Showing posts with label iceland. Show all posts
Showing posts with label iceland. Show all posts

Saturday, July 4, 2020

Tips Terbang Layaknya Bos dengan WOW Air|Fashion Style

Dua minggu sebelum ide ke Islandia muncul, Louise mengabarkan kalau keluarga mereka akan menghadiri ulang tahun seorang keponakan di Jumat malam. Artinya, mereka tidak akan ada di rumah setelah jam 5 sore dan tentunya saya bisa liburan. Hore!

Sejak saat itu, otak saya sudah mulai berpikir, "ayo kemana lagi ini, Nin? Kapan lagi bisa liburan dari Jumat? Menghabiskan akhir pekan selalu di Kopenhagen rasanya terlalu membosankan. Ujung-ujungnya juga nongkrong di bar, curhat soal cowok Denmark, atau mengeluh soal repetisi yang selalu dilakukan di Sabtu malam. Aduh, begitu saja terus!"

Iseng-iseng saya mengecek beberapa tiket keberangkatan termurah ke beberapa negara di akhir pekan. Jerman? No. Lithuania (lagi)? No. UK? Kan pake visa.Scrolling.. scrolling.. scrolling! Akhirnya saya putuskan menuju Reykjavík, ibukota Islandia, sebagai tujuan weekend getaway.

Hanya ada dua maskapai penerbangan dengan waktu terbang tercepat menuju Reykjav?Ok dari Kopenhagen, WOW Air dan IcelandAir. Harga tiket pulang pergi WOW Air saat itu 1058DKK ( sekitar one hundred twenty,78GBP atau ?142). Mahal gila! Emang!!

IcelandAir jangan ditanya. Karena ini maskapai kebanggaannya orang Islandia, harga yang dipatok pun dua kali lipat lebih mahal. Mana lagi saya booking tiketnya mepet begini. Skip!

Meskipun WOW Air adalah low-cost carrier asal Islandia, tapi maskapai ini juga mempertimbangkan sisi kenyamanan penumpang. Saya cukup tertarik dengan pilihan kursi XXL dan XL yang ditawarkan saat ingin membeli tiket lewat website mereka. Lucunya, kursi XXL ditawarkan dengan tagline "Fly like a boss. Extra extra legroom!" seperti oase bagi pemilik kaki jenjang dan pecandu Kelas Bisnis di low-cost carrier.

Sebenarnya badan saya tidak terlalu tinggi, kaki saya juga tidak jenjang, jadi pilihan kursi biasa memang tidak ada masalah. Tapi karena saya ini oon penasaran ingin mencicipi si kursi XXL, akhirnya saya belilah dua kursi XXL di bagian depan untuk pulang pergi. Harga yang ditawarkan untuk kursi ukuran XXL senilai 22,99 GBP (203 DKK atau €27).

Alasan saya membeli kursi ini, karena saya yakin saya butuh tidur. Apalagi pesawat kembali ke Kopenhagen sangat pagi dan saya yakin sekali akan begadang seharian. Tiga jam di atas pesawat, lumayan juga kan dimanfaatkan untuk tidur. I don't need entertainment after all.

Oh ya, karena ini maskapai low-cost carrier, pertimbangkan juga tas yang akan dibawa. Petugas bandara benar-benar akan mengecek penumpang yang tasnya terlalu besar dan tidak muat di boks pengukuran. Normalnya, setiap penumpang boleh membawa satu tas tangan dan tas kabin berukuran 40 sentimeteran.

Kalau ingin membawa ransel 40L ataupun koper ukuran 50 sentimeteran, beli saja tas kabin ekstra seharga 15,ninety nine GBP (sekitar one hundred forty DKK atau ?19). Karena saya hanya liburan akhir pekan, saya hanya menjinjing tas tangan yang biasa dipakai ke sekolah.

Akhirnya, waktu liburan saya tiba! Jam setengah 11 pagi saya sudah siap di bandara Kopenhagen. Tidak perlu repot menyiapkan print out tiket, karena WOW Air memberikan kemudahan bagi penumpang saat boarding. Selain bisa menggunakan boarding pass yang diunduh via email, penumpang juga bisa mencetak boarding pass langsung di bandara.

