Showing posts with label packing. Show all posts
Showing posts with label packing. Show all posts

Thursday, June 4, 2020

Tips Saat-saat Terdepresi Au Pair: Packing Time!|Fashion Style

Berkemas ria menjelang keberangkatan atau kepulangan dari tempat jauh adalah satu dari beberapa kegiatan yang saya benci. Rasanya kalau membayangkan packing dan menyusun barang dalam koper, saya bisa berpikir dua kali untuk pergi ataupun pulang. Malas sekali memisahkan barang-barang penting yang akan dibawa dan memeriksanya kembali untuk memastikan tak ada yang tertinggal.

Selama jadi au pair, saya sudah tiga kali packing; sewaktu di Indonesia, saat kepindahan ke Laarne dari Londerzeel, dan yang sekali ini menjelang kepulangan ke Indonesia. Mengingat koper saya muatannya tidak terlalu banyak, saya memindahkan barang-barang lainnya ke backpack 40L yang saya bawa dari Indonesia.

Sewaktu pindah dari Londerzeel, saya bahkan harus memindahkan beberapa barang duluan ke Laarne yang beratnya saja sudah bisa sampai 20kg. Karena emak asuh hanya bisa mengantar sampai stasiun kereta, mana mungkin saya bisa mengangkat banyak sekali bawaan dalam sekali waktu ke Ghent sendirian pula. Makanya saya tahan ke Laarne dua hari sebelum kepindahan membawa backpack berat isi baju dan dua kantong besar yang isinya peralatan gambar yang membuat lengan saya mendadak kaku. Di saat hari kepindahan pun, saya masih menyisakan satu koper plus dua kantong besar nan berat berisi sepatu dan buku-buku. Saking beratnya, saya bahkan meninggalkan banyak pakaian warisan emak di lemari yang sebenarnya masih layak pakai.

Voila... Akhirnya sudah lebih dari tujuh bulan saya tinggal di Laarne dan tinggal menunggu hari pulang kampung yang tinggal seminggu lagi. Sejujurnya bukan persoalan akan pulang kampungnya yang saya malas, tapi membayangkan akan membersihkan satu rumah dan juga barang-barang untuk dikemas dalam koper. Kali ini saya akan pulang dengan pesawat kebanggaan dalam negeri, Garuda Indonesia. Alhamdulillah Garuda Indonesia memberikan bagasi gratis hingga 30kg. Saya tidak bisa membayangkan teman saya yang naik Lufthansa dan hanya diberi bagasi gratis sampai 23kg saja. Makanya dia cerita sampai harus membagi-bagi tempat untuk barang pribadi dan oleh-oleh keluarga.

Seminggu sebelum hari kepulangan, si emak sudah mengingatkan untuk membersihkan rumah dari jauh-jauh hari. Tapi nyatanya, rumah dan perkakas baru dibersihkan hari Jumat padahal Minggu pagi saya harus sudah angkat kaki dari Laarne. Rumah dua lantai itu pun mesti saya bersihkan bolak-balik dari lantai atas sampai bawah. Tapi yang paling lama pasti membersihkan perkakas pribadi di kamar yang 70 persennya adalah pakaian dan buku-buku yang sudah berserakan kemana-mana.

Agar tidak kebingungan, malas, dan ujung-ujungnya keteteran, berikut saya berikan beberapa tips packing kembali ke kampung halaman:

1. Kapasitas bagasi gratis

Cek dulu kapasitas maksimum bagasi dari maskapai yang akan kita gunakan. Beberapa pesawat timur tengah biasanya memberikan kapasitas bagasi hingga 30kg. Sementara pesawat Eropa seperti Lufthansa atau KLM hanya memberikan kapasitas hingga 23kg. Jika tidak keberatan menambah uang ekstra untuk kelebihan bagasi, tidak akan menjadi masalah. Namun jika mentok sampai 23kg, artinya banyak barang yang harus benar-benar kita seleksi mana yang sebaiknya dibawa mana yang dibuang. Iya, dibuang. Oh iya, jangan khawatir jika kelebihan 1-2kg, hal ini masih bisa ditolerir oleh kebanyakan maskapai.

