Showing posts with label St. Petersburg. Show all posts
Showing posts with label St. Petersburg. Show all posts

Thursday, May 21, 2020

Tips 72 Jam di St. Petersburg, What to Do?|Fashion Style

Jalan-jalan ke negara sebesar Rusia, pastinya tidak akan cukup dijelajah hanya dalam waktu satu minggu, apalagi kurang dari 3 hari. Tapi daripada harus repot-repot mengurus visa Rusia dari Oslo, saya dan seorang teman mengambil kesempatan ke Rusia hanya 72 jam saja tanpa visa .

Destinasi kami kali ini adalah St. Petersburg dan memang hanya akan fokus di kota ini saja. St. Petersburg adalah kota terbesar nomor 2 di Rusia berpopulasi 5 juta penduduk yang atmosfir kotanya katanya tidak jauh beda dari Moskow. Kota ini juga menawarkan banyak bangunan cantik, musisi jalanan yang suaranya menggema di pusat kota, hingga kuliner tradisional yang pantang untuk dilewati. Satu lagi, karena tinggal di Norwegia yang mana salah satu kota termahal di Eropa, datang ke St. Petersburg jadi angin segar untuk kami karena biaya hidupnya yang sangat murah dibandingkan Oslo.

Kalau kamu tertarik mengunjungi St. Petersburg kurang dari 72 jam saja, simak cerita saya di bawah ini karena siapa tahu menginspirasi perjalanan kamu selanjutnya! FYI, kami datang ke Rusia tidak dalam rangka backpacking-an alias menghemat biaya sebesar-besarnya. Jadi kalau gaya jalan ini dirasa kurang cocok, just skip! ðŸ˜‰

1. Berkunjung ke Hermitage Museum

Yang suka maupun tidak suka sejarah, seni, budaya, dan interior, tetap wajib mengunjungi museum seni terbesar kedua di dunia ini! Kunjungan ke St. Peterseburg akan sangat hampa tanpa Hermitage dan Winter Palace-nya. Museum yang ditemukan di tahun 1764 ini menyimpan lebih dari 3000 artefak kuno, seni rupa, lukisan, koin, hingga perhiasan, yang tentunya akan memanjakan mata di setiap ruangannya yang luar biasa megah. Kami tak berhenti berdecak dengan interior dan artefak kuno yang dibuat di masa lalu.

Harga tiket masuk ke Hermitage sebesar 700 RUB (154 ribu Rupiah/€9.70) untuk satu hari kunjungan dibeli dari mesin tiket di dekat gerbang masuk demi menghindari antrian loket yang sangat panjang. Saran saya, tidak usah beli tiket dari situs mereka karena harganya lebih mahal. Mengelilingi Hermitage juga tidak cukup dalam waktu 1 hari, karena kami keliling 2 jam pun kaki sudah gempor!

Hermitage Museum

Palace Square, 2

Jam buka:

Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu  10.30 - 18.00

Rabu, Jumat 10.30 - 21.00

Situs: Hermitage

2. Mampir ke Church of the Savior on Spilled Blood

Kalau di Moskow ada Red Square yang terkenal dengan Saint Basil, di St. Petersburg ada gereja berbentuk sama namun lebih kecil. Gereja yang dibangun di tahun 1883 ini menghadap dua sisi, Griboyedov Canal dan Mikhailovsky Garden, yang sama cantiknya. Jika tertarik masuk ke dalam gereja, kita perlu mengeluarkan kocek 500 RUB (110 ribu Rupiah/€7). Meskipun puncak gereja saat itu sedang direnovasi, namun tidak mengurangi kemegahan asitekturnya dari luar.

Sekalian melintasi gereja ke area kanal, kita akan berlabuh di Nevsky Prospect, daerah yang terkenal dengan tempat makan dan belanja di kanan kiri jalan rayanya. Jangan lupa menikmati suasana kota St. Peterseburg yang sangat hidup dengan nyanyian para musisi jalanan dan bangunan unlimited bergaya Art Nouveau yang terpampang sepanjang jalan.

3. Mencicipi dumpling khas Rusia

Baru kali ini saya dan seorang teman jalan-jalan, lalu memesan makanan tanpa harus melihat harganya dulu. Makan malam pertama kami di St. Petersburg diawali dengan memesan Pelmeni, dumpling khas Rusia, yang sudah saya incar sebelum kesini. Kalau kamu suka dumpling, saya sangat merekomendasikan datang ke restoran monocuisine di Nevsky Prospect ini! Apa itu restoran monocuisine? Restoran yang hanya menyediakan satu jenis makanan saja di dalam menu mereka; dalam hal ini hanya dumpling.

