Friday, May 22, 2020

Tips Tur 'Jalanan Cantik' di Kopenhagen|Fashion Style

Kalau ada yang tanya ke saya, kota mana paling hipster di Eropa, saya akan jawab Kopenhagen! Dari soal tempat nongkrong yang seru, kotanya para desainer super kreatif, jalanan bak panggung runaway karena gaya masyarakatnya simpel dan elegan, hingga gabungan arsitektur tua dan modern yang menjadikan sudut Kopenhagen begitu 'hyggelig' alias nyaman.

Banyak yang minta rekomendasi ke saya, selain nongkrong dan menghamburkan uang di bar atau kafe, apalagi yang bisa dilakukan di Kopenhagen . Bagi sebagian orang, kota ini juga dinilai membosankan karena tidak menawarkan banyak tempat wisata. Tapi, Kopenhagen bukan hanya Christiania, Nyhavn, dan Little Mermaid. Ada banyak kegiatan seru yang sebetulnya bisa dilakukan disini.

Saat adik saya, Katya, datang berkunjung musim gugur tahun lalu, saya mengajaknya mengitari sudut-sudut cantik lain di Kopenhagen yang mungkin orang lain banyak belum tahu. Ide ini muncul dua tahun lalu saat saya membuat proyek 'Min K?Benhavn' sebagai materi kompetisi film pendek CAFx.

Tahukah kamu kalau Kopenhagen itu dijuluki kota '1000 facades'? Fotografer India, Siddharth Dasari, mengabadikan foto muka 350 bangunan saat 6 bulan pertama tinggal di Kopenhagen dan menjadikan fotonya dalam bentuk poster yang bisa kamu beli disini . Kalau ada waktu mengitari Kopenhagen, jangan lupa mampir ke area tercantik favorit saya berikut ini!

1. Olufsvej

Saya jatuh cinta dengan jalanan ini ketika baru sampai. It's definitely the most favourite one! Olufsvej (baca: Olufsvai) berlokasi di Østerbro dan sebetulnya hanya jalanan lurus yang kanan kirinya merupakan rumah hunian berlantai. Yang membuatnya sangat berkesan dari jalanan sekitarnya adalah karena tiap rumah dicat dengan warna berbeda hingga menambah perasaan ceria.

Satu lagi yang membuat tempat ini sangat Instagrammable, karena di beberapa rumah biasanya terparkir sepeda berwarna matching dengan cat bangunan. Kalau datang kesini saat musim panas, tanaman rambat yang mempercantik sisi depan bangunan juga semakin menambah kesan playful. Tip dari saya, jika ingin mendapatkan gambar terbaik, datanglah saat hari biasa karena tidak banyak mobil yang terparkir di depan rumah.

2. Brumleby

Tak jauh dari Olufsvej, ada kampung kecil nan spesial tak kasat mata jika hanya dilihat dari jalan raya. Brumleby (baca: Bromlebwu) dibangun tahun 1853 sebagai alternatif perumahan murah dan sehat bagi para pekerja untuk menghindari epidemis kolera kala itu. 'Brumle-' atau brumme, diambil dari inspirasi suara hewan ternak yang sering merumput di area sekitar. Sementara 'by' berarti kota dalam bahasa Denmark.

Uniknya, tempat ini masih menunjukkan kehidupan sosial orang Denmark zaman dulu. Dari mulai gantungan jemuran yang ada di taman, bapak-bapak yang mengajari anaknya bersepeda, kakek-kakek yang memanen apel saat musim gugur, hingga suara teriakan anak kecil bersuka cita bermain di The Crooked House, salah satu playground terunik di dunia.

Di kampung kecil ini kita juga bisa mengunjungi Brumleby Museum yang akan mengenalkan sejarah tempat ini dari awal. Di dalamnya kita juga bisa melihat perpustakaan lucu dan toko tradisional zaman dahulu yang sudah direnovasi.