2. Suvenir

Oleh-oleh biasanya hal pertama yang tidak boleh lupa diangkut ke Indonesia. Sebaiknya bagi beberapa oleh-oleh agar tidak terlalu makan tempat. Boleh saja menyisihkan uang oleh-oleh untuk keluarga kandung seperti orang tua, kakak, atau adik, dengan lebih spesifik seperti baju, kosmetik, atau parfum yang cukup langka (baca: mahal) di Indonesia. Baju-baju di Belgia sendiri sebenarnya tidak terlalu worth it untuk dijadikan oleh-oleh menurut saya. Selama tidak keberatan membeli produk Made in Asia, merek-merek komersil seperti H&M, ZARA, Mango, atau POLO memberikan diskon lumayan saat summer atau winter sale. Jika berniat membelikan kakak atau adik pakaian dari merek tersebut, sisihkan uang dan waktu untuk mencari selagi sale. Saya membelikan adik beberapa potong baju ukuran besar dan sepasang sepatu Extra Wide di NEXT seharga €18 karena kakinya lebar dan cukup kesusahan mencari sepatu yang pas di Indonesia.

Untuk teman dekat yang hanya beberapa biji bisa dicarikan gelang atau kalung lucu yang harganya €6-10 (coba cek showroomprive.be untuk diskon terbaru). Sementara untuk keluarga besar dan teman-teman lain bisa dibelikan beberapa boks cokelat, wafel kering, atau cuberdon, permen khas Belgia.

Untuk cokelat sendiri, merek-merek asli Belgia seperti Neuhaus, Godiva, atau Leonidas biasanya dijual €12-30 per boks sedang. Untuk alternatif cokelat murah meriah yang harganya hanya €1-3 per boks bisa dicari di Action atau Kruidvat. Cokelat-cokelat ini memang bukan asli buatan Belgia, tapi buatan negara tetangga seperti Belanda, Jerman, atau Italia. Untuk wafel kering sendiri bisa dicari di Del Haize dengan banyak pilihan merek dan harga. Untuk wafel lembut merek Lotus dijual €3-5 per kantung. Kalau ingin menambahkan beberapa magnet kulkas, postcard, atau patung porselain, bisa dicari di kios-kios kecil di Brussels untuk lebih banyak pilihan.

Oleh-oleh ini saja beratnya sudah bisa mencapai 5 hingga 10kg. Agar tidak tercecer, saya memasukkan oleh-oleh ini ke satu kotak sedang untuk dikemas. Kecuali pakaian atau sepatu yang bisa dipaksa masuk ke koper, makanan seperti cokelat atau biskuit lebih aman jika dijadikan satu saja.

3. Pakaian

Sekarang pasti kebingungan menyeleksi pakaian pribadi yang akan diangkut ke Indonesia. Walaupun sudah bawa pakaian dari Indonesia, biasanya kita pasti akan belanja lagi mengikuti pergantian musim. Baju-baju musim dingin yang tebal-tebal tidak akan mungkin dibawa pulang semuanya karena tidak akan terpakai juga.

Sejujurnya, saya mesti "membuang" 60 persen baju-baju lama ke tong baju dan sepatu bekas. Tong baju dan sepatu bekas ini biasanya berwarna merah atau hijau yang tersebar di seluruh Belgia. Kalau memang harus "membuang", cobalah untuk membuangnya ke tong ini saja karena nantinya baju-baju bekas ini juga akan disumbangkan ke orang yang tidak mampu.

Untuk menghemat tempat di koper, masukkan pakaian ke dalam space saver travel bag yang bisa dikempiskan dengan bantuan vacuum cleaner. Ada cerita lucu dari orang-orang yang bepergian dari negara musim dingin, mereka harus menggunakan baju berlapis-lapis untuk menghemat tempat di koper dan terhindar dari kelebihan bagasi. Coat tebal khas winter memang tidak seharusnya dibawa ke Indonesia, namun kalau memang harganya mahal dan modelnya klasik, sayang juga dibuang kan?