Dumpling yang ditawarkan lumayan beragam dari Pelmeni, Manti, Ravioli, Gedza, Khinkali, yang semuanya enak-enak! Isinya pun macam-macam, dari ayam, sapi, babi, domba, labu, sayuran, hingga keju. Harga yang ditawarkan juga sangat murah, berkisar 140-520 RUB tergantung porsi. Dari 8 menu utama, kami memesan 6 dumpling berbeda hingga mengundang mata pengunjung ke meja kami.

Di restoran ini ternyata paling sering orang memesan satu jenis dumpling saja, tapi porsinya bisa 8-9 buah. Sementara kami, memesan sedikit, namun berbeda-beda. Total yang kami habiskan untuk berdua hanya 2260 RUB (497 ribu Rupiah/€32) saja dan pulang dengan perut penuh! Mahal? Tentu saja tidak dibandingkan dengan Oslo. Tapi jangan malas untuk mengantri dulu selama 20-40 menit karena tempat ini selalu penuh pengunjung!

Pelmenya

Fontanka river embankment, 25

Jam buka:

Senin - Minggu  11-23.00

Situs: Pelmenya

4. Nonton ballet atau opera di Mariinsky Theatre

Gambar diambil saat makan malam di L'Europe

Dibuka pada tahun 1860, Mariinsky Theatre menjadi teater musik terkemuka dengan bangunan bersejarah tempat para masterpiece Rusia manggung di abad ke-19. Saya sebetulnya sangat tertarik menyaksikan ballet disini karena Rusia adalah salah satu negara dengan pentas ballet terkemuka di dunia. Sayangnya, tiket untuk menonton Swan Lake saat itu mahal sekali, paling murah dari balkon yang tersedia harganya 8400 RUB (1,85 juta Rupiah/€117). Sejujurnya harga tersebut sangat wajar, namun karena kami masih ada perjalanan lain jadinya masih disimpan dalam bucket list dulu.

Tapi bagi kalian yang suka opera, ballet, atau konser musik klasik, boleh saja menyisihkan sedikit uang untuk menonton pertunjukkan di teater historikal ini. Saya pernah nonton ballet sekali di Denmark, lalu jadi ketagihan ingin nonton lagi kapan-kapan.

Mariinsky Theatre

Theatre Square, 1

Situs: Mariinsky

5. Fine dining dengan menu tradisional

(ki-at) "Egg in Egg", Hot Smoked Sturgeon, Borsch Beetroot Soup

(ki-ba) Steamed Kamchatka crab, Beef Stroganoff, Medovik Honey Cake

Dari dulu saya memang ingin sekali fine dining di restoran high-end di Eropa. Tidak hanya ingin mencicipi makanannya, tapi juga ingin merasakan atmosfir restoran dan servisnya yang pasti berbeda dari Indonesia. Maklum, saya anak daerah dimana restoran berkelas tidak tersedia di kota tersebut.

Di St. Petersburg, kami sepakat ingin bergaya sedikit fancy dan elegan di salah satu restoran mewah di hotel bintang 5, L'Europe Restaurant. Ada dua tempat pilihan saya sebetulnya, Palkin dan L'Europe. Tapi karena L'Europe memiliki tema 'Tchaikovsky Night' setiap Rabu dan Jumat, yang akan menyajikan pertunjukkan musik klasik, ballet (yes!), dan opera secara langsung, makanya saya pilih saja tempat ini. Restorannya sangat megah berhiaskan gelas kaca dan atap bergaya Art Nouveau yang dibangun sejak tahun 1905. Kabarnya dulu para aristokrat Rusia selalu datang ke restoran ini untuk makan malam.

Menu yang kami pilih adalah 6-course makanan tradisional Rusia dengan cita rasa mewah. Salah satu yang terkenal di Rusia dan mahal adalah "egg in an egg" berisi scrambled egg dan black sturgeon caviar. Untuk gambaran, kami berdua menghabiskan 17.240 RUB (3,8 juta Rupiah/€239) untuk menikmati sajian malam itu. Kalau kamu ke Rusia, saya rekomendasikan mencicipi sup Borsch di kafe-kafe di luar. Supnya sangat segar berisi buah bit dan potongan daging sapi yang biasanya dilengkapi dengan krim. I love this soup!