Kabarnya, banyak sekali orang yang mengincar tempat ini sebagai hunian. Meskipun rumahnya terbilang kecil, namun daftar panjang orang yang tertarik selalu bertambah setiap tahun. Sayangnya, mencari satu hunian kosong di Brumleby tidaklah mudah, apalagi jika tidak beruntung atau punya kenalan disana.

Three. Nyboder

Satu lagi tempat unik menarik tak jauh dari Stasiun Østerbro yang selalu saya lewati saat menuju kelas desain , Nyboder (baca: Nwubolah). Dibangun pertama kali di tahun 1631, tempat ini awalnya merupakan hunian bagi para tentara dan keluarganya. Perumahan di Nyboder terbagi menjadi dua, kuning yang disebut Tongkat Kuning dan abu-abu yang disebut Tongkat Abu-abu.  Huniannya pun sangat kecil dan tersusun menjadi satu blok yang berhimpitan.

Arsitektur disini sepertinya tidak mengalami banyak perubahan dan masih terkesan seperti bangunan lama. Ada banyak renovasi indoors yang dilakukan untuk memperkokoh bangunan, tanpa harus mengubah bentuk aslinya.

Jalanan di sekitar hunian pun lucu-lucu yang terinspirasi dari nama-nama hewan. Ada Jalan Buaya, Jalan Luma-lumba, Jalan Kancil, dan masih banyak lagi. Katya berfoto di depan Svanegade atau Jalan Angsa.

4. Magstr?De

Tak jauh dari Stasiun Nørreport, ada satu jalanan cantik yang sering dikunjungi turis, Magstræde (baca: Me'strel). Karena letaknya di pusat kota, banyak yang sengaja berjalan ke jalan ini sekalian berfoto. Jalanannya super cozy karena meskipun terkenal di kalangan turis, namun tidak bising. Di kanan kiri jalan juga ada kafe atau tempat makan yang bisa dicoba.

5. Snaregade

Menyusuri jalan Magstræde sampai ujung, otomatis kita akan keluar ke arah Snaregade (baca: Snargel) yang juga unik. Meskipun tidak secantik jalanan lain yang berwarna-warni, namun dinding batu dan juga pintu-pintu rendah berwarna hijau menjadikan tempat ini tak kalah Instagrammable.

6. Krusemyntegade

Di dekat Kongens Have, ada jalanan cantik lain yang diapit Sankt Pauls Gade dan Gernersgade. Hampir sama seperti Oluvsvej, Krusemyntegade (baca: Krosemwuntigel) adalah jalan yang kanan kirinya berupa hunian. Jalanan ini tidak sepopuler area lainnya dan menjadi salah satu hidden gems di Kopenhagen. Bedanya juga, disini lebih banyak tanaman rambat dan pohon yang membuat kesan rindang.

7. K?Benhavns Byret (City Courthouse)

Sebetulnya yang satu ini bukan jalanan, tapi bagian bangunan pengadilan kota yang jalannya tembus ke pusat kota. Meskipun berada di sentrum, namun tidak banyak orang yang tahu dan juga jadi salah satu hidden gems di Kopenhagen. Jalanannya begitu sepi, padahal arsitekturnya sangat keren berwarna pinkish nude.

8. Gr?Br?Dretorv

Masih di pusat kota, kita bisa menemukan Gråbrødretorv (baca: Grobrolretorw), tempat turis dan orang lokal berkumpul untuk makan steak atau menyesap anggur saat musim panas. Saya dan Katya tidak sempat mampir lagi karena kelelahan berjalan kaki. Foto ini diambil dua tahun lalu dengan kamera 'lumayan'. Hehe.

Terlepas dari nama area dan jalannya yang susah disebutkan, yang mana favorit kamu? Any plans to experience them all and just save the lists for your next plan?😉

Thursday, May 21, 2020

Tips Kesempatan Au Pair ke Irlandia, Spanyol, dan Italia|Fashion Style

Dari sekian banyaknya negara yang memungkinkan bagi pemegang paspor Indonesia, ternyata masih ada juga yang tanya ke saya apa memungkinkan jadi au pair di negara lain? Awalnya saya katakan tidak bisa, karena memang tidak ada program khusus au pair bagi orang Indonesia ke negara tersebut. Namun karena pertanyaan yang sama terus muncul dan banyak juga yang berminat kesana, ada cara lain mewujudkan impian kamu.

