Thursday, June 25, 2020

Tips Enaknya Jadi Au Pair|Fashion Style

Kalau kamu belum tahu au pair itu apa, sebaiknya kamu baca dan mengerti dulu baik-baik konteks au pair itu sendiri. Bagi yang masih juga skeptis saat tahu au pair disamakan dengan babu, think! Think again!

Meskipun banyak sekali cerita tentang au pair yang terpaksa bekerja overtime ataupun kedapatan keluarga angkat yang mean, tapi keluarga angkat itu ibarat perusahaan. Tidak semua perusahaan memperlakukan karyawannya dengan baik. Tapi, kalau memang bernasib mendapatkan perusahaan oke, fasilitas dan perlakuan mewah pun tidak jarang akan didapatkan.

Di postingan sebelumnya, saya pernah memberikan alasan mengapa kamu harus menjadi au pair setidaknya selama satu tahun. Selain mendapat kesempatan jalan-jalan keluar negeri dan belajar budaya baru, beberapa keuntungan berikut ini bisa kamu dapatkan langsung dari keluarga angkat.

1. Kamar dan fasilitas rumah yang cutting-edge

Walaupun tidak bisa dipukul rata, tapi kebanyakan keluarga yang mendatangkan au pair ke rumah mereka termasuk orang kaya. Bayangkan, satu keluarga harus mendatangkan seorang gadis asing ke rumah mereka, dibelikan tiket pesawat, dibayari kursus ini itu, belum lagi asuransi dan lainnya. Meskipun banyak yang menganggap memiliki au pair lebih murah dari mempekerjakan nanny, tapi si keluarga setidaknya harus mengeluarkan uang lebih juga setiap bulannya untuk kebutuhan primer si au pair.

Para keluarga kaya ini tidak jarang memiliki rumah mewah dengan fasilitas modern yang mengagumkan. Mereka biasanya menyediakan televisi, radio, hingga Netflix bagi si au pair agar merasa homey. Fasilitas lain seperti kamar mandi pribadi, ruang gym, laptop pinjaman, ataupun kompor listrik pun biasanya bisa au pair rasakan selama menjadi keluarga di rumah mereka.

2. Eat what you want

Kalau bernasib baik mendapatkan keluarga royal dan tidak pelit, biasanya au pair juga bebas makan apapun yang sudah disediakan keluarga angkat. Untuk mencukupi gizi dan kebutuhan si au pair, banyak keluarga yang peduli dengan makanan favorit au pair mereka, termasuk vegan ataupun Halal.

Seorang au pair yang saya kenal, bahkan dipercaya memegang langsung kartu kredit si keluarga angkatnya agar bebas membeli sendiri makanan yang dia mau di grocery store. Beberapa au pair yang saya kenal pun disediakan lemari es sendiri untuk menyimpan makanan favoritnya semisal salmon, soda, ataupun jenis-jenis snack yang selalu dia makan. Karena tahu salmon adalah barang mahal, lucunya si au pair ini sedikit memanfaatkan kesempatan untuk dibelikan salmon setiap minggunya.

3. Liburan yang mewah

Liburan dengan keluarga angkat itu ibarat blessing in disguise. Di satu sisi, keluarga angkat tidak keberatan membayar tiket pesawat si au pair, disewakan kamar hotel pribadi, bahkan diajak keliling kesana kemari GRATIS! Di sisi lain, liburan dengan keluarga angkat itu sungguh tidak bebas. Meskipun judulnya liburan, tapi sejatinya yang liburan itu malah si keluarga. Faktanya, au pair masih belum bisa bebas tugas mengasuh anak-anak saat liburan.

Sekali lagi, liburan dengan keluarga angkat memang bisa sangat menyenangkan tapi juga terkekang. Lebih dari itu, sebenarnya banyak juga pengalaman tak terlupakan yang au pair bisa dapatkan. Selain jalan-jalan kesana kemari gratis dan menginap di hotel mahal, au pair juga diikutsertakan ke aktifitas keluarga seru seperti snorkelling, sky diving, menunggang kuda, ataupun ski.

Seorang teman mantan au pair pernah diajak liburan gratis dengan jet pribadi keluarga angkatnya, lho! Beberapa teman au pair lain sering diajak bolak-balik UK, Hollywood, summer cottage,pulau-pulau cantik, ataupun hotel mewah, karena keluarga angkat mereka memang sering pergi ke tempat tersebut.

4. Hadiah tak diharapkan

Percayalah, keluarga angkat yang baik akan selalu menghadiahi pengalaman yang seru dan menarik bagi au pair mereka. Saat di Belgia, saya beruntung mendapatkan kesempatan once in a lifetime naik helikopter yang diterbangkan dan mendarat langsung di halaman rumah keluarga angkat saya.

Seorang au pair pernah bekerja di rumah keluarga yang ibunya seorang pengrajin perhiasan. Saat si au pair ini bertunangan, si ibu bersedia membuatkan cincin pernikahan yang berkomposisi berlian. Ada lagi mantan au pair yang saya kenal, tiba-tiba mendapatkan hadiah Natal berupa pc beserta CD-power langsung. Ada juga seorang au pair yang ingin pergi liburan, diberi uang jajan lebih oleh si keluarga angkat.

Sekali lagi, seorang au pair tidak akan pernah tahu dan berharap lebih pada keluarga angkat mereka. Tapi kalau memang kebetulan mendapatkan keluarga kaya dan baik hati, berbagai hadiah pun bisa didapatkan bertubi-tubi.

5. You can also drive

Banyak keluarga angkat yang biasanya membutuhkan au pair dengan surat izin mengemudi, agar bisa mengantar-jemput anak-anak mereka dari berbagai aktifitas. Mengemudi mobil bisa jadi sangat membosankan dan menjemukan, apalagi ini bagian dari tugas.