L'Europe Restaurant

Mikhaylovskaya Ulitsa, 1/7

Jam buka (makan malam):

Sabtu - Jumat  18.00 - 23.00

Situs: Belmond Grand Hotel Europe

6. Belanja kaviar di food hall tertua

Teman jalan saya kali ini sangat family-oriented sampai berniat harus membelikan keluarganya suvenir dari Rusia. Satu lagi, doi kalau cari suvenir, tidak ingin yang abal-abal dan harus berkualitas tinggi. Ada satu tempat yang saya rekomendasikan kalau kamu punya selera yang sama dengan doi, datanglah ke toko suvenir gourmet di pusat kota.

Tempat ini sebetulnya adalah food hall tertua di dunia yang dibangun pada tahun 1902, meskipun perusahaan penjualannya sudah beroperasi sejak 1857. Didesain oleh keluarga arsitek, tak heran mengapa bangunan bergaya Art Nouveau ini akan menjadi salah satu tempat paling bersejarah di abad ke-20.

Kalau kamu suka cokelat, permen, atau makanan homemade Rusia dengan kemasan mewah, this is the place you have to go! Teman saya sampai berkeliling berkali-kali karena bingung harus membeli apa. Too many things to buy, too little money. Untuk satu kemasan black caviar seberat 25 gram saja, doi menghabiskan 4500 RUB (990 ribu Rupiah/€63). Cokelat berbentuk lucu biasanya dihargai 900 RUB (197 ribu Rupiah/€13). Vodka pun dijual dengan rasa bermacam-macam, dari jeruk nipis hingga blueberry.

The Kupetz Eliseevs

Nevsky avenue, 56

Jam buka: Setiap hari  10.00 - 23.00

Situs: Kupetz

7. Beli boneka Matryoshka paling murah

Suvenir Rusia biasanya sangat identik dengan boneka Babushka atau Matryoshka yang dapat diisi dengan boneka lebih kecil. Bahasa lainnya, boneka beranak. Di semua toko suvenir kita akan menemukan banyak sekali jenis boneka lukisan tangan dari yang kecil hingga sangat besar berisi 25 anak!

Tapi, boneka ini sayangnya tidak murah. Harga boneka sedang beranak 4-9 biasanya ditawarkan seharga 2500-15.000 RUB tergantung jenis tinta lukisnya. Katanya tempat terbaik membeli Matryoshka sebetulnya adalah Moskow, karena harganya lebih murah dan bentuknya juga bervariasi. Namun jika ingin sekali membawa oleh-oleh Matryoshka dari St. Petersburg, belilah di pedagang gerobak di luar Church of the Savior on Spilled Blood. Akan ada banyak pedagang yang menjajakan Matryoshka dan harganya bisa ditawar.

Boneka termini yang cukup menarik perhatian saya sepanjang 5 cm harganya 900 RUB. Di sisi lain, boneka berbentuk kucing sekisaran 7 cm dipatok harga 2000 RUB. It's an expensive souvenir to buy, for sure!

8. Metro tour

St. Petersburg boleh jadi negara tercantik di Eropa, terutama untuk urusan bangunan historis dan interior megahnya. Kalau punya waktu, jangan lupa mencoba metro yang tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tapi juga menyajikan keindahan dan arsitektur stasiunnya yang berbeda dari kebanyakan stasiun di Eropa.

Stasiun yang wajib kunjung contohnya Avtovo, Kirovsky Zavod, Narvskaya, Pushkinskaya, Ploshchad Vosstaniya, Sportivnaya, Mezhdunarodnaya, dan Admiralteyskaya. Karena waktu yang sangat terbatas, kami hanya bisa mengunjungi 3 dari banyak stasiun berarsitektur keren di St. Peterseburg. Token metro pun bisa dibeli lewat mesin atau loket seharga 45 RUB (10 ribu Rupiah/63 sen) sekali jalan.

TOP TIPS:

1. Kalau kita datang ke restoran atau kafe dan puas dengan pelayanan mereka, sangat disarankan untuk memberi tip 10-15% dari harga total makanan yang dipesan. Upah pekerja jasa seperti ini tidak terlalu baik di Rusia, makanya kebanyakan pelayan mendapatkan upah tambahan dari tip pengunjung.

2. Untuk kota sebesar St. Petersburg, banyak pegawai kafe atau anak muda yang bisa berbahasa Inggris. Tidak perlu takut tersasar juga di kota ini karena nama jalan tetap ditulis dengan huruf latin bergandengan dengan Cyrillic.