Bukan pakai visa jangka panjang untuk au pair, tapi visa turis dan visa pelajar. Sebagai catatan, kalau kamu tertarik kesana kurang dari 90 hari, sebaiknya pakai saja visa turis. Cara ini bisa kamu gunakan kalau hanya ingin tinggal sebentar dan mencicipi Eropa lebih lama dari turis biasa. Tapi saya tidak yakin kalau ada host family yang bersedia menyewa jasa au pair 3 bulan saja. Lagipula, kita tidak bisa juga bekerja di Eropa hanya memakai visa turis biasa.

Cara terbaik yang bisa kamu lakukan selanjutnya adalah memakai visa pelajar. Di postingan ini saya hanya akan membahas negara yang paling banyak ditanya, yaitu Irlandia, Spanyol, dan Italia. Ada plus minus yang mesti kamu perhatikan baik-baik sebelum betul-betul tertarik ke negara tersebut. Satu lagi, saya bukan petugas imigrasi yang tahu sistem kependudukan di semua negara. Jadi informasi yang saya berikan disini hanyalah gambaran awalnya saja dan silakan menuju tautan yang sudah tersedia untuk dibaca lebih teliti.

Mengapa kamu harus memilih negara tersebut?

1. Karena memakai visa pelajar, tidak ada batasan umur yang diwajibkan namun disarankan tidak lebih dari 30 tahun.

2. Sangat bermanfaat jika kamu memang sudah punya basic bahasa lokal dan ingin mengasahnya di negara asal.

3. Bagi yang kesulitan mencari host family di negara lain, punya kesempatan lebih besar mencari di 3 negara tersebut.

Hal yang paling melelahkan adalah syarat visa pelajar itu tidak semudah visa au pair karena ada banyak sekali dokumen yang harus dipersiapkan, misalnya;

1. Kamu harus melampirkan nota pendaftaran atau penerimaan kursus bahasa lokal minimal 20 jam per minggu. Tempat kursusnya juga tidak boleh abal-abal karena harus terdaftar dan terakreditasi. Biaya kursus ini juga mesti kamu diskusikan dengan host family kira-kira siapa yang akan menanggung. Saat saya cek di salah satu tempat kursus bahasa Spanyol, biaya kursusnya ternyata tidak murah dan sayangnya au pair diwajibkan membayar sendiri.

2. Salah satu syarat yang lain adalah kamu harus mampu melampirkan bukti finansial untuk tinggal selama 12 bulan di negara tersebut. Tiap negara berbeda regulasi, namun ada baiknya juga didiskusikan dengan keluarga angkat apakah persoalan uang ini juga jadi tanggung jawab kamu sepenuhnya.

3. Tidak ada kebijakan siapa yang harus membayari tiket pesawat dari Indonesia ke negara tersebut. Sekali lagi, coba bicara dengan host family apakah mereka bersedia membayari full atau setengahnya saja. Sebagai syarat kelengkapan dokumen saat pengajuan visa, kamu sudah harus memiliki bukti flight booking ticket PP.

4. Karena kesana memakai visa pelajar namun bekerja sebagai au pair, tidak ada yang bisa menjamin status mu. Kalau ada masalah dengan keluarga angkat, tidak ada agensi khusus yang bisa membantu karena tujuan utama kamu adalah belajar bukan bekerja. Ada baiknya siapkan mental dan tanyakan semua hal dengan host family sebelum mengiyakan untuk menghindari miskomunikasi saat tiba. Silakan baca postingan saya yang ini sebagai referensi saat wawancara.