Eiits, tapi kalau berkesempatan mencoba mobil mewah si keluarga angkat, siapa yang tidak mau coba? Meskipun titelnya, pinjaman keluarga angkat, kapan lagi bisa mengemudi mobil sport BMW keluaran terbaru di jalanan Eropa?! Fasten your seat belt!

Tips Mencari Cowok Ganteng di Cina|Fashion Style

Di awal tahun ini, saya sempat jalan dengan seorang cowok Korea-Amerika yang datang ke Kopenhagen untuk urusan bisnis. Menyinggung sedikit soal percintaan, saya baru tahu kalau ternyata si doi pernah pacaran dengan cewek Cina selama beberapa tahun.

"Waktu saya ke Chengdu, saya seperti artis," katanya.

"Kenapa?" tanya saya sedikit skeptis dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.

"Cowok-cowok Cina tuh jelek-jelek, tahu gak sih?"

"No!! Di Indonesia, cowok keturunan Tionghoa justru ganteng, keren, dan maskulin," kata saya sambil membayangkan muka VJ Daniel, Morgan Oey, Joe Taslim, ataupun anaknya Om Ferry Salim itu.

"Iya, di Indonesia. Kamu sudah pernah ke Cina belum? Mantan saya saja sampai berkata begitu, lho."

Membayangkan muka-muka ganteng pemain Meteor Garden ataupun MVP Lover, rasanya brilliant mustahil kalau cowok Cina bermuka pas-pasan. Lagipula, masalah fisik kan relatif. Tidak hanya di Cina, di Eropa pun tidak semua bule mancung dan tinggi semampai.

"Duh, datang kesini deh! Lihat dan buktikan sendiri," kata adik saya, yang memang sedang menyelesaikan studinya di Cina, saat ditanya soal keberadaan makhluk ganteng di negeri Panda.

Jujur, saya datang ke Cina sebenarnya bukan dalam proses berkencan ataupun mencari pasangan hidup. Tapi karena teringat dengan obrolan dengan si cowok Korea-Amerika beberapa waktu lalu, saya jadi penasaran sekalian lucu saja kalau bisa membuktikan ketidakbenaran omongan si doi.

Karena memang ingin mengeksplor satu tempat lebih lama, saya hanya jalan-jalan ke Shanghai, Suzhou, dan beberapa kota kecil lainnya yang masih masuk wilayah Provinsi Jiangsu. Pembuktian pun berlangsung selama 10 hari.

Tidak hanya tempat turis dan transportasi umum, saya juga sempat mendatangi mall, restoran, ataupun tempat nongkrong anak muda di Jiangsu. Benar saja, siap-siap kecewa untuk para cewek! Kenyataannya, sulit sekali menemukan cowok ganteng disini. Bahkan menurut saya, cowok-cowok keturunan Tionghoa di Indonesia jauh lebih ganteng!

Para cowok di Tongji

Para cowok yang saya lihat kebanyakan kurus ceking, mungil, dan kadang sedikit malu-malu kalau berdekatan dengan cewek di subway. Yang membawa pasangan, sering terlihat romantis duduk bersama pacar mereka dan biasanya tidak malu membawakan tas tangan si cewek kemana pun berada.

Saat liburan ke Thailand, saya dengan mudah menemukan cowok good-looking yang ada di jalanan, mall, ataupun transportasi umum. Mirip-mirip di Indonesia lah. Tapi di Cina, entah apa yang terjadi. Muka mereka nyaris semuanya sama dengan postur tubuh yang kebanyakan seragam pula.

Kalau ada yang menyamakan mereka dengan si negara tetangga, sungguh sangat jauh. Cowok-cowok Korea dan Jepang memang super stylish dan suka dandan. Sementara cowok-cowok Cina, far from sophisticated! Karena saat itu sedang musim panas, seragam andalan mereka hanya kaos oblong, celana panjang, dan sepatu. Salah? Tidak. Tapi beda jauh dengan cewek-ceweknya!

Cewek-cewek Cina bergaun cantik melenggang di hangatnya musim panas

Kabar baik bagi para cowok yang mengagumi cewek langsing, rambut panjang halus, dan berkulit putih. China is a real heaven! Serius, saya sampai bingung kenapa populasi cewek cantik di Cina terlalu banyak ketimbang cowoknya.

Meskipun bukan negara fashion, tapi cewek Cina tahu betul cara berpakaian. Di musim panas, mereka bisa saja menunjukkan kulit putih nan mulus di tengah teriknya matahari. Saya sampai dibuat wow sendiri melihat kaki-kaki ramping mereka yang polos tanpa bulu.

Dibandingkan dengan cewek-cewek Eropa yang lebih suka memakai kacamata hitam, cewek Cina lebih nyaman menggenggam payung mereka saat cuaca sedang terik. Pakaian yang dipakai pun ajaib! Meskipun harus berjalan jauh dan naik kendaraan umum, mereka tetap oke saja memakai sepatu hak tinggi, cheongsam, dress panjang, ataupun topi besar. Begh, kalau di Indonesia, pakaian antik seperti itu hanya akan dipakai saat kondangan.

"Musim panas memang lebih modis, coba saja tunggu saat musim dingin. Mulai deh, gayanya lebih cuek. Dari yang pakai jaket warna pink, celana warna biru, lalu boot-nya kuning," kata adik saya, saat saya mengomentari outfit para cewek Cina.

Hayo, cari yang paling ganteng!