Dari Kopenhagen, saya sempat dibuat kecewa karena pesawatnya tidak memiliki kursi XL maupun XXL! Pesawat yang digunakan kali ini ternyata versi Airbus A320 yang hanya memiliki 174 kursi standar. Aaarrgghh!! Buang-buang duit kan?! Saya juga sudah komplain ke WOW Air perihal ini, tapi tetap saja customer service mereka seperti kesulitan memberikan jawaban memuaskan. Duh.

Saat penerbangan pulang dari Reykjavík barulah saya bisa menikmati kursi XXL di bagian depan. Finally!

Benar saja, you'll get what you pay. Kursi 2D yang saya pilih benar-benar luas dan nyaman untuk memanjangkan kaki. Dari review yang saya baca, kursi terbaik di WOW Air memang bagian 2DEF. Meskipun kursi XXL tidak bisa ditransformasi jadi tempat tidur, namun kaki saya sangat lapang dipanjangkan kesana kemari. Lega.

Selain kenyamanan ekstra, saya juga tidak berhenti mengagumi paras wanita Islandia dari para pramugari WOW Air. Walaupun dari bentuk tubuh tidak selangsing pramugari Asia (ada yang sedikit over dan tidak terlalu tinggi lho!), namun mata biru dan rambut blonde mereka sukses menyita perhatian saya. Saat ketahuan diambil fotonya pun, seorang pramugari hanya tersenyum genit dan ramah. Hehe.

Selain membeli kursi dan ekstra bagasi kabin, WOW Air juga menawarkan beberapa tur di area Reykjavík lewat website mereka. Pilihan lainnya, kita juga bisa mereservasi tiket bus pulang pergi dari/ke bandara Keflavik. They pack all the comfortness in one click.

Tiket pesawat ke Reykjav?K lewat Kopenhagen yang saya beli memang tidaklah murah. Belum lagi ada embel-embel ingin mencicipi kursi terbaik mereka. Namun, tidak ada salahnya mereservasi tiket jauh-jauh hari jika memang niat ke Islandia.

Pengalaman saya sejauh ini, pesawat mereka sangat nyaman meskipun hanya menempati kursi standar. Tidak seperti RyanAir yang sedikit sempit dan kusam, WOW Air sangat bersih dan luas. Saat take off dan mendarat pun dilakukan dengan mulus. They promise you that WOW feeling!

Friday, July 3, 2020

Tips NOODLE STATION: Tempat Makan Terbaik di Mahalnya Reykjavík|Fashion Style

Untuk urusan perut saat travelling, saya cukup yang tidak ingin ambil aman. Saya tidak terburu-buru mencari Mekdi ataupun Subway terdekat hanya karena murah. Daripada menyerah dengan burger asal Amerika, saya malah ke supermarket mencari buah, yoghurt, ataupun mie instan kalau sedang kehabisan uang dan tidak bisa mencicipi makanan lokal. Don't get me wrong! I do love burger and fries, but show me the local ones please ;)

So, what I always do before travelling? Always study place to eat beforehand!

Di pusat kota Reykjavík, saya tidak menemukan makanan cepat saji semisal Mekdi, Subway, maupun rekan-rekannya. Bagus! Seputar area downtown Reykjavík, saya hanya melihat restoran lokal khas Islandia, masakan oriental, ataupun hotdog terenak yang kata orang sangat recommended!

Sebelum ke Islandia, saya memang sudah membaca reputasi bagus bar soup di daerah Laugavegur, Noodle Station . Beruntung sekali, hostel yang akan saya tempati hanya 2 menit jalan kaki dari tempat ini. Selain mendapatkan predikat "The Best Spot" untuk harga makanan termurah di Reykjavík, rasa sup mie-nya pun super enak!

Saat datang untuk makan malam, hampir seluruh meja penuh oleh pelanggan. Meskipun kebanyakan pelanggan berwajah Asia, tapi banyak juga pelanggan berkulit putih masuk dan keluar tempat ini.

