Showing posts with label wisata kuliner. Show all posts
Showing posts with label wisata kuliner. Show all posts

Saturday, July 4, 2020

Tips PRAHA: Liburan Dari Kafe ke Kafe|Fashion Style

Setelah memutuskan memilih negara-negara murah di Eropa tengah untuk liburan musim panas, saya sudah mewanti-wanti seorang teman untuk memasukkan Praha sebagai kota terlama yang akan kami kunjungi. Teman Belgia saya, Mittchie, juga setuju kalau kami memang wajib mengunjungi Praha lebih lama.

Praha, ahh little sister of Paris, katanya. Mulai dari distrik Letna yang kalem, trekking ke bukit hingga sampai di Metronome dan melihat keindahan Praha dari ketinggian, TV Tower, hingga banyaknya bangunan warna-warni didominasi warna oranye yang manis.

Tapi saya sebal kalau hanya menyusuri Praha dari Old Town saja. Sama seperti halnya Paris, turis di Praha juga selalu memenuhi daerah pusat kota. Saya bosan tiap jalan beberapa meter selalu saja menemui aktor dan aktris K-Pop KW 3. Seriusan, mereka ada dimana-mana!

Oke, karena saya dan Mittchie juga tidak terlalu suka sightseeing dan berkumpul dengan turis, akhirnya kami putuskan memasukkan agenda wisata kuliner di Praha. Ketimbang memilih tempat makan di area turistik, saya sedikit memaksa Mittchie untuk mengikuti saya mencari tempat makan hingga ke distrik luar pusat kota Praha.

Ngopi-ngopi lucu @ MŮJ ŠÁLEK KÁVY

Mittchie memang suka kopi, tapi saya tidak. Tiada satu hari tanpa minum kopi bagi teman saya ini. Dibandingkan minum kopi di salah satu cabang Starbucks, saya lebih suka memilih tempat khas lokal. Menurut saya, salah satu cara terbaik menikmati budaya suatu tempat adalah dengan mengunjungi tempat makan lokal dan mencicipi apa yang mereka buat.

Saat kami datang ke MSK, beberapa meja sudah penuh dan reserved. Untungnya kami masih punya waktu satu jam setengah untuk menempati salah satu meja yang sudah dipesan. Saya sudah jatuh cinta dengan tempat ini sesaat setelah kami sampai di tempat. "Nice place!", komentar Mittchie.

Uniknya, tidak seperti kebanyakan coffee shop lain, di MSK pelanggan justru tidak memesan kopi langsung melalui barista. Layaknya seperti restoran, pelanggan dipersilakan menempati kursi, lalu beberapa staf akan datang mengantarkan menu. Lihat nih ekspresi Mittchie saat kebingungan memilih kopi!

Pesanan saya: Jordi's hot chocolate with milk and 63% dark Ecuador cacao & banana cake

Pesanan Mittchie: Ethiopia layo tiraga coffee & almond cake

One stop break @ BISTRO 8

Hujan deras mengguyur Praha saat kami selesai menyusuri distrik Letna. Menemukan Bistro 8 pun sebenarnya tidak sengaja. Saya yang kala itu ingin melihat buku-buku desain di Page Five, akhirnya menemukan tempat ini sekalian berteduh. Page Five dan Bistro 8 pun hanya selemparan batu di satu jalan yang sama.

Sebenarnya Bistro 8 lebih tepat disebut tempat menikmati sarapan ataupun brunch karena pilihan makanan yang beragam dan cukup mengenyangkan. Tidak seperti banyaknya tempat makan yang dipenuhi turis, Bistro 8 justru terletak di kawasan permukiman orang Ceko. Banyaknya apartemen di kawasan ini, membuat Bistro 8 jadi salah satu tempat favorit menikmati sarapan ataupun makan siang. Beruntungnya, saya dan Mittchie tidak menemukan aktor atau aktris K-Pop di tempat ini.

Pesanan saya: Matcha latte

Pesanan Mittchie: Flat white coffee (harus pesan dua kali karena si Mittchie menambahkan garam yang dikira gula :p )

Makan Chlebicek ala Czechs @ SISTERS

You definitely have to go to this place if you're in Prague! Sisters terletak di Distrik 1 yang tidak jauh dari spot-spot turis di Praha. Tempatnya tidak terlalu besar, namun tetap bisa menikmati open sandwich khas Praha (chlebicek) di meja dan kursi yang disediakan.

