Showing posts with label izin tinggal denmark. Show all posts
Showing posts with label izin tinggal denmark. Show all posts

Thursday, July 16, 2020

Tips Mengurus Izin Tinggal Au Pair Denmark|Fashion Style

Berbeda dengan Belgia yang harus melampirkan surat izin kerja (work permit) terlebih dahulu sebelum mengajukan visa, au pair di Denmark bukanlah dianggap sebuah pekerjaan. Untuk mendapatkan visa jangka panjang Denmark, yang harus kita lampirkan adalah surat pengajuan izin tinggal (residence permit) au pair yang berlaku 12 hingga 24 bulan.

Karena saya dan Louise bertemu melalui salah satu internet site au pair Skandinavia, Energy Au Pair, maka dokumen-dokumen yang kami butuhkan sudah diurus oleh pihak agensi. Tidak ada banyak perbedaan jika au pair dan calon keluarga angkat mengurus dokumen tanpa melalui agensi. Yang harus diperhatikan sebelum mengajukan aplikasi visa, hendaknya au pair memastikan apakah calon keluarga angkat bersedia membayar biaya servis pada Danish Immigration Service di Denmark seharga 2400 DKK.

Umumnya, au pairlah yang harus membayar biaya tersebut. Namun dari pihak agensi biasanya akan memberikan tanggung jawab penuh kepada calon keluarga angkat untuk membayar biaya imigrasi ini di Denmark. Kenapa biaya imigrasi sangat penting, karena slip pembayaran resmi dari calon keluarga angkat wajib dilampirkan saat mengajukan visa jangka panjang.

Setelah menyatakan kesepakatan dengan calon keluarga angkat, pihak agensi akan mengirimkan e-mail berisi dokumen yang harus disiapkan serta prosedur pengajuan visa. Berikut dokumen-dokumen yang harus kita siapkan:

1. Surat kontrak antara kita dan calon keluarga angkat. Surat kontrak sekitar 26 halaman ini harus benar-benar teliti saat proses pengisiannya. Ada beberapa poin yang harus kita isi, ada juga yang harus dikosongkan. Karena saat itu calon keluarga angkat saya sudah mengisi duluan, saya hanya perlu mengisi bagian yang diperlukan dan membubuhkan tanda tangan di beberapa halaman;

2. Paspor asli;

three. Fotokopi sampul, halaman biodata, dan seluruh isi paspor yang sudah berisi stempel;

four. Fotokopi ijazah terakhir yang sudah diterjemahkan;

five. Fotokopi akte kelahiran yang sudah diterjemahkan;

6. Surat kuasa (Power of Attorney) dari agensi. Surat ini tidak diperlukan jika au pair dan calon keluarga angkat bertemu tanpa bantuan agensi;

7. Slip pembayaran Case Order ID resmi di Danish Immigration Service oleh calon keluarga angkat;

eight. Foto terbaru berukuran 3.5cm x four.5cm berlatar belakang putih 1 lembar.

PERHATIAN!!!!

Saya membuat visa Denmark ini di tahun 2015, saat semua kontrak kerja masih diisi manual. Mulai tahun 2017, terdapat dua cara pengisian pengisian kontrak kerja; bisa online atau manual. Bagi yang mengisi form secara manual, dokumen dapat diunggah secara langsung melalui situs application portal Danish Agency for International Recruitment and Integration (SIRI).

Berikut cara apply visa Denmark dan dokumen yang harus dipersiapkan (UPDATE 2018):

1. Membuat case order ID

Case ID ini sama dengan biaya aplikasi au pair yang harus kita buat di situs SIRI. Cara membuatnya sangat mudah dan boleh diisi sendiri atau diwakilkan oleh calon keluarga. Sila buat Case ID ke situs berikutdi bagian "Create case order ID".