Pelayan di kasir memang terkesan flat seperti tidak ramah, namun sebenarnya memang sepertilah tipikal orang Islandia (meskipun bermuka Asia). Tanpa pikir panjang, saya langsung saja memesan semangkuk sup mie daging seharga 1540 ISK (sekitar 96DKK atau €13). Sebelum berpindah tangan, pelayan juga menanyakan apakah mie kita ingin ditambah cabe atau tidak. Tentu sajaaa!

Dang! Di hirupan kuah pertama, saya sudah jatuh cinta dengan makanan ini. Supnya sangat segar dengan aroma koriander yang khas. Mirip-mirip kuah bakso atau tekwan khas Palembang. Dagingnya pun sangat lembut dan enak. Benar-benar kombinasi mie, sup, dan rasa daging yang pas. Saking senangnya menemukan tempat ini, saya nyaris nangis bahagia. Kalau memang kurang pedas ataupun gurih, di meja juga disediakan bubuk cabe, kacang halus sebagai topping, ataupun garam.

Di hari kedua, saya memaksakan diri kembali lagi ke tempat ini untuk makan malam. Padahal saya sudah reservasi meja di restoran lain, lho. Jadi sebelum datang ke restoran, akhirnya saya menyerah dan jalan kaki setengah jam ke Noodle Station. Saya pun memilih menu vegetarian yang lebih murah seharga 890ISK (sekitar 56DKK atau €7,5).

Meskipun sama-sama menyegarkan dan mengenyangkan, tapi entah kenapa saya lebih merekomendasikan beef noodle. Kombinasinya lebih pas dan menari-nari di mulut. Duh, ngiler lagi!

Selain menu daging dan vegetarian, mereka juga menyediakan menu ayam. Harga supnya pun hampir sama dengan menu daging. Saya tidak tahu kombinasinya seperti apa, tapi sepertinya saya harus kembali lagi ke tempat ini mencoba sendiri.

Kurang kenyang? Boleh tambah mie, tambah daging atau ayam, ataupun memesan sup dengan mangkuk yang lebih besar dengan ekstra biaya. Trust me, food in Reykjavík are so daaaamn expensive! Croissant ataupun roti cokelat yang biasanya saya beli di Denmark seharga 7-10DKK (sekitar €2), disini bisa 299ISK (sekitar 20DKK atau €2,7) per biji!

Makanya tempat ini serasa surga bagi pecinta makanan pedas atau fans mie kuah bercita rasa oriental. Ssst...bumbu sedap a la Noodle Station sebenarnya resep rahasia dari keluarga Thailand!

Die die must try! Highly recommended!

Tips REYKJAVÍK: Menelusuri Kota Sepi Bergaya Eropa Klasik di Akhir Pekan|Fashion Style

"Kamu jadi pergi ke Irlandia? Eh, yang terkenal dari sana apa sih?" tanya seorang kenalan. "Westlife!" jawab saya.

"Kak, jadi pergi ke Sislandia?" tanya Rika, beberapa saat setelah melihat status terbaru saya di BBM. "Hah? Emang ada di peta?" tanya saya balik.

ISLANDIA, sodara-sodara! Saya liburan ke Islandia, bukan ke kedua tempat yang Anda sudah sebutkan. Seriusan, saat saya menyebutkan Reykjavík, banyak yang tidak tahu dimana letak kota ini berada.

Dari letak geografisnya pun, banyak yang bingung, negara ini masuk bagian Eropa atau tidak. Apakah visa Schengen bisa digunakan atau mesti apply visa baru. Iya bisa. Islandia masuk bagian negara Nordik yang letaknya paling utara Eropa. Karena masuk salah satu negara Schengen, tidak perlu lagi apply visa baru untuk datang kesini.

Waktu terbaik mengunjungi Islandia adalah saat musim dingin dan musim panas. Banyak sekali orang yang sengaja datang hanya untuk memburu Aurora Borealis ataupun menunggang kuda saat rumput sedang hijau. Sialnya, banyak aktifitas berpetualang di Islandia harus dilakukan hanya dengan dua pilihan; ikut tur atau menyewa mobil sendiri lalu menuju tempat yang ingin dikunjungi. Tempat terbaik menikmati alam Islandia pun sebenarnya jauh dari pusat keramaian di ibukota.