4. Sepatu

Setelah baju, biasanya ada sepatu. Biasanya sepatu au pair tidak hanya boot tinggi atau flat shoes, tapi bisa saja ada tambahan heels, sneakers, ankle boot, dan sandal summer baru. Kalau semuanya dibawa ke Indonesia, dipastikan akan menambah bobot bagasi. Coba seleksi lagi mana sepatu yang benar-benar bisa dipakai lagi di Indonesia dan mana yang hanya keren dipakai saat musim dingin. Sekali lagi, kalau memang sepatu tersebut berdaya tahan tinggi, mahal, dan cukup langka di Indonesia, no more excuse! Masuk koper! Saya juga sampai harus membuang empat buah sepatu lama dan hanya membawa sepasang flat shoes saja saat mendarat ke Indonesia karena awet dan nyaman.

5. Buku-buku kursus

Bagi yang cukup serius belajar bahasa dan mendalami hobi, biasanya akan direpotkan juga dengan perkakas berat lainnya seperti buku dan alat-alat penunjang hobi; seperti saya yang suka gambar, kertas warna-warni dan pewarna saja sudah memakan satu kantong besar!

Buku-buku tebal yang saya anggap berguna dan akan dibaca lagi di Indonesia terpaksa saya masukkan tas tangan dan dibawa ke kabin. Sementara kertas dan peralatan gambar lainnya mesti saya bungkus rapi dan tinggalkan dulu di sudut rumah Laarne.

6. Kirim langsung ke Indonesia

Untuk baju dan pakaian yang biasanya memakan tempat paling banyak, seleksi lagi mana yang sudah out of date dan mana yang cukup keren untuk dibawa kembali ke Indonesia. Kalau memang masih banyak baju lama yang tersisa, coba jajalkan dulu ke website barang sekon untuk dijual, berikan ke pengelola barang bekas seperti Oxfam, sumbangkan ke teman yang masih tinggal di negara tersebut, atau "buang" saja ke tong baju bekas untuk diteruskan ke orang yang tidak mampu. Atau bisa juga mengepak barang-barang tersebut ke dalam kontainer dan dikirimkan lewat pos ke Indonesia. Biaya kirim paket via pos dari Belgia ke Indonesia 1-5kg seharga €60 (belum termasuk biaya kontainer). Untuk yang lebih aman, coba gunakan DHL atau Fedex yang pastinya dengan harga lebih mahal.

Setelah buang pakaian dan sepatu sana sini, minus buku-buku dan perkakas gambar yang berat, beginilah penampakan bagasi saya yang ternyata totalnya 33kg! Berat total bagasi ini termasuk kotak berisi oleh-oleh yang sudah dipisahkan duluan. Saya harus bongkar ulang backpack di bandara sebelum pemeriksaan dan membawa beberapa baju ke kabin hingga berat akhirnya 31kg.

Jangan lupa juga untuk mengemas laptop (jika ada) di tas terpisah untuk dibawa ke dalam kabin. Sempat ditaksir, barang yang saya bawa ke kabin termasuk laptop, buku-buku berat, dan beberapa boks cokelat saja sudah lebih dari 7kg. Wajar saja saat tiba di Cengkareng, tangan saya masih kram walaupun sudah sempat diajak bobok manis di atas Garuda Indonesia selama 14 jam! Pfftt..

This is why I despise packing!

Tuesday, May 19, 2020

Tips Jangan Bawa Banyak Barang ke Eropa!|Fashion Style

Yang berencana datang ke Eropa untuk tinggal cukup lama, bersiaplah mengemas barang bawaan sesimpel dan seringan mungkin! Beberapa maskapai penerbangan internasional mulai menetapkan peraturan baru dalam menyusutkan berat bagasi yang boleh dibawa di awal tahun ini. Artinya, kalau kita adalah calon au pair yang akan tinggal 12-24 bulan di Eropa, siap-siap untuk tidak bisa membawa bahan makanan atau pakaian yang banyak dari Indonesia!