5. Jika bicara soal uang saku , seriously saying, Italy and Spain might be not your places. Saya juga pernah mendengar cerita yang katanya host families di tempat ini malah lebih buruk dari di Denmark . Asas kekeluargaan pun begitu kental di Selatan, jadi banyak keluarga yang kadang merasa babysitting itu bukan bagian pekerjaan tapi hanya menemani adik bermain. So, better to ask them more about your job desk and privacy!

IRLANDIA

Informasi umum tentang au pair:

1. Imigrasi Irlandia hanya memperbolehkan pelajar non-EU bekerja 20 jam per minggu di tahun akademik, hingga 40 jam in line with minggu saat libur sekolah. Diskusikan kembali dengan keluarga angkat soal jam kerja karena kebanyakan keluarga menginginkan au pair kerja sampai 30 jam according to minggu.

2. Kamu bisa memilih apakah ingin tinggal dan makan di rumah host family, makan saja, atau mencari tempat tinggal dan makan sendiri di luar. Hal ini menentukan berapa uang saku yang akan kamu terima setiap minggunya. Perlu diperhatikan ya, upah yang akan kamu terima bukanlah upah au pair tapi upah sebagai domestic workers.

Kita ambil contoh tinggal dan makan di rumah host family, maka mereka harus membayar kamu €7,32 per jam. Tapi karena disini sifatnya akomodasi dan makan tidak gratis, jadi gaji kamu akan dikurangi €54,13 per minggu. Jadi kalau bekerja selama 30 jam, gaji kamu per minggu kasarnya €165,47.

3. Au pair normalnya bekerja dari Senin-Jumat dan mendapatkan libur berbayar 2 minggu per tahun. Tidak ada aturan resmi tentang hari libur au pair di Irlandia, maka sebaiknya diskusikan dulu dengan host family.

4. Au pair wajib mengikuti kursus bahasa Inggris full-time yang sekolahnya terakreditasi minimum 15 jam per minggu. Cek daftar sekolahnya di situs Accreditation and Co-ordination of English Language Service.

5. Untuk memperjelas status pekerjaan kamu, sangat disarankan untuk mengisi surat kontrak kerja bersama calon keluarga angkat.

Dokumen yang harus dipersiapkan:

Silakan baca langsung di situs imigrasi Irlandiauntuk informasi lengkapnya.

SPANYOL

Informasi umum tentang au pair:

1. Tidak ada aturan resmi tertulis berapa lama au pair harus bekerja, namun direkomendasikan selama 30 jam per minggu.

2. Uang saku yang diterima sedikitnya ?70 in step with minggu.

Three. Au pair biasanya libur 1 hari in keeping with minggu dan disarankan memiliki libur berbayar selama 4 minggu dalam waktu 12 bulan masa kerja.

4. Au pair wajib mengikuti kursus bahasa Spanyol yang sekolahnya resmi dan terdaftar selama minimum 20 jam per minggu. Cek tempat kursus bahasa terakreditasi disini . Durasi kursus bahasa juga harus sama dengan lama tinggal di Spanyol.

5. Tidak ada aturan resmi tentang kontrak kerja di Spanyol, namun surat kontrak kerja bisa diunduh disini (berbahasa Spanyol) dan disini (berbahasa Inggris).

Dokumen yang harus dipersiapkan:

Silakan baca infonya dengan sangat teliti di situs imigrasi Spanyol disini (berbahasa Spanyol).

ITALIA

Informasi umum tentang au pair:

1. Direkomendasikan 30 jam in line with minggu dan tidak lebih dari 5 jam according to hari.

2. Uang saku au pair di Italia antara 250-300 Euro in line with bulan.

3. Au pair biasanya libur 1 hari in keeping with minggu dan direkomendasikan sekali sebulan jatuh di hari Minggu. Silakan diskusikan lagi dengan keluarga angkat berapa hari libur yang bisa kamu dapatkan dalam waktu 12 bulan. Au pair direkomendasikan mendapat libur berbayar 2 minggu jika bekerja selama 6 bulan.