3. Naik metro di St. Peterseburg itu lamaaaa sekali! Bukan karena metro-nya lambat, tapi karena stasiunnya sangat jauh di bawah tanah dan panjang. Kalau sedang terburu-buru, saya sarankan tidak usah naik metro karena untuk satu transit saja membutuhkan waktu 20-30 menit.

4. Jarak 1,5 km itu terlihat dekat, namun akan terasa sangat jauh juga jika harus berjalan kaki. Opsi lainnya kalau malas jalan kaki atau naik metro adalah dengan naik bus. Tiket bus di St. Petersburg sekali jalan hanya 40 RUB (8900 Rupiah/57 sen). Tidak perlu membeli ticket in advance karena di dalam bus sudah ada kernet yang akan mendatangi kita untuk membeli tiket.

5. Kartu kredit berlaku hampir di semua restoran dan kafe di daerah turis. Namun mengantongi uang saku tidak ada salahnya juga untuk naik transportasi umum atau memberi tip.

Wednesday, May 20, 2020

Tips Ke Rusia 72 Jam Tanpa Visa|Fashion Style

Akhirnya salah satu resolusi hidup saya bisa terwujudkan lagi di tahun ini; mengunjungi minimal 30 negara sebelum usia 30 tahun! Setelah sempat gonta-ganti itinerary, saya dan seorang teman mantap akan berlibur ke Rusia saat liburan Paskah. Negara ini juga yang menggenapkan kunjungan saya sebagai negara ke-30.

Dua tahun lalu saya sebetulnya sudah berniat sekali ingin ke Rusia, tapi karena urusan visanya yang lebih ribet diurus di Eropa, jadinya masih masuk dalam bucket list dulu. Dengar cerita kalau bisa ke Rusia tanpa visa, saya mulai mencari informasinya dari tahun lalu. Kalau kalian tinggal atau sedang jalan-jalan ke Eropa menggunakan visa Schengen yang berlaku, ada cara mengunjungi Rusia tanpa perlu apply visa terlebih dahulu.

Caranya hanya satu, menggunakan kapal feri Princess Anastasia milik perusahaan MOBY St. Peter Line yang menuju St. Petersburg dari Helsinki, Tallinn, atau Stockholm. Keuntungannya, kita bisa jalan-jalan di Rusia maksimum selama 72 jam tanpa urus visa. Tidak lama memang, tapi lumayan juga karena bisa menikmati arsitektur megah ala Rusia dan kulinernya yang wajib coba!

Saya memesan langsung tiket feri via situs resmi St. Peter Linedari Helsinki karena jadwalnya yang lebih sering, fleksibel, dan murah. Dari Oslo juga tiket pesawat ke Helsinki lebih murah ketimbang menuju Tallinn. Sementara dari Stockholm, waktu yang diperlukan kapal berlayar akan sangat panjang.

Saat masuk ke laman pemesanan, kita bisa langsung memilih jenis kabin, fasilitas, serta kegiatan tur apa yang diinginkan. Karena hanya berlayar selama 12-14 jam, saya hanya memesan kabin dengan kasur twins tanpa jendela untuk pulang pergi seharga €171. Kabin paling murah saat sedang promo totalnya seharga €150 untuk jenis bunk bed.

Untuk menikmati bebas visa ini juga, penumpang yang berlayar menggunakan kapal diwajibkan memesan city bus tour dari pelabuhan menuju pusat kota. Namun tenang saja, biaya shuttle bus ini akan otomatis dimasukkan ke dalam nota belanjaan saat pemesanan dan tidak dapat dihapus. Sebetulnya bus ini hanya transportasi yang memudahkan penumpang menuju pusat kota. Biaya yang tertulis untuk shuttle bus sebesar €25 per orang, namun setelah saya hitung lagi, sebetulnya yang dibayarkan kurang dari itu. Jadi saya juga tidak mengerti bagaimana pihak MOBY menghitung belanjaan ini.

That's all! Saya tidak menambahkan fasilitas atau kegiatan apapun kecuali memesan kabin. Meskipun informasi yang tertulis di situs, penumpang harus memesan kamar hotel yang bekerja sama dengan MOBY St. Peter Line, namun kita tidak perlu memesan kamar dari mereka.

Selesai memesan, saya hanya mendapatkan email konfirmasi berikut. Tidak ada keterangan apapun selain konfirmasi kabin dan tanggal keberangkatan.

Dari Helsinki, kapal akan berangkat dari pelabuhan di Terminal 2. Untuk menuju pusat kota dari bandara Vantaa pun sangat mudah, hanya perlu menggunakan kereta ke arah Stasiun Utama Helsinki dan lanjut menggunakan tram nomor 7 dengan tiket sebesar €5 sekali jalan.