Saya sendiri sebenarnya bukan seorangfashion slave ataupun fashion guru. Tapi cukup lama tinggal di Eropa, saya pun jadi ikut memperhatikan cara berpakaian orang-orang sana yang begitu elegan dan stylish. Saat datang ke Cina, saya jadi tahu kalau sebenarnya cewek-cewek Cina berpakaian yang praktikal, hingga terkesan cuek dan apa adanya.

Karena keseringan melihat pasangan cewek cantik dan cowok biasa, saya akhirnya iseng-iseng menginstall Tinder kembali dan mengecek siapa tahu ada satu cowok kyut disana. Dari sekian kali swipe sana sini dan match dengan beberapa orang cowok, yang justru mengirim pesan duluan kebanyakan bule. Diihh! Cowok Cina kebanyakan penakut, apalagi kalau tahu kita turis atau orang asing.

Lalu, saya bertanya-tanya, apa cowok-cowok ganteng hanya ada di television saja ya?

"Tidak juga. Katanya, cowok-cowok Cina di bagian utara lebih banyak yang ganteng ketimbang di selatan. Terus yang kamu lihat di television itu bukan di Cina, tapi Taiwan," kata adik saya lagi.

"Lho, beda?"

"Beda lah. Di Taiwan orang-orangnya lebih oke dan tahu cara merawat diri. Mereka juga lebih terbuka dengan dunia. Lha di Cina, apa-apa diblok (Facebook, Twitter, atau Instagram). Jadi cewek Cina menganggap, para cowok di negara mereka adalah yang terganteng di dunia," tambah adik saya lagi.

"Aha!"

Karena jomplangnya populasi manusia ganteng dan cantik, wajar saja saya beberapa kali mendapati banyak pasangan beda negara disini. Ceweknya Cina, tapi cowoknya ternyata orang Korea atau bule. Pssttt.. katanya cowok Korea sengaja menikahi cewek Cina untuk memperluas bisnis di negara tersebut.How lucky they are!

Nanjing Road, tempat terbaik melihat cewek elegant dan cowok kasual

Ngomong-ngomong, meskipun para cowok Cina bermuka pas-pasan, tapi mereka terkenal super royal terhadap pasangan. Cowok-cowok ini juga hobi sekali memanjakan si cewek dengan barang-barang mahal ataupun ribuan perhatian cinta. Gara-gara hal ini juga, cewek Cina jadi ikutan manja dan si cowok pun kadang tidak berdaya alias takut, kalau si cewek tiba-tiba moody atau ngambek. Duh!

Wednesday, June 24, 2020

Tips 5 Alasan Semua Orang Menanti Musim Panas|Fashion Style

Memasuki bulan Agustus, suhu musim panas di Eropa mulai sedikit bergeser menjadi hangat-hangat sejuk. Liburan ke Wina bulan lalu, saya mesti mengumpat dalam hati karena panasnya bisa sampai 34 derajat! Jujur, saya bukan penyuka musim panas meskipun sudah 20 tahun lebih tinggal di Indonesia.

Walaupun musim panas identik dengan rasa bahagia dan suka cita, tapi saya juga benci hal-hal klasik seperti keringat, para serangga yang mulai girang beterbangan, ataupun kulit yang mulai gosong. Tapi sejujurnya, musim panas juga membawa warna tersendiri dalam satu tahun. Inilah alasan mengapa warga empat musim tetap mencintai dan selalu menanti musim panas!

1. 2. 3. Matahari

Yesh! Alasannya adalah karena sinar matahari yang membawa rasa hangat dan siang hari yang panjang. Dalam satu tahun, warga empat musim harus menggerutu karena lebih dari 8 bulan mereka harus menutup diri dari jaket, mantel, dan segala pernak-perniknya yang sungguh ribet. Saat musim panas datang, inilah waktunya bersuka cita memamerkan bentuk tubuh, menggosongkan kulit, ataupun memakai baju neon yang hanya pas dengan spektrum matahari.

Karena siang hari yang lebih panjang, aktifitas warga empat musim pun menjadi aktif karena ditemani sang surya hingga tengah malam. Saat berkunjung ke Reykjav?Ok di musim panas, baru sekalinya itu saya menyaksikan matahari yang hanya menggantung di langit tanpa sepenuhnya terbenam. Matahari hanya membenamkan setengah diri jam 12 malam, lalu bersinar apik kembali jam 3 pagi.

Sayangnya, musim panas tahun ini di Eropa Utara sedikit mengecewakan karena terus-terusan diguyur hujan dan temperatur yang terbilang masih dingin. Suhu rata-rata siang hari 17-20 derajat, lalu turun drastis menjadi thirteen derajat di malam hari. Di Reykjav?Okay, suhu di tengah hari bolong bisa hanya 11 derajat, yang memaksa orang harus tetap memakai jaket tebal.

4. Libur panjang

Hari terbahagia para anak sekolah dan orang tua adalah saat musim panas. Libur sekolah biasanya dimulai dari akhir Juni hingga awal Agustus atau awal September. Kapan lagi bisa menikmati sinar matahari lebih lama, kalau bukan di musim ini. Makanya banyak juga perusahaan dan kantor yang sedikit "memaksa" karyawan mereka untuk mengambil cuti.

Sebalnya, karena bertepatan dengan libur panjang, banyak pantai dan tempat liburan jadi penuh sesak oleh turis. Sisi positifnya, banyak tempat-tempat seru seperti amusement park ataupun museum yang memang hanya dibuka saat suhu mulai bersahabat dengan kulit.

Five. Festival seru

Hari yang lebih panjang dan cuaca yang lebih hangat hanya bisa berarti satu hal: musim festival. Dibandingkan dengan ketiga musim lainnya, festival terseru dan terbanyak memang digelar saat musim panas. Dari open air cinema, konser musik, ataupun lomba olahraga yang bertemakan outdoor, hanya akan ditemui di bulan Juni hingga Agustus.