2. Membayar biaya aplikasi

Setelah membuat case order ID, kamu akan menerima email yang berisi kode dari SIRI sebagai identitas aplikasi. Tahap selanjutnya adalah masuk kembali ke situs SIRI , lihat bagian "Pay the fee", masukkan kode case order ID tersebut, lalu bayar biaya aplikasi sebesar 2755 DKK (tahun 2018). NEED TO KNOW , keluarga angkat tidak berwajiban membayar biaya aplikasi ini! Menurut situs Energy Au Pair, keluarga angkat disarankan membayar biaya aplikasi karena au pair juga harus membayar biaya visa di negara asal. Namun semuanya kembali lagi ke kesepakatan kamu dan keluarga angkat, apakah mereka bersedia menanggung biaya aplikasi.

Three. Cetak slip pembayaran biaya aplikasi

Setelah keluarga angkat atau kamu membayar biaya di atas, kamu akan menerima konfirmasi pembayaran via email. Konfirmasi pembayaran ini dikirim tanpa attachment, jadi silakan cetak isi email tersebut sebagai kelengkapan dokumen.

4. Fotokopi atau scanned copy sampul paspor, biodata, serta seluruh isi lembaran paspor yang kosong ataupun berisi dari depan ke belakang

Yes, you read it right! Dari sampul paspor hijau sampai halaman identitas paling belakang difotokopi secara lengkap, yang berisi maupun kosong.

5. Fotokopi ijazah pendidikan terakhir yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris

Kalau ijazah kamu twin bahasa (Indonesia/Inggris), tidak usah diterjemahkan kembali. Bagi yang menerjemahkan ijazah ke bahasa Inggris, disarankan untuk menerjemahkan ke penerjemah tersumpah merujuk ke situs SIRI.

6. Fotokopi akte kelahiran yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris

Sama seperti halnya ijazah, kalau akte kelahiran kamu sudah twin bahasa, tidak usah diterjemahkan kembali.

7. Mengisi kontrak kerja secara online atau manual

Di tahun 2015, saya dan keluarga mengisi surat kontrak kerja secara manual. Mereka mengisi bagian mereka dahulu, lalu di-scan ke saya untuk saya isi dan ditanda tangani yang bagian saya. Tidak ada masalah kalau kontrak kerja tersebut bukan yang asli.

Kalau kamu ingin mengisi secara manual , kontrak kerja dapat dicetak langsung di situs SIRI , bagian "Complete the application form". Klik bagian tersebut, lalu lihat bagian bawah "Printable application forms". Ada dua pilihan unduhan form, bisa PDF atau Word. Bentuk Word bisa kamu isi langsung sebelum dicetak. Tapi bentuk PDF mesti kamu cetak dahulu lalu isi pakai pena. Jika keluarga angkat lebih tertarik menggunakan cara ini, sila mereka mengisi bagian mereka dulu di Part 2 dan 3, lalu kalau sudah selesai, mereka harus scanned kembali form tersebut untuk kamu isi dan lengkapi.

Cara lainnya adalah mengisi kontrak kerja secara online . Kontrak kerja dapat diubah ke bahasa Inggris kalau kamu bingung. Sila masuk ke situs berikut , lalu lihat di bagian paling bawah halaman. Ada pertanyaan "siapa kamu?", keluarga angkat atau applicant (au pair). Sila pilih "au pair", lalu klik "Næste" (next). Karena kamu harus masuk dengan menggunakan reference number dan password, sila tanyakan kepada keluarga angkat saat mereka sudah selesai mengisi bagian mereka. Saat semua bagian sudah terisi lengkap, kamu harus mencetak kembali form yang sudah diisi online ini untuk ditandatangani dan disertakan saat mengurus visa.

CATATAN!

Saat pengisian form secara online, kamu boleh mengisi, simpan, isi lagi, lalu simpan, sampai formulir betul-betul terisi lengkap. Perlu diperhatikan juga waktu pengisian formulir hanya 30 hari. Setelah batas tersebut, data kamu akan hangus dan harus mengisi ulang.