4. Diwajibkan mengikuti kursus bahasa Italia yang sekolahnya terakreditasi dan terdaftar sebagai syarat mengajukan visa. Daftar sekolahnya bisa cek disini .

5. Sebagai bukti akomodasi, host family wajib melengkapi form ini yang harus juga dilampirkan saat mengajukan visa.

6. Diwajibkan calon keluarga dan au pair berunding bersama untuk mengisi surat kontrak kerja. Meskipun tidak ada aturan baku tentang kontrak kerja di Italia, tapi kamu boleh menggunakan kontrak kerja yang sesuai dengan regulasi Eropa yang bisa diunduh disini (berbahasa Italia) dan yang ini (berbahasa Inggris).

Dokumen yang harus dipersiapkan:

Untuk mengajukan visa pelajar Italia, kamu harus datang ke Kedutaan Italia di Jakarta langsung atau bisa memakai jasa VFS Global. Syarat dokumen lebih lengkapnya bisa dilihat di situs VFS berikut .

**INGGRIS**

Yang satu ini sebetulnya pengecualian, tapi ternyata banyak juga yang tanya pengajuan visanya bagaimana. FYI, Inggris juga tidak menerima pemegang paspor Indonesia menjadi au pair kesana. Jalan lain yang bisa kamu pilih sama seperti 3 negara di atas; pakai visa pelajar jenis Short-term Study Visa yang berlaku maksimum 11 bulan. Tujuan visa ini tidak sama dengan urusan kuliah, tapi kursus bahasa Inggris. Silakan buka situs Imigrasi Britania Raya  untuk info lengkap mengenai persyaratan dokumennya. Satu hal lagi, jenis visa ini tidak memperbolehkan pelajar bekerja paruh waktu.

Saya sempat baca satu atau dua pengalaman orang Indonesia yang berkesempatan jadi au pair di Inggris. Mereka juga pakai visa pelajar, tapi saya tidak tahu kronologis mereka mendapatkan visanya bagaimana. Namun kalau memang ingin pakai cara yang sama, mungkin kamu tidak harus mengatakan ke kedutaan kalau ada embel-embel jadi au pair setelah sampai di Inggris untuk menghindari visa ditolak.

Catatan!!

Meskipun kamu sudah melengkapi semua berkas, namun tidak menjamin bahwa visa kamu akan di-approve pihak kedutaan. Perlu dimaklumi juga bahwa mungkin ada biaya administrasi yang berlaku dari pihak penyelenggara kursus bahasa, seandainya visa kamu ditolak dan tidak jadi datang kesana.

Semoga informasi ini membuka kesempatan kamu untuk menjadi au pair di 3 negara lain di luar negara yang sudah pernah saya rekomendasikan. Jangan lupa perbanyak informasi tentang calon keluarga angkat dan regulasi yang berlaku di tiap negara sebelum mengajukan aplikasi visa. Good luck!

Tips 72 Jam di St. Petersburg, What to Do?|Fashion Style

Jalan-jalan ke negara sebesar Rusia, pastinya tidak akan cukup dijelajah hanya dalam waktu satu minggu, apalagi kurang dari 3 hari. Tapi daripada harus repot-repot mengurus visa Rusia dari Oslo, saya dan seorang teman mengambil kesempatan ke Rusia hanya 72 jam saja tanpa visa .

Destinasi kami kali ini adalah St. Petersburg dan memang hanya akan fokus di kota ini saja. St. Petersburg adalah kota terbesar nomor 2 di Rusia berpopulasi 5 juta penduduk yang atmosfir kotanya katanya tidak jauh beda dari Moskow. Kota ini juga menawarkan banyak bangunan cantik, musisi jalanan yang suaranya menggema di pusat kota, hingga kuliner tradisional yang pantang untuk dilewati. Satu lagi, karena tinggal di Norwegia yang mana salah satu kota termahal di Eropa, datang ke St. Petersburg jadi angin segar untuk kami karena biaya hidupnya yang sangat murah dibandingkan Oslo.