Tidak perlu juga merasa miserable dan gundah gulana karena tidak bisa liburan ke pantai, karena warga empat musim tahu kemana harus berlabuh saat akhir pekan datang; pergi ke salah satu festival musik seru bersama teman ataupun pacar, lalu meneguk bir dingin saat matahari terbenam.

BONUS!! It is a berry sweet season!

Stroberi, rasberi, bluberi, ceri, sampai huckleberry, they bring a load of happiness and colours in the summer!

Tips Mencontek Gaya Eropa, Belanja Murah di Indonesia|Fashion Style

Beberapa hari yang lalu, seorang teman lama menghubungi saya via sosial media. Teman saya ini ternyata akan liburan selama beberapa hari ke Eropa. Gara-gara postingan tentang pelajaran fashion , tiba-tiba saya merasa jadi fashion guru karena dicecar banyak pertanyaan tentang pakaian seperti apa yang cocok untuk dipakai di Eropa.

Karena berencana liburan di pertengahan September, si teman sering kali menanyakan apakah cocok memakai boot dan mantel saat liburan ke Eropa di penghujung musim panas. Jawabannya, no! Penghujung musim panas di negara empat musim tidak bisa diprediksi. Kadang lembab, tapi juga bisa sangat kering.

Di Eropa Utara, suhu bisa sangat hangat di siang hari, tapi mendadak turun jadi thirteen derajat di malam hari. Makanya ketimbang boot dan mantel tebal, membawa pakaian yang multifungsional saat liburan ke negara empat musim menjadi sangat mutlak.

Kembali ke teman saya tadi, meskipun tipikal cewek stylish dan pandai berdandan, si doski sebenarnya seorang #PejuangIrit . Artinya, dia bisa saja bergaya sebegitu fenomenalnya, berdandan sebegitu menornya, tapi tetap saja suka berburu barang murah hanya untuk memenuhi gayanya sehari-hari. Pertanyaan dia selanjutnya, dimana bisa mendapatkan barang-barang bergaya Eropa di Indonesia, tanpa harus merogoh kocek sedalam kantong celananya Zara ataupun MANGO.

1. Belanja ke pasar barang bekas

Sejujurnya, saya juga mantan #PejuangIrit . I (still) love secondhand market! Saking cinta dan adiktifnya, saya tidak akan pulang dari pasar sebelum uang habis. Bah!

Yang saya suka dari pasar barang bekas, selain bisa menemukan barang unik dan lucu, saya juga sering menemukan banyak koleksi style khas Eropa yang masih bagus-bagus. Dari mantel, sweater, syal, hingga kaos kaki berbahan wool, semuanya lengkap. Memang sih, kadang modelnya terlalu jadul ataupun ukurannya yang hanya satu. Tapi apa salahnya bergerilya ke kios pakaian satu in line with satu kan?

Psstt... belanja di pasar barang bekas juga bisa berarti dua hal, olahraga dan berhitung cepat Matematika. Go bargain them!

2. Belanja on line

Kalau memang tidak ingin repot mencari pakaian di pasar barang bekas, banyak sekali toko fashion online yang bisa dijadikan pilihan untuk berbelanja. Saya juga sebenarnya pecinta belanja online karena simpeldan lebih banyak pilihan.

Tapi, belanja online juga mesti cerdas. Tidak semua tempat belanja on-line menjual barang yang sama dengan harga yang sama pula. Makanya sebelum memutuskan membeli pakaian di satu toko, jangan malas untuk membandingkan dulu ke beberapa toko on line lainnya.

Salah satu barang fashion Eropa multifungsional adalah jaket parka. Selain membawa beberapa potong kaos, pakaian mini, dan get dressed, saya juga menganjurkan si teman untuk membawa jaket parka berwarna herbal atau gelap untuk berjaga dari angin malam.

Awalnya saya mengira jaket parka di Indonesia bisa sangat mahal. Tapi lihat apa yang saya temukan di kedua toko ini! Mahal memang, jaket parka yang dijual Lazada. Namun saya tiba-tibaspeechless saat melihat jaket parka  berbahan katun yang benar-benar sama dijual dengan harga super super super murah di website-nya Shopee .

Selisih harga hingga Rp 141.000 yang sadis

Jaket ini saya temukan di koleksi Garansi Harga Termurah, Uang Kembali 2x Lipat . Dalam kampanye ini, Shopee akan mengembalikan uang kita kalau seandainya ditemukan barang yang sama dengan harga lebih murah di e-commerce lain. Beberapa barang fashion cewek  ataupun cowok yang saya cek di koleksi yang sama pun, murahnya juga ampun-ampunan. Plus, gratis ongkos kirim untuk minimum pembelanjaan tertentu.

Sebenarnya ada beberapa e-commerce terkenal lainnya yang bisa dijadikan opsi belanja, seperti Buka Lapak atau Tokopedia. Berikut perbandingan harga jaket parka dari dua e-commerce lain.

Melirik harga Shopee, selisih harga dari e-trade ini masih bisa beli gorengan

Dilihat dari perbandingan harga jaket parka empat e-commerce terkenal di atas, bisa dipastikan kalau harga termurah masih dipegang Shopee.Makanya menurut saya, pilihan belanja online lewat Shopee bisa jadi salah satu alternatif irit.Again, be a smart shopper!

Three. Belanja di pasar murah

Sejujurnya saya hanya akan datang ke pilihan terakhir ini jika memang kebetulan sedang di luar dan ingin windows shopping. Sekalian lihat-lihat toko, siapa tahu memang ada barang yang dicari.