Reykjavík, ibukota Islandia, merupakan kota terbesar namun berpenduduk sedikit. Tidak banyak yang bisa dilakukan di kota ini kalau memang berniat tinggal lama. Saya mengunjungi Reykjavík di akhir pekan hanya untuk mendapatkan gambaran bagaimana hiruk-pikuk negara yang letaknya di tengah Samudera Atlantik ini.

DISTRIK HUNIAN REYKJAVÍK

Penginapan yang saya pilih memang terletak di area strategis yang tidak jauh dari pusat kota, namun juga berdekatan dengan ketenangan hunian penduduk Reykjavík. Suasana kontras terlihat jika saya memutuskan mengambil jalan kanan ataupun kiri. Di bagian kanan penginapan saya, hanya satu menit jalan kaki, saya sudah sampai di area pedestrian turis yang sangat terkenal, Laugavegur. Sementara kalau memutuskan mengambil jalan ke kiri, saya menemukan ketenangan, raut wajah datar orang Islandia, serta perumahan bergaya Eropa lama.

Ketika melihat gaya rumah dan apartemen di Reykjavík ini, saya seperti melihat Eropa di era 60an. Memang, saya belum pernah ke Eropa di tahun itu, saya juga belum lahir. Namun suasana sepi, halte bus yang sendiri berdiri kokoh, serta arsitektur bangunannya, membuat saya melihat sisi klasik Eropa sebelum menjadi modern. "It seems like a village!" komentar kakak saya saat ditunjukkan foto-foto Reykjavík via BBM.

Ketiadaan transportasi umum semisal tram dan metro pun membuat penduduk Reykjavík lebih nyaman mengendarai mobil pribadi mereka. Sama seperti halnya di Indonesia, di jam-jam sibuk pun, antrian mobil saat lampu merah bisa sangat panjang.

Saat hari mulai gelap, suasana kalem dan romantis bisa saya temukan hanya dengan melewati distrik hunian penduduk Reykjavík. Si pemilik rumah mulai menyalakan lampu yang sedikit temaram jika dilihat dari luar. Karena saya datang di awal musim dingin, banyak juga keluarga yang sudah menyalakan lampu-lampu kecil khas Natal di rumah ataupun halaman mereka.

PERLAN

Saya harus menunggu hari benar-benar terang dulu sebelum datang ke tempat ini. Jangan harap bisa menemukan matahari sebelum jam 10.30 pagi di Reykjavík saat musim dingin. Good side-nya, saya bisa jadi lebih lama tidur.

Perlan, atau disebut mutiara dalam bahasa Islandia, adalah salah satu landmark terbaik di Reykjavík. Bangunannya sendiri sedikit kontras dari gaya hunian klasik yang sudah saya lewati. Arsitektur dan interiornya sangat mengagumkan dan modern. Meskipun sedikit kurang dimanfaatkan oleh penduduk Reykjavík, namun Perlan memiliki high-class restoran, kafe, serta sering kali mengadakan pameran kaset dan buku. Lucunya, kita juga melihat semburan air panas replikanya The Golden Circle yang terkenal itu di dalam bangunan ini.

Datanglah ke Perlan untuk mendapatkan panorama terbaik Reykjavík. Dari balkon restoran yang ada di lantai 4, kita bisa melihat pemandangan kota Reykjavík hingga 360° dari ketinggian yang sangatbreathtaking. Selain perumahan berwarna-warni, hamparan gletser dan sungai es yang mencengkram kota Reykjavík are so freaking beautiful!Kita juga bisa menikmati magisnya Reykjavík saat makan malam di restoran, ataupun sekedar menyesap kopi di kafe.Perfect!

Sebelum datang kesini, siapkan juga kamera berdaya tangkap tinggi untuk mengambil pemandangan kota dan gunung es secara lebih jelas.