Selain itu, dalam waktu dua minggu setelah formulir berhasil di-submit, kamu WAJIB datang ke VFS Global untuk menyerahkan dokumen dan mengambil data biometrik. Kalau dalam waktu 2 minggu setelah submit formulir kamu tidak juga datang ke VFS, aplikasi kamu akan ditolak sepenuhnya oleh imigrasi Denmark. Imbasnya, kamuharus mendaftar dan membayar ulang biaya aplikasi serta mengajukan surat banding (jika diperlukan). So, atur waktu kamu sebaik-baiknya sebelum mantap datang ke VFS.

Setelah semua dokumen siap, silahkan datang ke:

Danish Visa Application Center

Kuningan City Mall Lantai 2

Jalan Prof. DR. Satrio Kav. 18

Jakarta 12950

Website: www.Vfsglobal.Com/Denmark/Indonesia

Email: infodenmark.Indo@vfshelpline.Com

Jadwal Aplikasi: 8.00 - 12.00 dan 13.00 - 15.00 (Senin-Jumat) Kecuali Hari Raya/Libur

Loket pengajuan aplikasi Denmark sendiri berada dalam satu ruangan dengan loket pengajuan aplikasi Italia, Norwegia, Swedia, yang tergabung dalam VFS Global. Untuk mengumpulkan persyaratan dokumen jangka panjang, pemohon tidak perlu membuat janji temu terlebih dahulu (tahun 2015).

Tahun 2018, VFS tidak lagi menerima pemohon tanpa booking janji temu terlebih dahulu. Agar waktu kunjungan mu lebih maksimal, silakan buat janji temu 7-14 hari sebelum datang ke VFS lewat situs mereka disini. Setelah membuat janji temu, jangan lupa juga mencetak bukti konfirmasi untuk dibawa ke VFS.

Setelah pemeriksaan kecil sebelum masuk ruangan dan menonaktifkan segala macam gadget, petugas akan memberikan nomor antrian. Setelah sampai giliran kita, petugas loket akan memeriksa kembali dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Kalau semuanya sudah lengkap, pemohon bisa langsung membayar biaya visa.

Saat mengajukan aplikasi visa (Juni 2015), biaya yang harus saya keluarkan totalnya Rp. 3.320.000 dengan rincian:

Biaya visa au pair                 Rp. 2.880.000

Biaya layanan VFS Global   Rp.    390.000

Biaya kurir (tambahan)         Rp.      50.000

VFS tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit/debit ya, jadi silakan siapkan uang tunai sebelumnya. Karena saya tinggal di Palembang dan tidak mungkin kembali ke Jakarta beberapa bulan kemudian hanya untuk mengambil paspor, maka saya menggunakan layanan tambahan kirim paspor ke rumah yang biaya kirimnya sendiri tergantung daerah tinggal pemohon.

Setelah proses pembayaran, petugas loket akan mempersilakan kita kembali menunggu antrian pengambilan statistics biometrik. Proses ini berupa pengambilan sidik jari dan foto yang hanya berlangsung 5 menit. Semuanya selesai dan kita boleh pulang.

Selanjutnya adalah proses wawancara di Kedutaan Besar Denmark yang letaknya masih di Kuningan (tidak jauh dari Mall Ambassador). Untuk proses wawancara di Kedutaan Besar Denmark, pemohon harus membuat janji temu terlebih dahulu via telepon. Sayangnya karena saya datang Jumat siang saat mengajukan aplikasi visa, janji temu baru bisa dilakukan hari Senin pagi. Saat ditelepon, Ibu Wita, staf Kedubes Denmark, mengatakan kalau wawancara baru bisa dilakukan hari Selasa jam 9 pagi.

Kedutaan Besar Denmark

Menara Rajawali, twenty fifth Floor

Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung

Kawasan Mega KuninganJakarta 12950

Tel  +62 (21) 576 1478Fax +62 (21) 576 1535

Website: http://indonesien.Um.Dk

Email: jktamb@um.Dk

Jam kerja: 8.00 - 16.00 (Senin - Kamis) & 8.00 - 13.00 (Jumat)

Karena wawancaranya pagi, saya langsung membawa tas tangan berisi pakaian kotor ke Kedubes. Dengan asumsi wawancara yang hanya sebentar, saya bisa langsung pulang ke Palembang sorenya. Dari Jakarta Pusat tempat saya menginap, sekitar jam setengah 8 saya sudah naik mikrolet ke arah Kampung Melayu, lalu lanjut mikrolet sekali lagi ke arah Kuningan dan stop di depan Mall Ambassador. Hanya berjalan kaki sekitar 7 menit dari lampu merah, sudah sampai di Menara Rajawali yang berwarna jade green.