Meskipun tidak selalu mendapatkan barang fashion dengan gaya Eropa, tapi biasanya harga yang dipatok pun lumayan murah dan bisa ditawar dibandingkan harus datang ke toko mahal yang ada di mall. Banyak juga get dressed-get dressed lucu ataupun kemeja murah untuk menambah perbendaharaan isi lemari yang bisa dipakai di Indonesia, ataupun saat liburan ke negara empat musim.

Kuncinya, kalau memang harus membeli pakaian di Indonesia hanya untuk dibawa liburan ke Eropa, bawalah pakaian berpotongan simpel dan berwarna natural. Orang-orang Eropa sangat anti memakai pakaian ribet, banyak motif, ataupun tabrak warna. Di musim panas yang extremely good hangat pun, jangan heran kalau banyak juga penduduk Eropa yang memakai pakaian hitam.

Tips Gadis Filipina vs Gadis Indonesia di Eropa|Fashion Style

Perlu saya garis bawahi, cewek-cewek Filipina merupakan pribadi yang tangguh, berani, dan sangat sayang keluarga. Bagi mereka, Eropa bukan hanya tanah impian, tapi juga tempat mengais rezeki. Tidak hanya Eropa, keberadaan mereka pun bisa terbilang banyak di negara maju seperti Singapura, Jepang, ataupun Amerika. Berbeda dengan para pejuang devisa negara Indonesia yang kebanyakan mendiami negara di Timur Tengah dan Cina Selatan untuk bekerja sebagai TKW.

Para gadis Filipina biasanya mulai bekerja sebagai nanny, housemaid, ataupun perawat di luar negeri saat usia mereka menginjak 20-an. Jangan salah, meskipun bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi beberapa dari mereka punya gelar sarjana, lho! Karena Filipina jajahan Spanyol dan Amerika, sangat diuntungkan dengan banyak sekali orang yang bisa berbahasa Inggris (dan Spanyol) walaupun mereka tinggal di desa.

Tidak seperti orang tua Indonesia yang banyak melarang anak mereka merantau, orang tua Filipina justru kebanyakan memaksa anak-anak mereka untuk bekerja di luar negeri sedini mungkin. Mengapa, karena masalah perekonomian keluarga. Kalau si gadis tidak ingin bekerja keluar negeri, asap di dapur tidak bisa mengepul lama.

Bekerja di Filipina pun tidak gampang. Meski memiliki gelar sarjana, persaingan yang sangat tinggi di dunia kerja membuat mereka kadang rendah diri dan menyerah. Belum lagi dengan gaji yang tidak terlalu besar, lagi-lagi membuat mereka berpikir dua kali jika harus menafkahi keluarga. Satu-satunya jalan adalah dengan bekerja di luar negeri lewat bantuan agensi ataupun jalur mandiri.

Di Eropa, cewek-cewek muda Filipina sering kali dijumpai di daerah utara. Denmark dan Norwegia adalah dua negara terpopuler di Eropa bagi para cewek-cewek ini untuk bekerja sebagai au pair. Selain karena uang sakunya paling tinggi, izin tinggal hingga 2 tahun membuat mereka betah berlama-lama mendiami dua negara ini.

Hebatnya, mental cewek-cewek Filipina sangat kuat dan tanpa malu. Orang Indonesia yang tidak paham dengan konteks au pair, biasanya akan langsung menilai pekerjaan ini layaknya pembantu. Tapi bagi para cewek Filipina, au pair merupakan jalan termudah mendapatkan visa dan bekerja di Eropa.

Supernya lagi, cewek-cewek ini juga 'pandai' meloncat dari satu negara ke negara lain. Selesai di Denmark, mereka langsung buru-buru ke Norwegia. Selesai disana, mereka akan berpikir keras untuk pindah ke Spanyol, Belanda, ataupun negara Eropa lainnya, meskipun hanya bekerja sebagai cleaning lady. Habis masa kerja di Eropa, lagi-lagi, mereka tidak kehabisan akal untuk loncat ke Amerika. Prinsip mereka, once you are abroad, no more way back home.

Gara-gara hal inilah, dulunya pemerintah Denmark (2014) sampai menghadiahi uang hingga 6.500 DKK bagi au pair yang sudah selesai au pairing selama 2 tahun, tidak hamil, dan bersedia kembali ke negara asal mereka. Kabarnya, dulu banyak au pair Filipina manja yang sering overstayed, hingga mencari banyak cara untuk tetap tinggal lama di Denmark. Bisa dengan mencari pacar, memaksa untuk dinikahi, ataupun sengaja hamil agar masa tinggal mereka lebih lama.

Lain ceritanya dengan gadis-gadis Indonesia. Bagi para au pair Indonesia, Eropa merupakan tanah impian dengan segala kemewahan yang ada. Au pair Indonesia yang saya kenal, biasanya akan mengambil banyak kesempatan yang ada selama di Eropa, seperti tidak malas datang ke sekolah bahasa, travelling, ataupun benar-benar merasakan atmosfir luar negeri selama berada di Eropa. We are not looking for money, but opportunity.

Tentu saja, uang saku yang didapat boleh ditabung dan dibawa kembali ke Indonesia. Kebanyakan au pair Indonesia juga melihat Eropa sebagai kesempatan untuk melanjutkan studi. Makanya tidak jarang, setelah masa au pair selesai, para gadis muda ini akan datang lagi ke Eropa untuk sekolah.

Berbeda dengan banyak au pair Filipina yang saya kenal, mereka biasanya akan malas datang ke sekolah bahasa. Alasannya simpel, tidak ada motivasi mempelajari bahasa tersebut karena nyatanya mereka tidak akan tinggal lama. Au pair yang awalnya adalah pertukaran budaya pun, realitanya malah jadi sarana mengais rezeki. Tujuan mereka hanya satu, menafkahi keluarga.