Saat kami sampai di pelabuhan, kapal Princess Anastasia yang berwarna-warni terparkir kokoh. Pukul menunjukkan setengah 3 siang dan beberapa orang penumpang terlihat sudah mengantri di depan konter check-in.

Check-in sebetulnya baru akan dibuka 4 jam sebelum keberangkatan. Kapal akan berangkat dari pelabuhan jam 7 malam, artinya penumpang diberikan waktu check-in dari pukul 3-6.30 sore. Masih terlihat sepi, kami jadinya ikut saja mengantri. Proses di konter berjalan sangat mulus dan kami hanya perlu menyerahkan bukti konfirmasi pemesanan kabin, bukti pemesanan hotel di Rusia, serta paspor. Selanjutnya, penumpang akan diberikan 3 lembar kartu yang mesti disimpan sampai tiba di Rusia.

Boarding Card berfungsi juga sebagai kunci kabin yang harus disimpan sampai keluar kapal. Lalu Arrival Card berguna untuk dilampirkan saat masuk imigrasi Rusia, dan Departure Card saat keluar Rusia. Kami diharuskan check-in lagi nantinya untuk mendapatkan boarding card dan kabin baru.

Selesai check-in, kami langsung dipersilakan menuju kapal. Lagi-lagi proses imigrasi keluar Finlandia berjalan dengan lancar hingga kami bisa langsung istirahat di kabin. Beginilah penampakkan kabin di Deck 6 dengan kasur twins.

Bagi yang punya klaustrofobia, mungkin memilih kabin ini bisa jadi mimpi buruk. Ruangannya begitu kecil hanya berluas nine meter persegi, tanpa jendela, dan sangat pengap saat pertama kali kami masuk. Namun bagi kami, ruangannya sangat lumayan untuk beristirahat selama 14 jam saja. Lantainya memang tidak terlalu bersih, namun sprei dan handuknya sangat bersih dan terlihat diganti secara berkala. Tersedia pula tombol pengaturan suhu ruangan jika dinilai terlalu pengap atau dingin.

Menurut informasi dari teman yang pernah berlayar menggunakan feri ke Kiehl dari Oslo, katanya kapal Rusia ini miskin hiburan. Tidak terlalu banyak ruangan yang bisa dieksplor hingga terkesan membosankan. Tempat makan tersedia di Deck 5, sementara kafe dan bar tersedia di Deck 7. Toko duty free juga tersedia di Deck 6 dan baru akan dibuka saat kapal mulai berlayar.

Esok paginya, kapal akan berlabuh di St. Petersburg pukul 9 pagi dan semua penumpang diwajibkan meninggalkan kapal menuju akomodasi yang sudah dipesan. Selesai melewati imigrasi Rusia, penumpang harus mengantri shuttle bus di luar pintu masuk terminal. Tidak ada yang perlu dilampirkan saat naik ke bus, namun hanya menyebutkan dimana kita akan berhenti. Kalau hotel yang dipesan berada di pusat kota, katakan saja "city center" ke sopir bus yang mengatur arus penumpang.

Shuttle bus pertama dari pelabuhan akan berangkat pukul 9.30 pagi dan hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai pusat kota. Bus menuju pusat kota akan menurunkan penumpang di St. Isaac Square dan akan mengambil penumpang kembali di tempat yang sama. Bus terakhir dari St. Isaac Square menuju pelabuhan pukul 5 sore dari Senin-Sabtu dan 4.30 sore di hari Minggu.

Dobro pozhalovat' v rossiyu! Selamat datang di Rusia!

TOP TIPS:

Meskipun kelihatannya banyak proses berjalan dengan sangat lancar selama perjalanan, namun saya ingin memberikan beberapa tips lain yang mungkin akan sangat berguna bagi kalian yang ingin travelling ke Rusia menggunakan cara yang sama!

1. Meskipun informasi di situs MOBY St. Peter Line mewajibkan penumpang memesan kamar hotel lewat situs mereka, namun kita bisa memesan sendiri lewat situs apapun. Saya memesan sendiri kamar hotel di daerah Admiralteyskaya lewat Booking.com dan sama sekali tidak ada masalah. Yang paling penting, penumpang wajib memiliki konfirmasi penginapan di Rusia untuk disertakan saat check-in.

