Lima tahun lalu, saya memulai petualangan pertama di Eropa dengan menjadi au pair di Belgia . Dulu masih banyak yang belum tahu program pertukaran budaya ini. Kalau pun tahu, biasanya informasi lebih cepat menyebar di kota-kota besar di Indonesia. Sementara saya, anak daerah, tidak pernah tahu apa itu au pair sebelum menemukan situs Au Pair World tanpa sengaja.
Saat itu usia saya 22 tahun dan masih berstatus mahasiswi semester akhir di Universitas Sriwijaya. Bisa dikatakan, karena au pair ini juga saya makin semangat mengerjakan skripsi dan ingin segera wisuda. Kontrak au pair pertama saya dimulai Maret 2014 dan saya mengejar wisuda di bulan Januari di tahun yang sama. Terima kasih teman-teman almamater atas dukungannya!
I was so lucky knowing au pair program in a perfect time! Saat itu saya memang belum ingin cari kerja dan muak dengan bangku kuliah. Makanya program ini seperti membuka lembaran dan tantangan baru dalam hidup saya dalam mengisi gap year setelah lulus. Sekarang, setelah 5 tahun tinggal di Eropa dan statusnya masih jadi au pair, saya tidak pernah menyesal pernah memulainya di usia yang tepat.
Menurut pendapat saya, jenjang usia yang paling tepat jadi au pair pertama kali adalah 20-24 tahun. Meskipun syarat umur au pair antara 18-30 tahun (tergantung negara masing-masing), namun memulai au pair di usia late 20s juga cukup riskan. Mengapa, karena kalau kita ada masalah dengan host family dan harus ganti keluarga saat sudah overaged, aplikasi kita akan ditolak dan mau tidak harus segera angkat kaki dari negara tersebut.
Alasan saya yang lain, di usia 20-24 tahun ini kebanyakan dari kita sudah lulus kuliah atau SMA dan memiliki pengalaman kerja. Yang saya tahu, banyak keluarga Eropa lebih mempertimbangkan au pairearly to mid 20s dibandingkan anak-anak baru lulus SMA. Selain tidak ada pengalaman yang signifikan, abege tua biasanya dianggap lebih emosian dan labil.
Sementara bagi host family yang punya anak bayi, kebanyakan mencari calon au pair >24 tahun yang dianggap cukup dewasa jadi orang tua ketiga dan mampu menghadapi ketidakstabilan emosi anak kecil. Saya merasa, di jenjang usia 20-24 tahun ini juga, kita bisa lebih matang memikirkan strategi ke depannya seperti apa. Ingin lanjut au pair beberapa kali lagi kah, ingin lanjut kuliah, atau ingin pulang ke Indonesia untuk cari kerja.
Beberapa teman saya yang baru mulai jadi au pair di usia late 20s kebanyakan merasa menyesal mengapa baru tahu au pair di usia segitu. Selain kesempatan jadi au pair di banyak negara semakin kecil, planning yang direncanakan setelahnya pun kurang matang. Mengapa, karena kebanyakan au pair tidak hanya cukup setahun tinggal di Eropa. Ada perasaan "ketagihan" ingin coba jadi au pair lagi di negara lain.
Tapi, tidak ada kata terlambat. Apalagi informasi umum tentang au pair ini memang tidak mudah didapat kecuali kalian digging sendiri. Belum lagi alasan terbesar lain adalah terhambatnya izin orang tua . Kalau baru tahu au pair saat usia 28 dan kebetulan memang ada host family yang tertarik, just go for it!You ARE still young anyway! Baca juga postingan saya ini mengapa kamu harus coba jadi au pair di usia 20-an!
Saran saya, bagi yang tertarik jadi au pair setelah lulus SMA, coba tahan dulu untuk cari kerja selama 2-3 tahun di Indonesia. Lumayan, pengalaman ini bisa memperbagus CV dan membuktikan ke calon host family bahwa kamu adalah orang yang independen dan bertanggungjawab. Kalau belum dapat pekerjaan, coba juga sekalian kursus bahasa baru yang negaranya ingin kamu kunjungi. Siapa tahu, selepas au pair kamu bisa cari kerja atau lanjut kuliah S1 di Eropa.
Yang sudah punya karir bagus di Indonesia, jangan juga sampai salah langkah. Foto-foto traveling keren ala au pair yang kalian lihat di media sosial itu hanyalah kamuflase belaka. Kenyataannya, au pair itu harus bisa jadi cewek serba bisa dan fleksibel mulai dari jemput anak sampai ngosek WC yang tidak mungkin ditampilkan di media sosial. Yakinlah, au pair is not a fairytale. Cerita buruk di dalamnya juga banyak, apalagi kalau sial dapat keluarga angkat yang jahat. Kalau penasaran ingin tinggal di luar negeri, mungkin bisa pilih homestay ketimbang jadi au pair. Takutnya, sudah melepaskan karir yang bagus tapi baru merasa kalau au pair bukanlah hal yang kamu cari. Please do A LOT of research before starting!
Bagi yang baru tahu au pair belakangan ini dan hampir mendekati usia 30 tahun, that's totally okay to start looking for your potential host families! Ada banyak negara yang masih membuka kesempatan au pair sampai usia 30 tahun, yang penting belum menikah dan punya anak. Bingung ingin kemana? Coba baca referensi saya disini ! Baca juga 7 tips ini agar profil kamu dilirik calon keluarga!
Being an au pair is (definitely) the easiest way to fly you to Europe, yet the hardest way to figure out what to do next !