulai muak memakai bahasa Inggris di percakapan sehari-hari meskipun hampir semua penduduk Norwegia mampu berbahasa Inggris dengan lancar.I am quite hard to myselfsoal bahasa Norwegia ini. Bahkan berkali-kali misuh-misuh ke Mumu , kapan kah saya bisa mengerti dan bicara secara fasih?!

Five. Atmosfir

Mungkin lebih tepatnya, the real feeling of freedom like a wild bird! Saya sadar bahwa tahun ini juga bisa lebih berat karena saya harus berdiri di kaki sendiri tanpa fasilitas dan liburan mewah setiap tahun. Tapi karena keterbatasan itulah, saya yakin bahwa hidup layaknya mahasiswa kere di luar negeri akan membawa perubahan besar di hidup saya. Hidup mandiri itu memang berat namun akan mengasah mental sekuat baja, because most of the time, life is unfair.

Meskipun nantinya masih harus mengatur waktu antara membagi jadwal kuliah, kerja paruh waktu, dan berorganisasi, tapi setidaknya saya tidak merasa berhutang budi pada siapapun hanya karena masih menumpang. I am not afraid of being kicked out dan residence permit saya dicabut hanya karena tak cocok dengan employer (layaknya host family sebagai 'bos' kita). Bayangkan kalau masih jadi au pair, mengatur waktu untuk liburan dan ketemu orang baru saja masih dirasa cukup susah. Hmmm... This freedom smells so fresh, sodara-sodara!

Walaupun katanya 2020 itu hanyalah 2019-dengan-resolusi-lawas tapi wajah yang baru, namun bagi saya, this is a new happiest year! Bagaimana dengan kalian sendiri, adakah hal baru yang ditunggu tahun ini?