Setelah registrasi di lobi dan menempelkan tanda pengenal, saya langsung menuju lantai 25. Masuk ke kantor Kedubes Denmark, saya langsung disambut Ibu Wita di lobi. Ibu Wita sempat mempertanyakan kenapa bisa telat 16 menit dari waktu janjian. Alasan klise ibukota; macet. Untungnya Ibu Wita terlihat sudah terbiasa mendengar alasan tersebut dan langsung mengantarkan saya menuju satu ruangan di pojokan.

Di ruangan tersebut saya disambut seorang wanita muda berkebangsaan Denmark bernama Ms. Hanna, yang akan mewawancarai pagi itu. So, wawancaranya totally English! Saya cukup santai dan tidak terlalu grogi menghadapi pertanyaan Ms. Hanna, karena yang ditanyakan semuanya tentang diri pribadi, jadwal kerja, calon keluarga angkat, dan juga motivasi kenapa ingin jadi au pair di Denmark.Saat tahu pendidikan terakhir dan pengalaman kerja sebelumnya, sempat tiga kali Ms. Hanna bertanya-tanya kenapa saya ingin jadi au pair (lagi).

Setelah proses wawancara sekitar 30 menit selesai, Ms. Hanna mempersilakan saya keluar sebentar dari ruangan untuk duduk di ruang tunggu. Sebuah majalah berbahasa Inggris cukup menyita perhatian karena memang hanya majalah itulah yang ada di meja. Majalah ini berisi cerita pengalaman para expat yang tinggal di Jakarta tentang buruk dan baiknya ibukota. Sebenarnya majalah ini benar-benar menarik untuk dibawa pulang dan dibaca-baca lagi.

Sayangnya 10 menit kemudian, Ms. Hanna memanggil saya kembali dan menyuruh memeriksa kembali halaman-halaman hasil cetakan pertanyaan dan jawaban saat wawancara tadi. Kalau semuanya oke, saya bisa langsung menandatangani surat persetujuan, dan selesai. Ms. Hanna memandu saya keluar ruangan, memberi majalah tentang Sekilas Denmark untuk bahan bacaan, berjabat tangan, lalu mengantar keluar kantor Kedubes Denmark dengan senyum ramah.

TOP TIP

1. Datanglah di jam kerja efektif dari Senin-Rabu pagi saat mengajukan aplikasi visa di VFS Global. Hal ini untuk mengantipasi tinggal lebih lama di ibukota jikalau kalian memang berasal dari luar Jakarta seperti saya. Proses pengajuan visa sendiri sebenarnya hanya satu jam (tergantung antrian), namun datang lebih pagi membuat beban berkurang dan kerjaan cepat selesai.

2. Sebelum datang ke VFS Global, periksa lagi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Jangan sampai ada satu dokumen penting yang tertinggal dan bisa membuat kita bolak-balik mengambilnya. Jangan sampai mengalami kejadian seperti saya, karena lupa membawa map berisi slip pembayaran di Danish Immigration Service, saya mesti kembali lagi ke penginapan di Rasuna Said dengan ojek. Untung penginapannya masih di Rasuna Said, bagaimana kalau saya menginap di kosan teman di Jakarta Pusat? Padahal hari itu Jumat dan saya hanya punya waktu 1 setengah jam untuk kembali lagi ke VFS Global sebelum kantornya tutup.