Kalau kamu tertarik mengunjungi St. Petersburg kurang dari 72 jam saja, simak cerita saya di bawah ini karena siapa tahu menginspirasi perjalanan kamu selanjutnya! FYI, kami datang ke Rusia tidak dalam rangka backpacking-an alias menghemat biaya sebesar-besarnya. Jadi kalau gaya jalan ini dirasa kurang cocok, just skip! 😉

1. Berkunjung ke Hermitage Museum

Yang suka maupun tidak suka sejarah, seni, budaya, dan interior, tetap wajib mengunjungi museum seni terbesar kedua di dunia ini! Kunjungan ke St. Peterseburg akan sangat hampa tanpa Hermitage dan Winter Palace-nya. Museum yang ditemukan di tahun 1764 ini menyimpan lebih dari 3000 artefak kuno, seni rupa, lukisan, koin, hingga perhiasan, yang tentunya akan memanjakan mata di setiap ruangannya yang luar biasa megah. Kami tak berhenti berdecak dengan interior dan artefak kuno yang dibuat di masa lalu.

Harga tiket masuk ke Hermitage sebesar 700 RUB (154 ribu Rupiah/€9.70) untuk satu hari kunjungan dibeli dari mesin tiket di dekat gerbang masuk demi menghindari antrian loket yang sangat panjang. Saran saya, tidak usah beli tiket dari situs mereka karena harganya lebih mahal. Mengelilingi Hermitage juga tidak cukup dalam waktu 1 hari, karena kami keliling 2 jam pun kaki sudah gempor!

Hermitage Museum

Palace Square, 2

Jam buka:

Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu  10.30 - 18.00

Rabu, Jumat 10.30 - 21.00

Situs: Hermitage

2. Mampir ke Church of the Savior on Spilled Blood

Kalau di Moskow ada Red Square yang terkenal dengan Saint Basil, di St. Petersburg ada gereja berbentuk sama namun lebih kecil. Gereja yang dibangun di tahun 1883 ini menghadap dua sisi, Griboyedov Canal dan Mikhailovsky Garden, yang sama cantiknya. Jika tertarik masuk ke dalam gereja, kita perlu mengeluarkan kocek 500 RUB (110 ribu Rupiah/€7). Meskipun puncak gereja saat itu sedang direnovasi, namun tidak mengurangi kemegahan asitekturnya dari luar.

Sekalian melintasi gereja ke area kanal, kita akan berlabuh di Nevsky Prospect, daerah yang terkenal dengan tempat makan dan belanja di kanan kiri jalan rayanya. Jangan lupa menikmati suasana kota St. Peterseburg yang sangat hidup dengan nyanyian para musisi jalanan dan bangunan unlimited bergaya Art Nouveau yang terpampang sepanjang jalan.

3. Mencicipi dumpling khas Rusia

Baru kali ini saya dan seorang teman jalan-jalan, lalu memesan makanan tanpa harus melihat harganya dulu. Makan malam pertama kami di St. Petersburg diawali dengan memesan Pelmeni, dumpling khas Rusia, yang sudah saya incar sebelum kesini. Kalau kamu suka dumpling, saya sangat merekomendasikan datang ke restoran monocuisine di Nevsky Prospect ini! Apa itu restoran monocuisine? Restoran yang hanya menyediakan satu jenis makanan saja di dalam menu mereka; dalam hal ini hanya dumpling.

Dumpling yang ditawarkan lumayan beragam dari Pelmeni, Manti, Ravioli, Gedza, Khinkali, yang semuanya enak-enak! Isinya pun macam-macam, dari ayam, sapi, babi, domba, labu, sayuran, hingga keju. Harga yang ditawarkan juga sangat murah, berkisar 140-520 RUB tergantung porsi. Dari 8 menu utama, kami memesan 6 dumpling berbeda hingga mengundang mata pengunjung ke meja kami.