HARPA

Harpa atau biasa dikenal dengan Icelandic Opera House sebenarnya memiliki hubungan baik dan buruk dengan penduduk Reykjavík. Pembangunannya sendiri dikerjakan saat keadaan ekonomi Islandia sedang berada di puncak, namun harus dihentikan ketika Islandia sedang mengalami krisis keuangan. Sempat adanya keraguan kalau bangunan ini akan selesai, namun nyatanya, it's here and beautiful!

Kabar yang saya dengar, Islandia sempat meminjam banyak uang dari negara tetangga hanya untuk membuat konstruksi bangunan ini selesai. Tak tanggung-tanggung, uang yang harus dipinjam untuk membangun Harpa pun sangat fantastis jumlahnya. Namun karena meninggalkan hutang yang banyak, penduduk Reykjavík juga kecewa dengan hal itu. Di sisi lain, banyak juga diantara mereka yang mulai mencintai salah satu bangunan tercantik dan modern ini.

Selain arsitekturnya yang mengagumkan,  Harpa memiliki kafe, restoran, toko kaset 12 Tónar dan Epal, sebuah tempat dimana kita bisa menemukan barang-barang khas desain Islandia dan negara-negara Nordik.

LIVE SHOW WAJIB TONTON

"The show is much more than a stand up comedy!" bunyi salah satu tagline dilampiran brosur.

Sebelum ke Islandia, saya sudah mendengar reputasi acara ini ketika memutuskan liburan ke Stockholm. Di Swedia, ada juga acara live serupa berjudul How To Become Swedish in 60 Minutes. Usut punya usut, ternyata acara yang ada di Swedia terinspirasi dari kesuksesan komedi show dari Islandia.

Kalau tidak keberatan mengeluarkan 4400 ISK atau €38, sebenarnya saya sangat merekomendasikan menonton acara live ini di Harpa. Seorang host asli Islandia, akan mengajarkan kita menjadi orang Islandia hanya dalam waktu 60 menit. Tidak hanya menceritakan tentang sejarah Islandia dan karakteristik orang-orangnya, acara ini pun dikemas dengan joke-joke ringan ala orang Islandia.

Setelah menonton acara ini pun, saya jadi paham soal karakteristik penghuni Eropa Utara yang notabene nyariiiis berkarakter serupa. It's a funny way to learn about the icelandic and its culture from the stage!

LAUGAVEGUR

Seorang pendatang pernah bercerita, di tahun 2008, saat dimana Islandia sedang mengalami krisis keuangan, Laugavegur hanyalah jalanan sepi tanpa turis. Kita bisa saja berjalan sepanjang jalanan ini dan hanya menjumpai lima orang pejalan kaki. Di malam hari, bar sangat sepi dan para turis biasanya sangat menarik perhatian orang lokal. Mereka sangat ingin menanyakan kedatangan para turis ini ke Reykjavík, "what are you doing here? What do you do?"

Sekarang masa-masa itu sudah hilang. Siapa sangka, karena rasa penasaran banyak orang dengan Reykjavík, Laugavegur menjelma menjadi area yang tidak pernah sepi turis. Saat saya berjalan-jalan di Sabtu malam, bar mulai ramai dari jam 9. Belum lagi mobil yang lewat di jalan ini memang rata-rata berisikan anak muda lokal yang siap menikmati hiburan malam di tengah kota.

Di siang hari, Laugevegur adalah salah satu tempat terbaik menemukan banyak restoran, kafe, toko-toko khas desainer lokal, hingga wol terbaik dari domba Islandia. Salah satu tempat makan terbaik dan favorit saya di Laugavegur adalah Noodle Station.

Menyusuri Laugavegur juga tidak lengkap tanpa berkunjung ke gereja tertinggi di Islandia, Hallgrímskirkja. Selain Perlan, kita juga bisa memotret pemandangan terbaik Reykjavík dari tempat ini. Tidak gratis memang, kocek yang harus dikeluarkan adalah 600 ISK atau €5 saja. Datanglah ke Hallgrímskirkja sebelum jam 5 sore saat tower belum ditutup untuk umum.