Sialnya, karena ada penyalahgunaan konsep au pair oleh para gadis Filipina ini, pemerintah Swiss sampai melarang semua au pair Asia untuk datang lagi kesana in step with tahun 2015.

Saat au pair Indonesia jalan-jalan ke kota, nongkrong, ataupun berbelanja di akhir pekan, para gadis Filipina akan menghabiskan waktu libur mereka bersama teman di rumah ataupun bekerja ilegal sebagai tukang bersih-bersih. Yes, orang Filipina ini juga pintar sekali mencari pekerjaan tambahan (yang ilegal), lho!

Biasanya pekerjaan tersebut tidak jauh-jauh jadi cleaning lady. Hebatnya, pekerjaan ini didapat turun-temurun. Jadi kalau si teman cleaning ladysudah selesai au pair, akan ada lagi penggantinya yang juga berkebangsaan Filipina. Meskipun ilegal, tapi sampai detik ini belum ada inspeksi terkait dengan praktik kerja tambahan tersebut. Sungguh bahaya kalau ketahuan, 'hadiah' deportasi bisa mereka dapatkan.

Karena jarang sekali nongkrong-nongkrong dan 'menghabiskan uang' layaknya au pair Indonesia di Eropa, tabungan au pair Filipina akan utuh selama satu bulan. Tabungan inilah yang nantinya akan dikirimkan ke keluarga di rumah. Bagi mereka, keluarga menjadi alasan utama mereka mengapa berada di Eropa. Saya dapat cerita, dari 4000 DKK uang saku yang didapat, si au pair bisa saja mengirimkan hampir semua uang tersebut tiap bulan ke keluarga di Filipina! Hasilnya, si au pair hanya uring-uringan di rumah saat weekend datang.

Cerita sedihnya, meskipun mental si au pair Filipina ini termasuk kuat, tapi mereka tetaplah orang Asia. So typical Asian yang malas berkonfrontasi dan tetap mementingkan adat. Karena budaya Asia yang malu dan sulit sekali mengutarakan pendapat karena mementingkan perasaan seseorang, sering kali kita serasa diinjak-injak oleh host family yang tidak fair. Banyak sekali cerita tentang au pair Filipina yang kerja overtime, kabur karena terpaksa, hingga tetap harus bertahan karena urusan uang. Mereka juga kadang terlalu takut untuk bertindak.

Tapi meskipun begitu, orang Filipina sebenarnya satu rumpun dengan orang Indonesia. Sering kali orang Indonesia dikira orang Filipina karena miripnya paras dan bentuk tubuh. Mereka juga sedikit noisy kalau sudah berkumpul dengan teman satu kebangsaan, suka masak-masak, ataupun curhat seru. Para au pair ini juga hangat, bersahabat, dan sangat religius meskipun sedang berada di perantauan.

Tidak ada yang salah dengan tujuan para gadis ini mencari uang untuk membantu perekonomian keluarga. Tapi sayang sekali, jika konsep au pair yang harusnya jadi ajang pertukaran budaya malah hanya digunakan dengan tujuan mencari uang semata.

PS.

Ada cerita lain saat saya tanyai seorang teman cowok asal Belgia tentang beda cewek Filipina dan Indonesia secara fisik. Katanya, "cewek-cewek Filipina tuh punya rambut yang halus seperti yang ada di iklan-iklan sampo. Beda dengan rambut cewek Indonesia yang terlihat keras dan kaku."

Tuesday, June 23, 2020

Tips Bunny, Si Cowok Denmark Penakluk Hati|Fashion Style

Saya sebenarnya bersumpah untuk tidak berkencan dengan cowok manapun lagi. Alasannya simpel, saya akan meninggalkan Denmark dalam waktu dekat. Lagipula, berkencan itu melelahkan. I'm fed up already!

Aplikasi dating semacam Tinder sudah saya hapus sejak tahun lalu. Meskipun sering buka tutup OKCupid, tapi hanya situs kencan satu ini yang masih saya pertahankan. Saat bosan melanda, sering iseng saya buka walaupun tujuannya hanya untuk mengecek siapa yang mengunjungi profil saja.

Suatu hari, saat mengecek profil, satu foto menarik perhatian saya. Bukan soal tampangnya, tapi matanya. Bukan warna biru seperti kebanyakan orang Denmark lainnya, tapi abu-abu muda yang sangat cantik dan berbeda.

"Nice eyes. You're welcome," kata saya mengawali sekalian mengakhiri obrolan.

Jujur saja, tidak sekali ini saya mengirim pesan duluan ke cowok-cowok di situs kencan. Kalau profil atau foto mereka menarik, biasanya saya tidak malu memuji duluan. Tujuannya bukan breaking the ice, tapi benar-benar murni memuji. Meskipun ujung-ujungnya kadang hanya dibalas, "Thank you."

Benar saja, si cowok bermata abu-abu ini lalu membalas pesan saya. Tidak hanya ucapan terima kasih, tapi berusaha untuk mencari topik obrolan agar berlanjut. Satu, dua, tiga pesan pendek, lalu seterusnya selalu dibalas pesan panjang.

"It's too bad I cannot meet you this weekend. Saya mau liburan dulu ke Austria nih," kata saya saat doi mengajak ketemuan.

"Ah, that's okay. I will meet you when you're back then!"

Sampai akhirnya satu minggu berlalu, saya dan dia masih saja balas-balasan pesan lewat OKCupid setiap hari. Doi juga kadang jadi tempat sampah berbagi uneg-uneg saat saya sudah muak di Paris .

"I'm flying back home tonight! Semoga bisa ketemu besok ya," kata saya mengakhiri obrolan sebelum pesawat lepas landas.