Salah satu maskapai Timur Tengah favorit saya, Emirates , pun ikut menyusutkan berat bagasi per Februari 2019. Thai Airways, maskapai internasional yang sering bolak-balik Eropa dan terkenal berharga cukup terjangkau juga tidak lagi bersikap royal dengan penumpang kelas ekonomi.

Jujur saja, satu hal yang paling membuat saya stres pra dan pasca au pair adalah packing! Dulu masih sedikit nyaman karena bagasi kelas ekonomi gratis 30 kg. Bahkan ada beberapa maskapai yang membolehkan berat maksimumnya sampai 32 kg malah. Itu pun juga mesti mencari akal agar barang saya muat di koper plus tidak overweight. Bayangkan, datang dari Indonesia mungkin masih sedikit ringan, tapi pulangnya bisa sangat menyiksa. Saya sampai harus membuang banyak sekali baju sebelum pulang hanya karena koper sudah keberatan.

Bagi yang belum tahu replace terbaru soal ketetapan bagasi di 2019, silakan cek tabel di bawah ini. Tabel dibuat berdasarkan maskapai internasional yang paling sering melayani rute antara Indonesia dan Eropa, serta kelas yang sering dipilih penumpang;

Tips dari saya:

1. Bawalah baju secukupnya dari Indonesia. Datang di musim panas akan menguntungkan karena baju yang kita pakai di Indonesia sangat berguna di temperatur Eropa. Tapi jika harus datang di musim dingin , sebaiknya bawa saja baju-baju panjang dan 1 jaket tebal multifungsi yang bisa dipakai setidaknya saat awal-awal kedatangan. FYI, musim panas di Eropa Selatan dan Utara juga berbeda. Di Utara, jangan harap menemukan matahari seterik dan seintens di Selatan. Baca tulisan saya tentang bagaimana cara bertahan diri dari dinginnya Eropa disini.

2. Jangan takut tidak ketemu Indomie atau bahan makanan Asia lainnya, karena toko Asia di Eropa itu ada dimana-mana, terutama kota-kota besar. Memang tidak semua toko menjual bahan makanan Indonesia secara lengkap, tapi kalau harus memilih, saya lebih membawa obat-obatan ketimbang bahan makanan. Jika ingin sekali, boleh lah membawa bahan makanan favorit berukuran kecil.

3. Jangan katakan IYA dulu kalau ada yang ingin minta titip ini itu dari Indonesia. Think about ourselves first! Ini koper kita, barang-barang kita juga masih banyak yang harus dikemas, lagipula kita juga yang repot membawanya dari rumah ke Eropa. Jadi kalau ada yang ingin menitip ini itu sampai harus menyita space yang begitu banyak, lupakan! Jujur saja, meskipun itu teman sendiri!

4. Tapi kalau memang harus dimintai tolong membelikan atau membawakan ini itu, jangan ragu untuk menagih komisi space koper sebesar €10 per kilonya di luar harga makanan mereka!It's nothing ketimbang mereka sendiri yang harus pulang ke Indonesia!Ini bukan perhitungan atau matre, tapi repotnya itu yang mahal. Kecuali kamu memang ikhlas, silakan.

5. Belajar packing lightly dengan membaca postingan saya disini . Penggunaan space maker itu betul-betul membantu, lho!

6. Living simply alias jangan kebanyakan gaya di Eropa. Kalau harus pulang ke Indonesia setelah 1-2 tahun, belilah baju sedikit namun berkualitas meskipun harganya sedikit mahal. Fast fashion di Eropa itu kencang sekali, murah-murah, dan seringkali menggoda untuk belanja. Kecuali siap membuang banyak baju di akhir kontrak au pair, then.. take the risk!

7. Jangan pesan tiket ekonomi! Kalau belum mampu upgrade, mungkin tertarik untuk membeli ekstra bagasi saja?

Have a secure flight to Europe!