Showing posts with label Bunny. Show all posts
Showing posts with label Bunny. Show all posts

Wednesday, June 17, 2020

Tips Cupcake Kaos Kaki Untuk Bunny|Fashion Style

Saya sebenarnya sudah gatal memberikan Bunny kaos kaki. Beberapa kali, saya memergoki doi yang ternyata memakai kaos kaki berwarna gelap tapi tidak selaras. Yang kanan pakai hitam, yang kiri pakai biru dongker.

"Iya, saya sering kesulitan menemukan pasangannya karena hampir semua kaos kaki saya warnanya gelap. They are dark, but have different.. how do you call it? Tone? Jadi kalau penerangan sedang tidak bagus, saya asal ambil saja yang warnanya sama. Tapi pas sudah terang, baru ketahuan kalau mereka beda."

Hmm.

He is so Danish. Jarang sekali saya menemukan pakaian atau barang-barang Bunny di luar warna hitam, cokelat tua, atau biru tua. Kalaupun bermotif, warnanya pasti tidak ngejreng. Kebetulan masih summer sale, saya menemukan kaos kaki motif lucu-lucu dari Happy Socks yang masih gratis ongkir ke seluruh Eropa. Tanpa mengurangi rasa hormat saya ke so-Danish-an Bunny, saya memilih kaos kaki bermotif dengan warna pastel.

And it is time for crafting! Tidak ingin membungkus kaos kaki hanya dengan kertas kado, saya menemukan inspirasi wrapping gift di Chica Circleyang juga bisa dicoba untuk membungkus baju bayi ataupun handuk kecil.

Bahan yang disiapkan:

  • Kertas karton ukuran HVS
  • Kertas kado atau motif ukuran HVS
  • Papercup motif
  • Dua pasang kaos kaki; seukuran mata kaki dan panjang
  • Lem
  • Selotip

Cara membuat kaos kaki berbentuk cupcake ini pun sangat gampang dan bisa dilihat caranya di Cupcake Onesies Gift Idea .

Karena cupcake yang diberikan hanya dua biji, saya membuat sendiri kotak kecil sebagai wadah. Membuatnya pun sangat mudah hanya dengan bermodalkan kertas karton, kertas bermotif, lem, selotip, dan gunting. Lagipula saya berpikir, kalau kotaknya terlalu bagus dan harus beli, toh juga langsung dibuang oleh si Bunny. Tapi bagi yang tidak mau repot dan ingin memberikan cupcake lebih banyak, boleh cari kotak di pasaran yang bentuknya lebih cantik.

Anyway, sebenarnya papercup untuk muffin atau cupcake di rumah Louise cukup banyak, tapi yang jenis kertasnya tipis. Karena kaos kaki setelah digulung sedikit besar, papercup yang tipis tidak terlalu cantik "menggenggam" si kaos kaki. Jadinya saya memilih papercup yang kertasnya lebih tebal dan sudah berbentuk mangkuk.

Setelah semua selesai, kado tinggal dibungkus dengan plastik dan pita sebagai pemanis. Oh ya, karena di Denmark rata-rata pemberi hadiah harus menyertakan kartu ucapan, saya juga mengisi kartu ucapan yang akan diberikan ke Bunny. Ehh... voila!

"Thank you so much, Nin. Lucu sekali kaos kakinya. Ini bakalan jadi kaos kaki ter-colorful yang pernah saya punya. Additionally, they are also easier to find since I always miss the other pair (of the dark ones)," kata Bunny saat membuka kado.

Kalian sendiri bagaimana, pernah memberi hadiah unik ke pasangan? Or, do you enjoy crafting?

Sunday, May 31, 2020

Tips Bunny, Bukan Cowok Impresif|Fashion Style

Jumat malam, ceritanya saya sedang ngidam makan Kebab. Entah apa alasannya, saya terbayang-bayang daging domba empuk dan enak dibungkus dengan roti dan salad. Tahu Bunny hampir selalu available, saya menghubungi doi yang unsurprisingly memang sedang free. Friday night, jauh-jauh ke Kopenhagen cuma cari Kebab.

Karena rumahnya Bunny tak jauh dari Nørrebro, kami sepakat mencari kedai Kebab yang masih buka hingga tengah malam di sekitar situ. Banyak sebetulnya. Apalagi distrik ini termasuk daerah ghetto yang paling banyak imigran Muslim. Kedai Kebab dan supermarket halal dimana-mana. Tapi sekali ini saya minta tolong Bunny menemukan tempat terenak, bukan kedai 'abal-abal'.

Entah kalian ya, tapi menurut saya Kebab di Denmark paling enak. Apalagi kedai yang ada di Lyngby, legendaris sekali! Kenapa saya katakan enak, karena saya pernah mencoba yang 'asli' di Turki tapi hambar. Di Jerman, hanya menang besar tapi biasa aja. Di Oslo, apalagi! Mahal tapi mengecewakan.