Wednesday, July 1, 2020

Tips Islandia: Perburuan Aurora di Atas Kapal|Fashion Style

Setelah mengecek harga paket tur yang ada di beberapa website agensi di Islandia, saya akhirnya memutuskan membeli paket Northern Lights by Boat dan Whale Watching di Special Tours dengan masing-masing harga 9900 ISK. Karena membeli dua paket tur, saya mendapatkan diskon 1000 ISK dari pihak agensi.

Sepuluh hari sebelum keberangkatan, saya terus-terusan mengecek prakiraan cuaca di Reykjav?Okay. Beberapa hari ke belakang, Reykjav?K sedang diguyur hujan deras ditambah angin kencang. Kalau memang saat saya disana ternyata hujan, sayang sekali kalau harus membatalkan tur aurora dan paus yang sudah direncanakan.

Finally saya sudah di Reykjavík. Beruntung sekali weekend kali ini Reykjavík sedang good mood, tiada hujan, tiada salju. Suhu saat itu hanya 1°C, tapi anginnya kencang gila-gilaan. Muka saya sampai merah-merah serasa ditampar. Karena merasa sudah pas dengan pakaian yang digunakan, saya pun sampai sengaja tidak membawabeanie hat dan syal. Tolol!

Tur pertama saya adalah Northern Lights through Boat yang akan dimulai jam 9 malam. Lima belas menit sebelum tur, saya sampai di depan kapal yang akan digunakan untuk tur. Seorang kru cewek dari pihak agensi sudah berdiri tepat di depan kapal untuk mengecek nomor reserving dan tiket tamu.

Bagian dalam kapal terdiri dari dua lantai, bagian paling bawah dan tengah. Tidak terlalu ingin terombang-ambing ombak, saya pun memilih duduk di lantai kedua. Seorang gadis muda Jerman dan ibunya mempersilakan saya duduk di dekat mereka ketika tahu saya datang sendirian. Banyak tempat duduk sudah mulai terisi penuh. Kebanyakan orang memang datang bersama teman, keluarga, ataupun pacar, tidak ngenes seperti saya yang jadi single fighter malam itu.

Jam nine teng, kapal mulai bergerak meninggalkan pelabuhan. Seorang kru, yang ternyata adalah cewek di depan kapal tadi, datang dan menyambut tamu. Dia menjelaskan tentang keamanan, isi kapal, dan tur yang akan berjalan hingga tengah malam.

Karena aurora adalah fenomena alam yang tidak bisa diprediksi, si cewek menghimbau agar tamu tetap bisa mengikuti tur-tur di hari berikutnya jika malam itu belum puas. "Please remember, you are in the North Atlantic! Even it's colder, but try to enjoy and have fun." tambahnya lagi. Ketika mendengar kata-kata itu, entah kenapa seketika saya merasa sudah terlalu jauh dari rumah.

Dua puluh menit awal, kapal mulai bergerak lebih cepat hingga empat puluh menit berikutnya. Kapal mulai terombang-ambing ombak kencang sampai membuat seseorang yang berjalan di atas kapal harus lebih hati-hati melangkah.

Dari awal, si cewek juga sudah memberikan instruksi untuk menggunakan jaket penahan dingin, mirip jaket astronot, yang sudah disediakan oleh kapal. Sialnya, jaket tersebut ada di lantai bawah. Artinya, saya harus berjalan pelan ke bawah dan memasang jaket dalam keadaan kapal disko begini. Aduh!

Saat melihat banyak orang yang mulai angkat pantat turun ke bawah, saya pun memaksakan diri berjalan. Kepala saya sudah mulai nyut-nyutan sebenarnya. Ditambah lagi harus memasang jaket dari bagian kaki hingga ke leher. Karena kapal sedang bergerak cepat, saya dan beberapa orang harus terombang-ambing kesana kemari hingga terjatuh, sebelum jaket benar-benar terpasang.