Sebenarnya tidak ada yang spesial dari chlebicekdi Sisters. Di Denmark, makanan seperti ini juga bisa saya temukan di banyak tempat ataupun membuat sendiri di rumah. Bedanya, roti untuk sandwich di Praha lebih lembut dan toppingnya pun lebih simpel tapi tetap enak. Die die must try!

Selain harganya super murah, 29-45 CZK (di Denmark bisa 6 kali lipatnya!) untuk satu chlebicek, sup harian yang ditawarkan pun cukup menggugah selera. Jauhi kesalahan turis saat datang ke tempat ini! Orang-orang Ceko tidak makan chlebicek dengan sendok dan garpu, tapi langsung dengan tangan. Tidak juga seperti makan pizza, dilarang untuk melipat chlebicek agar mudah digigit. So, eat slowly and enjoy every bite!

Pesanan saya: Egg with watercress, Mackarel with wasabi mayonnaise, & Potato soup

Pesanan Mittchie: Ham and potato salad & Roast beef

Lunch di distrik lokal @ HOME KITCHEN

Saya dan Mittchie sepakat kalau Home Kitchen di Holesovice adalah tempat makan siang terbaik kami di Praha. Home Kitchen sebenarnya ada dua tempat, pusatnya di Distrik 1, lalu tempat terbaru ada di Distrik 7. Makanannya sama-sama enak, simpel, dan staf yang friendly. Bedanya, di Distrik 1 hanya muat dua meja, tapi tidak di Holesovice.

Ketika memutuskan keluar dari zona turis dan menuju tempat ini, saya dan Mittchie sedikit skeptis seperti apa Home Kitchen di Distrik 7. Yang kami lihat, kawasan yang dituju merupakan daerah perkantoran dan permukiman yang sepi.

Sekali lagi, saya dan Mittchie juga sama-sama sepakat untuk jatuh cinta dengan tempat ini. Makanannya memang simpel, tapi atmosfir yang ditawarkan sangat cozy. Selain makan di dalam, pelanggan juga bisa makan di luar dengan bagi perokok maupun non perokok. Karena kami tidak merokok, seorang pelayan menempatkan kami di luar dengan sisi apartemen Ceko yang segar.

Meskipun tempatnya berada di kawasan perkantoran dengan interior yang oke dan terlihat mahal, namun harga makanan di tempat ini far too good! Menu makanan orang Ceko memang tidak jauh-jauh dari sup krim. Serunya, pelanggan juga bisa menikmati roti homemade sebagai teman makan sup dengan pilihan deeping oil bawang putih, rosemary, cabe, ataupun original.

Pesanan saya: Semangkuk besar sup jagung dan sayuran - chilli oil

Pesanan Mittchie: Semangkuk kecil sup & menu harian (Chicken potato) - garlic oil

Brunch terakhir @ POLÉVKÁRNA

Sebelum packing dan menuju bandara, saya lagi-lagi memaksa Mittchie untuk menemani saya ke Karlin. Karena sudah keseringan makan sup seperti orang Ceko, brunch terakhir kali ini di Praha juga ingin ditutup dengan sup.

Jam 10 pagi, saya dan Mittchie akhirnya sepakat keluar rumah dan berjalan kaki menuju salah tempat makan sup murah di Karlin. Tidak seperti tempat makan beratmosfir Instagramic yang sudah kami singgahi, Polevkarna hanya berupa tempat makan sederhana. Beberapa tempat duduk juga disediakan di luar kafe bagi yang ingin menikmati mentari Praha.

Sup yang ditawarkan biasanya berbeda dari hari ke hari. Meskipun harganya murah, tapi makanannya pun cukup beragam, mengenyangkan, dan enak. Jangan lupakan juga side dish mereka seperti almond cake atau spinach pie.