2. Untuk menghindari antrian panjang penumpang, datanglah ke Terminal 2 Helsinki 30 menit sebelum konter check-in dibuka, seperti yang kami lakukan. Selain bisa langsung menuju ke kabin, kita akan memiliki banyak waktu mengitari isi kapal sebelum dipenuhi penumpang lain.

3. Toko duty free di dalam kapal menyediakan beberapa jenis aksesoris, kosmetik, snack, alkohol, dan minuman ringan yang lumayan murah. Toko baru dibuka sekitar jam 7 malam dan sangat tidak disarankan membeli apapun 2-3 jam setelah toko dibuka. Toko akan sangat penuh oleh penumpang dan kurang nyaman untuk bertransaksi. Liburan kami bertepatan dengan libur Paskah yang otomatis isi kapal banyak dipenuhi anak-anak muda yang ingin pesta alkohol murah.

4. Meskipun restoran di atas kapal menyediakan banyak menu, namun sangat disarankan juga membeli makanan di luar jika tidak ingin membuang uang di kapal. Penumpang tidak diperkenankan membawa ketel listrik, sehingga kalau ingin menyeduh mie, bisa membeli atau meminta air panas di restoran. Pilihan lainnya, bisa memesan sarapan dan dinner di atas kapal saat kita memesan kabin.

Five. Kapal dari Helsinki akan berlabuh di St. Petersburg sekitar pukul 9 pagi dan SANGAT DISARANKAN untuk tidak keluar kapal sebelum pukul eleven.30!! Kami keluar dari kapal sekitar pukul 10 pagi dan sangat kaget dengan antrian masuk imigrasi yang panjangnya luar biasa. Kami hanya bisa berdiri sampai akhirnya baru bisa keluar terminal pukul 12.30 siang!

6. Petugas imigrasi Rusia sangat strict dengan paspor non-EU dan saya harus tertahan selama 10 menit di depan konter. Sementara teman saya yang berpaspor EU, hanya perlu 2 menit saja. Kejadian ini tidak hanya menimpa saya sendiri. Beberapa orang berparas India, Arab, dan kulit hitam juga harus berdiri cukup lama sebelum akhirnya bisa mendapat cap masuk dan kartu kedatangan.

7. Shuttle bus yang dikelola MOBY St. Peter Line akan menurunkan penumpang terlebih dahulu di dua hotel yang bekerja sama dengan mereka, sebelum akhirnya berhenti di pusat kota, tepatnya di St. Isaac Square. Dibandingkan memilih hotel-hotel rekomendasi MOBY, kita bisa memilih sendiri hotel di sekitaran area Admiralteyskaya tak jauh dari pusat kota dan main attractions.

8. Saat pulang menuju pelabuhan dari St. Isaac Square, kami sepakat mengambil bus pukul 4.30 sore. Lagi-lagi kami kaget saat antrian masuk ke terminal sudah panjang melingkar seperti ular. Mulai mengantri pukul 5 sore, kami baru bisa masuk terminal satu jam kemudian. Itu pun mesti mengantri keluar imigrasi Rusia lagi yang panjangnya bukan main. Akhirnya, kami baru bisa tiba di kapal pukul 7 malam! Kalau tidak ingin bernasib sama, tibalah di bandara sekitar pukul 2.30 atau 3 sore sekalian check-in tanpa harus menunggu penumpang lain dulu.

9. Bagi yang ingin menikmati Rusia lebih lama, disarankan apply visa saja. Namun, ada beberapa penumpang yang tidak hanya stay di St. Petersburg, tapi juga sekalian Moskow. Dari Saint Peterseburg, mereka mengambil kereta malam selama 8 jam untuk tiba di Moskow. Lalu di hari berikutnya, kembali lagi ke St. Petersburg untuk bergabung bersama penumpang lainnya kembali ke Eropa.

10. Yang sedang jalan-jalan ke Eropa dan berminat ke Rusia, disarankan menyisihkan waktu setidaknya 5 hari penuh termasuk pulang dan pergi dari Helsinki. Visa Schengen juga wajib masih berlaku saat akan kembali ke Helsinki.

11. Karena di atas kapal sangat miskin hiburan, bawalah beberapa buku bacaan atau film pre-unduh untuk ditonton. Internet di kapal juga sangat terbatas dan mahal dengan biaya sekitar ?7 selama 60 menit.

12. Bingung harus kemana selama 72 jam di St. Petersburg? Baaca tulisan disini !

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat buat kalian yang ingin ke Rusia tanpa mesti urus visa lebih dahulu. Overall, jalan-jalan ke Rusia hanya pakai feri is definitely worth it!