Lebih dari satu jam diombang-ambing ombak, kapal akhirnya menurunkan jangkar di tengah lautan jauh dari keramaian pusat kota. Orang-orang pun mulai keluar menuju dek bagian atas kapal. Sembari menunggu aurora muncul, seorang kru laki-laki bercerita menggunakan pengeras suara bagaimana aurora bisa muncul, cara agar mereka muncul, ataupun cerita-cerita lain yang berhubungan. Lucunya, si kru ini sampai bernyanyi untuk "memanggil" aurora.

Setelah selesai gilirannya, kru cewek yang tadi menyambut kami, berganti mic memberikan informasi serta cerita-cerita lain tentang aurora. Suaranya yang lembut seperti sedang memohon agar si aurora muncul ketika 30 menit berselang belum juga ada tanda-tanda cahaya menari di langit Reykjavík. Layaknya kepercayaan orang-orang Viking di Islandia, si cewek juga menyuruh para tamu kapal menyilangkan tangan ke langit untuk memanggil aurora. Aneh ya.

Meskipun sudah memakai jaket anti angin, tapi badan saya tetap merasa kedinginan. Karena tidak memakai topi, telinga dan kepala pun ikut dingin. Tidak juga melihat aurora malam itu, saya kembali lagi ke dalam kapal menghangatkan diri. Beberapa tamu juga terlihat tertidur karena mabuk laut. Di sisi lain, saya melihat seorang keluarga Belanda yang sepertinya tidak tertarik dengan aurora, hanya mengobrol santai layaknya di kafe.

Perut saya mulai tidak enak, ditambah pusing dan mual, sepertinya saya juga mabuk laut. Satu jam di atas kapal disko membuat badan saya terombang-ambing kesana-kemari. Harapan hebat melihat aurora pun saya tanggalkan jauh-jauh ketika tidak sanggup lagi keluar masuk dek tanpa mesti ditampar angin Islandia.

Sebenarnya saya mendengar jelas si kru cewek beberapa kali memanggil tamu untuk menangkap aurora dengan kekuatan lemah yang muncul di langit. Aurora sendiri sebenarnya tidak hanya berwarna hijau, tapi juga bisa jadi abu-abu ataupun merah muda tergantung dengan kekuatan cahaya itu sendiri. Meskipun kita sering melihat di foto kemagisan si aurora, tapi faktanya, sangat sulit melihat aurora dengan mata telanjang saat kekuatan cahaya sedang lemah.

Setelah cukup lama kapal terdiam, akhirnya si kru memutuskan untuk menghentikan perburuan aurora malam itu. Untunglah kapal bergerak dengan laju lambat saat kembali ke pelabuhan. Para tamu pun mulai kembali ke tempat duduk mereka dengan muka pucat. Gadis muda Jerman dan ibunya menyapa saya lagi, lalu menceritakan tentang aurora yang tak berhasil mereka lihat, hingga si gadis yang juga sedang mabuk laut seperti saya.

Melihat saya menaruh kepala di atas meja, seorang kru datang menghampiri untuk menanyakan keadaan. Saat tahu sedang tidak fit, dia menawari permen jahe untuk diemut. Tidak membantu, tapi lumayanlah. Good service.

Saat perjalanan balik menuju pelabuhan, seorang kru menunjukkan beberapa foto yang berhasil ditangkap oleh dua orang tamu. Terlihat bersitan aurora berwarna hijau di langit Reykjav?Okay muncul malam itu. Lensa kamera dengan pengaturan lensa yang baik memang bisa menangkap aurora yang tidak bisa ditangkap oleh mata telanjang. Di dalam kapal pun juga sudah ditempeli guidelines bagaimana mengatur lensa DSLR agar mampu menangkap objek secara maksimum.

Oke, aurora memang muncul dengan kekuatan lemah, tapi badan saya juga ikut melemah ini. Lupakanlah si aurora, saya hanya ingin secepatnya kembali ke hostel dan istirahat!

PS:

Karena keadaan kapal yang bergerak kencang, saya tidak bisa mengambil foto saat di dalam kapal. Saat kapal sudah turun jangkar, saya juga tidak bisa mengambil kamera karena tersimpan di mantel (yang sudah dibungkus rapih jaket astronot)