Pesanan saya: Dua mangkuk kecil sup sayuran & sup jagung, plus sepotong pie beet root

Pesanan Mittchie: Semangkuk besar sup ayam sayuran

Friday, July 3, 2020

Tips NOODLE STATION: Tempat Makan Terbaik di Mahalnya Reykjavík|Fashion Style

Untuk urusan perut saat travelling, saya cukup yang tidak ingin ambil aman. Saya tidak terburu-buru mencari Mekdi ataupun Subway terdekat hanya karena murah. Daripada menyerah dengan burger asal Amerika, saya malah ke supermarket mencari buah, yoghurt, ataupun mie instan kalau sedang kehabisan uang dan tidak bisa mencicipi makanan lokal. Don't get me wrong! I do love burger and fries, but show me the local ones please ;)

So, what I always do before travelling? Always study place to eat beforehand!

Di pusat kota Reykjavík, saya tidak menemukan makanan cepat saji semisal Mekdi, Subway, maupun rekan-rekannya. Bagus! Seputar area downtown Reykjavík, saya hanya melihat restoran lokal khas Islandia, masakan oriental, ataupun hotdog terenak yang kata orang sangat recommended!

Sebelum ke Islandia, saya memang sudah membaca reputasi bagus bar soup di daerah Laugavegur, Noodle Station . Beruntung sekali, hostel yang akan saya tempati hanya 2 menit jalan kaki dari tempat ini. Selain mendapatkan predikat "The Best Spot" untuk harga makanan termurah di Reykjavík, rasa sup mie-nya pun super enak!

Saat datang untuk makan malam, hampir seluruh meja penuh oleh pelanggan. Meskipun kebanyakan pelanggan berwajah Asia, tapi banyak juga pelanggan berkulit putih masuk dan keluar tempat ini.

Pelayan di kasir memang terkesan flat seperti tidak ramah, namun sebenarnya memang sepertilah tipikal orang Islandia (meskipun bermuka Asia). Tanpa pikir panjang, saya langsung saja memesan semangkuk sup mie daging seharga 1540 ISK (sekitar 96DKK atau €13). Sebelum berpindah tangan, pelayan juga menanyakan apakah mie kita ingin ditambah cabe atau tidak. Tentu sajaaa!

Dang! Di hirupan kuah pertama, saya sudah jatuh cinta dengan makanan ini. Supnya sangat segar dengan aroma koriander yang khas. Mirip-mirip kuah bakso atau tekwan khas Palembang. Dagingnya pun sangat lembut dan enak. Benar-benar kombinasi mie, sup, dan rasa daging yang pas. Saking senangnya menemukan tempat ini, saya nyaris nangis bahagia. Kalau memang kurang pedas ataupun gurih, di meja juga disediakan bubuk cabe, kacang halus sebagai topping, ataupun garam.

Di hari kedua, saya memaksakan diri kembali lagi ke tempat ini untuk makan malam. Padahal saya sudah reservasi meja di restoran lain, lho. Jadi sebelum datang ke restoran, akhirnya saya menyerah dan jalan kaki setengah jam ke Noodle Station. Saya pun memilih menu vegetarian yang lebih murah seharga 890ISK (sekitar 56DKK atau €7,5).

Meskipun sama-sama menyegarkan dan mengenyangkan, tapi entah kenapa saya lebih merekomendasikan beef noodle. Kombinasinya lebih pas dan menari-nari di mulut. Duh, ngiler lagi!

Selain menu daging dan vegetarian, mereka juga menyediakan menu ayam. Harga supnya pun hampir sama dengan menu daging. Saya tidak tahu kombinasinya seperti apa, tapi sepertinya saya harus kembali lagi ke tempat ini mencoba sendiri.

Kurang kenyang? Boleh tambah mie, tambah daging atau ayam, ataupun memesan sup dengan mangkuk yang lebih besar dengan ekstra biaya. Trust me, food in Reykjavík are so daaaamn expensive! Croissant ataupun roti cokelat yang biasanya saya beli di Denmark seharga 7-10DKK (sekitar €2), disini bisa 299ISK (sekitar 20DKK atau €2,7) per biji!

Makanya tempat ini serasa surga bagi pecinta makanan pedas atau fans mie kuah bercita rasa oriental. Ssst...bumbu sedap a la Noodle Station sebenarnya resep rahasia dari keluarga Thailand!

Die die must try! Highly recommended!