3. Dibandingkan membawa uang tunai dalam jumlah yang besar ke Kuningan City Mall, sebaiknya tarik tunai uang melalui ATM Center yang ada di dalam mall saja. Sebelum masuk ke ruangan VFS Global tariklah uang secukupnya karena hanya uang tunai yang diterima untuk membayar aplikasi visa.

4. Setelah membuat janji temu, datanglah ke Kedubes on time dan berpakaianlah rapih. Karena tidak perlu mengantri, staf Kedubes Denmark hanya akan mewawancarai pemohon yang sudah membuat janji temu terlebih dahulu. Jadi kalau hari itu hanya kita sendiri yang membuat janji temu, jangan sampai membuat staf Kedubes Denmark bete menunggu karena telat.

5. Tidak perlu cemas tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan staf Kedubes Denmark nantinya. Pertanyaan tersebut hanyalah pertanyaan ulangan dari formulir isian di surat kontrak yang sudah kita isi dan tanda tangani dengan calon keluarga angkat. Jawablah dengan tegas dan jangan tegang karena yang mewawancarai pun sebenarnya tidak galak.

6. Berlatih menjawab pertanyaan dengan Bahasa Inggris sebelum proses wawancara adalah cara terbaik. Tidak perlu harus matang secara grammar dan sangat terstruktur, namun setidaknya kita mengerti apa yang ditanyakan dan mampu menjawab dengan baik.

Walaupun kabarnya wawancara tersebut hanyalah formalitas belaka dan pasti disetujui visanya, namun jangan anggap remeh dulu. Bahasa Inggris kita justru juga akan dinilai oleh staf tersebut dan akan ikut dilampirkan sebagai bahan pertimbangan Kerajaan Denmark. Seingat saya, Bahasa Inggris tertinggi ada di poin ke-5 yang menyatakan pemohon sudah bisa berbicara Bahasa Inggris dengan sangat baik (level akademik). Poin 1 dan 2 justru menyatakan pemohon belum mampu berbicara Bahasa Inggris dengan baik dan ditakutkan akan kesulitan berkomunikasi dengan keluarga angkat nantinya.

7. Jangan sampai terjebak beberapa pertanyaan yang sebenarnya malas kita jawab, seperti;

"Apa alasan kamu jadi au pair?"

"Kenapa kamu ingin jadi au pair di Denmark?"

"Apa saja yang kamu tahu tentang Denmark?"

"Apa yang akan kamu lakukan/rencana selepas program au pair di Denmark?"

Persiapkan jawabannya sedetail mungkin ya. Bahkan saya juga terpaksa harus sedikit membual menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Yang jelas, jangan terlalu kelihatan motivasi tentang "uang saku yang tinggi", "embel-embel traveling gratis", atau "ingin tinggal yang lama di Eropa". Karena sesungguhnya au pair di Denmark bukanlah ajang cari uang, jalan-jalan, atau ngegembel tanggung.

8. Pemohon yang mengajukan aplikasi visa au pair setelah tanggal 1 Juli 2015 akan diberlakukan regulasi baru. Ada beberapa persyaratan yang sedikit diubah seperti umur minimum pemohon 18 tahun, uang saku yang naik jadi 4000 DKK perbulan (sebelum pajak), hari libur, dan informasi lainnya.

Wajib baca sebelum kamu tiba di Denmark!

Mitos dan fakta au pair di Skandinavia

Wednesday, July 15, 2020

Tips Akhirnya Visa Denmark Saya di-Issue!|Fashion Style

Proses menunggu visa Denmark kali ini benar-benar membosankan. Apalagi saya di rumah hanya menganggur dan tidak ada kegiatan berarti. Sudah ada desakan dari pihak keluarga untuk mencari pekerjaan saja di Indonesia. Jujur saja, saya juga sudah pasrah kalau memang visa ditolak karena alasan tertentu. Saya juga sudah siap mencari pekerjaan dan menetap saja di Indonesia. Tapi Alhamdulillah visa akhirnya disetujui tanpa kendala apapun.