*

Sabtu sore, saya dan dia janjian ketemuan di stasiun metro Frederiksberg. Stasiun ini memang sangat dekat dengan taman yang akan jadi tempat kencan pertama kami. Yang saya suka saat berkencan dengan orang lokal adalah mereka biasanya tahu tempat-tempat mana saja yang tidak terdeteksi oleh turis. Makanya saat doi menyarankan dating di Landbohøjskolens, saya dengan mantap langsung mengiyakan.

Bagi saya, kencan pertama serasa bertemu teman baru. Pun saat bertemu dengan doi, sudah tidak ada lagi rasa gugup. Saya mengembangkan senyuman saat baru tiba di stasiun dan melihat cowok kurus tinggi langsing berjalan menghampiri saya. It's him!

"Finally!" kata saya lalu memeluknya.

Bunny, panggilan saya ke dia, memakai kemeja hitam saat itu. So typical Danish! Rambutnya cokelat tua berbelah pinggir, berewokan seperti cowok-cowok zaman sekarang, tapi tetap cute dengan mata abu-abunya.

Doi memang tipe cowok Denmark yang mudah ditebak, sopan, namun sangat hangat. Karena tidak ingin terlihat kaku, Bunny juga tidak berhenti mengeluarkan jokes sepanjang perjalanan di taman. Sangat mirip dengan gaya obrolan kami yang jarang serius di texting. Karena saat itu Bunny juga lagi sibuk mengerjakan tugas akhir masternya, topik obrolan pun kadang nyangkut ke tesis dia.

"I'm boring. I know," katanya rendah diri saat menyadari saya mulai menguap mendengar doi menjelaskan tentang si tugas akhir.

Kencan saya dan Bunny hari itu berlangsung cukup lama. Tidak hanya di taman Landbohøjskolens, saya dan dia juga mampir ke kedai es krim sekalian mengitari daerah Frederiksberg. Rute kali itu, taman, es krim, lalu taman lagi.

"Do you want to sit above my jacket?" tanya Bunny seraya menggelar jaket hitamnya di atas rerumputan.

"No. That's fine. I can just sit on the grass."

"Well, saya kira saya bisa jadi gentleman karena menawari jaket," katanya sambil tidak berhenti menatap mata saya.

Jleebbb...There's something on him.Sesuatu yang membuat saya ingin mengenal dia lebih jauh. Tapi karena terlalu geer ditatap begitu terus, saya langsung melirik jam tangan.

"Sudah jam setengah 8. Kamu mau cari makan buat dinner kah?"

"Hmm.. Sebenernya belum lapar. But, if you think you are, let's go grab some food!"

Kebingungan ingin makan apa, ujung-ujungnya saya dan dia mampir ke kedai pizza. Tidak ingin menghabiskan waktu hanya di dalam ruangan, kami pun membawa si pizza ke taman lain yang masih berada di daerah yang sama.

Kami memilih duduk di perairan, yang sialnya, berdekatan dengan bebek-bebek yang lagi mondar-mandir santai. Karena mencium aroma pizza, sekawanan bebek berjalan ke arah kami. Cukup mengganggu, karena harus makan sekalian mencegah para bebek agar tidak mematuk makanan kami.

"Well, we have friends to eat with now," kata Bunny sambil mengunyah sandwich pilihan dia.

Sudah jam 9 malam. Hari sudah mulai gelap, tapi saya dan dia masih duduk kaku di tempat yang sama. Obrolan pun masih terus berlanjut dari soal si bebek, orang-orang yang lewat, hingga apa yang mesti kita lakukan setelah dinner ini.

"Let's take a walk a bit!" saran Bunny.

It seemed like we never wanted to go home. Bunny membuat kencan hari itu begitu santai namun tetap romantis. Meskipun sempat grogi juga karena sering ditatap, tapi jokes-nya selalu membuat saya tertawa kecil. Hingga 10 menit kemudian, saya kebelet ingin ke toilet.

"Ehmmm... Kita mesti jalan balik ke belakang kalo kamu ingin pip.."

"No!" kata saya menginterupsi. "That's impossible! Saya bener-bener sudah kebelet. Lagian sudah jam setengah 10 ini. Kamu yakin kalau toiletnya masih buka?"

"Well, I'm not that sure."

"Itu!" kata saya seraya menunjuk daerah pepohonan seperti hutan mini di tengah taman. "Saya mesti kencing di semak-semak itu."

Tanpa babibu, Bunny langsung saja menuntun saya menuju semak-semak dan sedikit berkeliling mencari posisi yang pas agar tidak terlihat oleh orang yang masih berlalu-lalang.

"Oke, kayaknya saya juga mau pipis nih," katanya sambil membelakangi saya.

Saya yang masih sedikit canggung, akhirnya terpaksa menunggu si Bunny kencing dulu lalu menyuruhnya menjauh. Gila! Kencan apa-apaan ini?!

"It was quite challenging and fun, you know?! Kencing di semak-semak. Haha!" kata si Bunny sambil tertawa kecil.

"Iya. Di kencan pertama pula. What a shame!"

"But, do you think we're gonna meet again?" tanya Bunny saat kami sudah dekat dengan gerbang taman.

"I don't know. It's not only about me, but also you. Kamu mau ketemu saya lagi kah?"

"Of course!"

Tips Geocaching, Hobi Berburu Harta Karun Mengandalkan Informasi Geospasial|Fashion Style

Sewaktu tinggal di Denmark beberapa bulan lalu, saya memang tipikal orang yang selalu mencari cara agar hari-hari terasa tidak membosankan. Kalau hanya diisi dengan nongkrong di bar, ngopi-ngopi, ataupun travelling setiap akhir pekan, rasanya terlalu monoton. Belum lagi biaya hidup di Denmark yang tinggi membuat saya harus berpikir ulang membeli segelas chai latte di kafe.