Kebab di Denmark rasanya berbeda. Kalau kalian bisa memilih kedai terbaik, dagingnya lebih empuk dan berasa. Rotinya juga homemade dan saladnya selalu segar. Plus, tambahan yang tidak saya temukan dimana pun—bahkan di negara asalnya, sambal mangkok yang selalu tersedia di meja makan! Kalau tidak ada, tanyakan ke kasir karena biasanya disimpan di kulkas. Sambalnya merah dan berminyak, tapi lumayan pedas dan bisa menambah cita rasa si Kebab.

Pulang dari makan Kebab, saya mampir ke rumahnya Bunny menumpang tidur. Sengaja memang ingin menginap, karena besoknya juga libur.

Saat itu doi masih menyewa tempat di Bispebjerg. Hanya berupa studio mini yang super sederhana.  Tapi namanya juga lelaki ya, studionya berantakan minta ampun! Saat saya datang kesana, piring kotor masih di wastafel, baju kotor dan baju bersih tidak ada bedanya, lantainya berdebu, plus kasurnya acak-acakan.

Ini cowok gengsinya dimana?? Bersihkan dulu kek ini kamar sebelum saya mampir. Vakum dulu kek lantainya.

Meskipun terlihat berantakan, tapi Bunny sebetulnya tipe cowok yang rapih dalam berpakaian. Pertama kali ketemu saat kencan pertama pun, doi tetap memakai kemeja hitam panjang saat musim panas. Di beberapa kencan berikutnya, doi juga tidak pernah pakai pakaian jenis lain selain kemeja. Lalu saya baru tahu kalau hampir ninety% isi lemarinya memang kemeja.

Tidak seperti para cowok lainnya yang punya banyak jenis pakaian dari kaos oblong sampai jas, Bunny hanya punya kemeja. Titik. Sepuluh persen isi lemarinya juga hanya baju-baju musim dingin berwarna hitam. Those are what he likes. Tapi jangan salah, meskipun rumah si Bunny hanya studio sederhana, tapi doi kalau belanja memang beli kualitas. Isi lemarinya pun meskipun diskonan, harganya masih di atas 1000 DKK.

Jam 2 pagi, saya pamit tidur. Meskipun Bunny hanya punya satu ranjang ukuran dobel, tapi doi cukup respek tetap pakai kaos dan kolor saat saya disana.

"I am used to sleeping naked," katanya.

"Please not tonight. Ngomong-ngomong, kamu punya bantal lain tidak ya? Kenapa cuma satu?" tanya saya sambil celingak-celinguk mengecek tiap sudut ranjangnya.

"I only have one."

. . .

"So how could your ex sleep before, if you only have one pillow?!"

"Hmmm.. dulu mantan saya tidur di coat tebal itu sih," katanya sambil menunjuk mantel tebal tergantung di dekat pintu. "You can have that if you want. It's thick and useful as a pillow. I will take it for you."

What an initiative!Saya dikasih lipatan mantel. What a host and date! Bunny terlihat santai dan pede sekali hanya memberi si teman kencan mantel untuk dijadikan bantal. Bunny kok sengsara sekali ya? Itu mantan pacarnya cuma dikasih bantal saat tinggal bareng, kok ya betah-betah saja?

"Well, you can have mine," katanya setengah tidak ikhlas melihat saya yang tiba-tiba manyun.

To be honest, saya tidak tertarik tidur di bantal Bunny. Saya hargai sikap gentleman-nya yang mau meminjami saya si bantal kesayangan. Tapi bantalnya seperti tidak berbentuk lagi. Lembut-lembut minta dibuang yang kapuknya sudah mulai menyatu ke bagian kanan dan kiri saja.

Kesal dan tidak tahu harus bagaimana, akhirnya saya menyerah tidak tidur pakai bantal malam itu. Mantel tebal si Bunny tidak nyaman dijadikan bantal karena wol-nya bikin gatal.

Esok-esoknya, saya sampai harus beli bantal murahan sendiri di Netto kalau ingin menginap di tempat Bunny. Itu cowok ya, hidupnya apa adanya sekali. Why don't try to impress me once in his lifetime?!

Anyway, sekarang si Bunny sudah pindah ke tempat yang sedikiiiit lebih besar dari studio lamanya. Sedihnya, baru 5 bulan tinggal disitu doi seperti tidak bahagia karena si apartemen dekat sekali dengan jalan raya. Katanya dia sampai harus pasang earplugs dan masker mata sebelum tidur agar terhindar dari polusi suara setiap malam. Bunny is not a spoiled guy as long as it's quite cheap and close to his workplace. Karena dia tahu, cari apartemen di Kopenhagen susahnya bukan main apalagi di tengah kota.

Would you like to date this kind of Scandinavian guy , girls?

Wednesday, February 29, 2012

How to Help Keep Bunny Fur From Shedding

Short-haired rabbits are easier to groom than long-haired rabbits, such as the Angora species.Rabbits shed about four times a year, usually every three months. The sheddings alternate between light and heavy in terms of amount of hair lost. Some sheddings might not be noticeable at all while others can result in significant hair loss and noti...