Visa jangka panjang Denmark membutuhkan waktu maksimum 2 bulan sebelum disetujui pihak kerajaan Denmark. Berbeda jika kita ingin mengajukan visa turis atau visa jangka pendek yang hanya 15 hari kerja. Tepat dua bulan semenjak mengajukan aplikasi visa di VFS Global, lalu esoknya wawancara di Kedubes Denmark, saya dikabari kalau visa Denmark saya sudah disetujui. Ibu Wita, resepsionis kedutaan, menelpon untuk memberikan informasi lebih lanjut melalui email. Setelah dikonfirmasi ulang via email, Ibu Wita mengirimkan surat keterangan elektronik dari Danish Labor and Recruitment Service, serta ilustrasi visa yang akan ditempelkan di paspor. Surat keterangan dari pihak Denmark ini sangat jelas berisi informasi penting tentang status, hak dan kewajiban sebagai au pair, serta mengenai izin tinggal.

Sempat ada sedikit keraguan kalau saja visa akan ditolak. Apalagi pihak keluarga yang memang sudah enggan memberikan izin tinggal di luar negeri untuk kedua kalinya, pastilah sangat bahagia seandainya saya tidak jadi berangkat.

Sebenarnya tidak ada alasan pemerintah Denmark untuk menolak visa au pair karena biasanya syarat dan jaminan dari keluarga angkat yang dibutuhkan memang sudah lengkap. Mungkin saja memang ada yang visanya pernah ditolak, namun kemungkinan tersebut kecil sekali. Apalagi kalau dari awal kita memang sudah memenuhi kualifikasi menjadi au pair di Denmark.

Karena saya sudah meminta paspor dan dokumen lainnya dikirimkan via pos, dua hari kemudian kiriman dari VFS Global pun datang. Kiriman yang berisi paspor dan print out surat keterangan dari Danish Labor and Recuitment Service tersebut sangat aman dan tidak rusak sedikit pun. Surat keterangan ini jangan sampai hilang dan harus dibawa saat mengajukan CPR number di Denmark. Jangka waktu visa yang diberikan pun hanya sampai 180 hari, yang artinya saya hanya punya waktu 5 hari untuk mendapatkan nomor induk penduduk atau CPR number saat pertama kali mendarat di Denmark.

Tivoli, I'm coming!

Sunday, July 12, 2020

Tips Minggu-minggu Awal di Denmark|Fashion Style

Sama seperti para asing yang baru tiba di Denmark dan berencana tinggal lebih dari three bulan, saya pun juga diwajibkan mengurus surat izin tinggal agar dianggap sah oleh pemerintahan Denmark. Karena Louise memang sedang berada di rumah, dia pun tidak segan membantu saya mengurus banyak hal hingga selesai, walaupun kadang harus membopong keranjang bayi kemana-mana. Lalu apa saja yang harus dilakukan saat awal-awal tiba di Denmark?

1. Mendapatkan CPR Number

Sama seperti nomor induk kependudukan, nomor CPR inilah yang harus saya dapatkan terlebih dahulu sesampainya di Denmark. Nomor ini menjadi begitu penting, karena semua sistem di Denmark akan merekam information diri kita sehingga saat dibutuhkan, hanya tinggal menyebutkan nomor CPR, selesai!

Saya memiliki waktu five hari setelah kedatangan untuk mendaftarkan diri ke balai kota terdekat. Karena saya tiba di Denmark hari Senin, besoknya Louise langsung mengajak ke balai kota Herlev (baca: Hearlu).

Banyak para warga negara asing baik yang berstatus pelajar ataupun ekspatriat mendaftarkan diri mereka di International House Copenhagen. Karena banyaknya aplikasi yang masuk, biasanya sering terjadi penundaan sehingga proses mendapatkan CPR jadi lebih lama. Jadi lebih baik mendaftarkan diri di balai kota yang akan kita tempati langsung.

Proses mengurus CPR pun sangat singkat. Setelah antri menunggu panggilan, saya dan Louise hanya perlu mengisi formulir yang diserahkan oleh petugas. Surat keterangan dari kedutaan serta paspor juga akan difotokopi langsung oleh petugas di tempat.