Karena bosan bolak-balik Kopenhagen hanya untuk jadi anak nongkrong, akhirnya saya mencoba keluar dari zona nyaman, lalu memilih hiking ke hutan-hutan kecil yang tidak jauh dari ibukota. Lumayan, olahraga sekalian menyatu dengan alam.

Lewat satu artikel berjudul " Fun Things to Do When You're Bored ", saya juga penasaran dengan ide geocaching yang katanya sudah populer di seluruh dunia dari tahun 2000-an. Geocaching  simpelnya adalah kegiatan yang melibatkan rasa suka cita di alam bebas; menggabungkan kecintaan terhadap kegiatan outdoor dan informasi geospasial yaitu SIG (Sistem Informasi Geografis).

Teknologi geospasial seperti SIG memang memiliki banyak manfaat dalam perencanaan kota, konservasi, ilmu pengetahuan lingkungan, sampai bidang kesehatan. Meskipun kedengarannya sangat profesional, tapi pemanfaatan informasi geospasial yang menyenangkan dan praktis ini sebenarnya sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya penggunaan peta online (Google Maps), sosial media (geotagging), dan GPS, yang dimanfaatkan dalam geocaching.

Serunya lagi, geocaching sebenarnya mirip-mirip perburuan harta karun (disebutgeocaches atau caches)yang bisa ditemukan di tempat-tempat tersembunyi. Tempat-tempat tersebut pun memang melibatkan alam bebas seperti hutan, pegunungan, bukit kecil, ataupun lapangan luas. Jadi sebenarnya kegiatan geocaching memang bisa jadi alternatif hobi baru bagi para pecinta alam, hikers, ataupun orang yang suka tantangan.

Harta karun yang disembunyikan biasanya ditaruh di kotak plastik tahan air ataupun kontainer bekas, lalu disertai pula buku catatan kecil dan pena sebagai bahan laporan bagi si penemu (geocachers). Kalau harta karun sudah ditemukan, si penemu wajib meletakkan harta karun lain yang sudah disiapkan, lalu kembali disembunyikan di tempat berbeda untuk ditemukan para pemburulain.

Foto: DIYGENIUS

Untuk menemukan harta karun tersebut, biasanya para pemburu harus memastikan koordinat peta untuk lokasi masing-masing benda yang diposting secara online. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur koordinat tersebut biasanya menggunakan GPS handheld, aplikasi ponsel pintar, ataupun peta geospasial. Karena alat-alat tersebut penggunaannya sangat mudah, kegiatan ini tidak perlu lagi memerlukan pelatihan atau keahlian khusus. Capek memang, tapi menantang dan seru!

Meskipun daerah tempat tinggal saya di Denmark banyak ditemukan caches, tapi seringkali saya malah melupakan misi mencari mereka. Saya dan Solveig, seorang teman asal Prancis yang memang pecinta alam, akhirnya lebih sering memutuskan untuk hiking santai tanpa harus menemukan caches.

Salah satu aplikasi cellphone dengan menggunakan model GPS 3-d elevasi untuk trek olahraga

Demi melancarkan kegiatan hiking pun, kami biasanya memanfaatkan pemetaan digital melalui aplikasi Maps 3D untuk memudahkan mempelajari data ketinggian di suatu daerah. Aplikasi ini juga biasanya digunakan para atlet sebagai trek GPS untuk bersepeda, ski, dan kegiatan luar ruangan lainnya. Aplikasi tersebut memberikan informasi penting dan akurat mengenai altimeter ketinggian menggunakan program elevasi 3D.

Meskipun tanah di Denmark konturnya flat, tapi penggunaan aplikasi di atas bisa sangat membantu saat hiking ke daerah berbukit. Karena Solveig tidak memiliki ponsel pintar, ide si doski untuk membawa peta geospasial yang sudah dicetak pun menjadi sangat membantu. Akan ada saatnya dimana GPS tidak berfungsi, sinyal empot-empotan, ponsel mati, ataupun banyaknya jalan setapak yang tidak terlihat dari peta digital biasa.

Peta berbentuk PDF tersebut Solveig dapatkan (lebih tepatnya "buat") dari CalTopo yang bisa disimpan dan dicetak langsung. Selain peta berbentuk kertas, salah satu aplikasi berbentuk peta geospasial yang juga bisa disimpan dengan format PDF bisa dibeli di Avenza .

Kembali ke Indonesia, saya sempat mengunduh kembali aplikasi geocaching untuk mengecek keberadaan harta karun di sekitar Palembang yang ternyata belum ada jejak-jejak caches.Di Indonesia, peminat geocaching memang tidak banyak. Dari informasi yang saya temukan, posisigeocaching lebih banyak ditemukan di Jakarta, Semarang, Solo, Jogja, dan Bali. Soal seberapa banyaknya pemburu yang berhasil menemukan harta karun di tempat ini, saya tidak tahu. Namun, dengan memanfaatkan data spasial yang tersedia, diharapkan keberadaan geocaching di Indonesia mampu mempopulerkan kekayaan alam dan situs-situs ternama bangsa.

Penasaran ingin jadi geocacher? Mari berburu!

Ingin tahu lebih lanjut tentang informasi geospasial? Di Indonesia sebenarnya sudah ada Badan Informasi Geospasial (BIG) yang menangani bidang ini secara lebih rinci. Sebelumnya, lembaga ini bernama BAKOSURTANAL yang dibentuk dari tahun 1969. BIG lagir untuk menggantikan BAKOSURTANAL sebagai penuaian amanat pasal 22 UU Nomor4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG).

Pecinta geografi, arkeologi, geologi, statistika, ataupun Indonesia, ayo masuk!