Biasanya kita bisa langsung mendapatkan nomor CPR hari itu juga. Saya mendapatkan informasi ini dari seorang teman au pair Indonesia yang lebih dulu sampai di Denmark. Tapi karena saya baru tahu beberapa hari setelahnya, dua hari kemudian Louise baru menelepon pihak balai kota. Petugas menyuruh kembali ke kantor balai kota besoknya, lalu menuliskan nomor CPR saya yang sudah bisa digunakan di selembar kertas berstempel.

Tidak sampai 2 minggu kemudian, kartu asuransi berwarna putih-kuning bertuliskan nomor CPR serta kartu izin tinggal diantarkan ke rumah. Kartu berwarna putih-kuning ini adalah kartu kesehatan dan sosial yang dapat digunakan di semua rumah sakit di Denmark. Sementara kartu izin tinggal dengan brand hologram didapatkan dari kantor imigrasi. Saat ingin bepergian ke luar negeri thru bandara, tunjukkanlah kartu izin tinggal ini ke pihak imigrasi, bukan kartu kesehatan berwarna putih-kuning.

Sialnya ada kesalahan nama tengah saya yang ditulis oleh pihak balai kota, sehingga saya harus kembali lagi memperbaikinya. Prosesnya juga sangat singkat. Saya hanya perlu membawa kartu putih-kuning serta paspor untuk ditunjukkan kepada mereka. Setelah mereka mengganti nama saya, tidak sampai 2 minggu kemudian katanya kartu baru akan datang. Sebelum kartu baru datang, saya masih dapat menggunakan kartu lama.

2. Membuka rekening financial institution

Setelah tahu nomor CPR saya, Louise langsung menghubungi financial institution Nykredit. Pihak bank mengatakan saya tidak perlu datang langsung ke bank, karena berkas-berkas bisa dikirim ke rumah. Kurang dari sepuluh hari kemudian, berkas-berkas dari bank sudah datang dan menandai halaman-halaman yang harus saya tanda tangani. Setelahnya, berkas tersebut harus dikirim balik ke pihak bank agar pembuatan kartu ATM dapat langsung diproses.

3. Mendaftar kursus Bahasa Denmark

Selain membuka rekening financial institution, Louise juga segera menghubungi sekolah bahasa yang ada di Ballerup. Cek juga di balai kota yang akan ditinggali apakah terdapat sekolah bahasa Denmark. Beberapa daerah kadang tidak mengadakan kursus bahasa Denmark stage dasar sehingga kita harus mencari sekolah bahasa di kota terdekat lainnya.

Sebelum mulai belajar, biasanya calon siswa harus membuat janji wawancara terlebih dahulu dengan pihak sekolah bahasa. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana stage pendidikan calon siswa serta bahasa kedua yang mereka gunakan.

Setelah proses wawancara yang hanya memakan waktu sekitar 20 menit, staf sekolah mengatakan saya baru bisa mendaftar kalau surat pengantar dari mereka telah diantarkan ke rumah. Surat ini akan memuat degree bahasa saya, waktu belajar, serta informasi lain yang berkaitan dengan sekolah bahasa tersebut.

4. Mengambil NemID

Setelah mendapatkan nomor CPR dan kartu putih-kuning, biasanya akan ada surat pengantar dari balai kota yang mengatakan kita harus datang lagi mengambil NemID. NemID ini berisi urutan angka-angka yang digunakan untuk masuk ke akun financial institution online atau sebagai keamanan sistem digital di net.

Karena saya au pair, maka ada verifikasi data dari pihak balai kota yang mewajibkan Louise harus ikut datang mengambil NemID. Ada hal-hal yang harus mereka tahu dari pihak penanggung tentang keberadaan saya disini.

Begitulah tahapan-tahapan yang harus saya lakukan diawal-awal kedatangan ke Denmark. Alhamdulillah Louise sangat membantu dalam segala hal termasuk menjelaskan ini itu. Setelah semuanya selesai, selamat datang jadi salah satu penduduk sementara negara mahal ini!