Di restoran ini ternyata paling sering orang memesan satu jenis dumpling saja, tapi porsinya bisa 8-9 buah. Sementara kami, memesan sedikit, namun berbeda-beda. Total yang kami habiskan untuk berdua hanya 2260 RUB (497 ribu Rupiah/€32) saja dan pulang dengan perut penuh! Mahal? Tentu saja tidak dibandingkan dengan Oslo. Tapi jangan malas untuk mengantri dulu selama 20-40 menit karena tempat ini selalu penuh pengunjung!

Pelmenya

Fontanka river embankment, 25

Jam buka:

Senin - Minggu  11-23.00

Situs: Pelmenya

4. Nonton ballet atau opera di Mariinsky Theatre

Gambar diambil saat makan malam di L'Europe

Dibuka pada tahun 1860, Mariinsky Theatre menjadi teater musik terkemuka dengan bangunan bersejarah tempat para masterpiece Rusia manggung di abad ke-19. Saya sebetulnya sangat tertarik menyaksikan ballet disini karena Rusia adalah salah satu negara dengan pentas ballet terkemuka di dunia. Sayangnya, tiket untuk menonton Swan Lake saat itu mahal sekali, paling murah dari balkon yang tersedia harganya 8400 RUB (1,85 juta Rupiah/€117). Sejujurnya harga tersebut sangat wajar, namun karena kami masih ada perjalanan lain jadinya masih disimpan dalam bucket list dulu.

Tapi bagi kalian yang suka opera, ballet, atau konser musik klasik, boleh saja menyisihkan sedikit uang untuk menonton pertunjukkan di teater historikal ini. Saya pernah nonton ballet sekali di Denmark, lalu jadi ketagihan ingin nonton lagi kapan-kapan.

Mariinsky Theatre

Theatre Square, 1

Situs: Mariinsky

5. Fine dining dengan menu tradisional

(ki-at) "Egg in Egg", Hot Smoked Sturgeon, Borsch Beetroot Soup

(ki-ba) Steamed Kamchatka crab, Beef Stroganoff, Medovik Honey Cake

Dari dulu saya memang ingin sekali fine dining di restoran high-end di Eropa. Tidak hanya ingin mencicipi makanannya, tapi juga ingin merasakan atmosfir restoran dan servisnya yang pasti berbeda dari Indonesia. Maklum, saya anak daerah dimana restoran berkelas tidak tersedia di kota tersebut.

Di St. Petersburg, kami sepakat ingin bergaya sedikit fancy dan elegan di salah satu restoran mewah di hotel bintang 5, L'Europe Restaurant. Ada dua tempat pilihan saya sebetulnya, Palkin dan L'Europe. Tapi karena L'Europe memiliki tema 'Tchaikovsky Night' setiap Rabu dan Jumat, yang akan menyajikan pertunjukkan musik klasik, ballet (yes!), dan opera secara langsung, makanya saya pilih saja tempat ini. Restorannya sangat megah berhiaskan gelas kaca dan atap bergaya Art Nouveau yang dibangun sejak tahun 1905. Kabarnya dulu para aristokrat Rusia selalu datang ke restoran ini untuk makan malam.

Menu yang kami pilih adalah 6-course makanan tradisional Rusia dengan cita rasa mewah. Salah satu yang terkenal di Rusia dan mahal adalah "egg in an egg" berisi scrambled egg dan black sturgeon caviar. Untuk gambaran, kami berdua menghabiskan 17.240 RUB (3,8 juta Rupiah/€239) untuk menikmati sajian malam itu. Kalau kamu ke Rusia, saya rekomendasikan mencicipi sup Borsch di kafe-kafe di luar. Supnya sangat segar berisi buah bit dan potongan daging sapi yang biasanya dilengkapi dengan krim. I love this soup!

L'Europe Restaurant

Mikhaylovskaya Ulitsa, 1/7

Jam buka (makan malam):

Sabtu - Jumat  18.00 - 23.00

Situs: Belmond Grand Hotel Europe

6. Belanja kaviar di food hall tertua

Teman jalan saya kali ini sangat family-oriented sampai berniat harus membelikan keluarganya suvenir dari Rusia. Satu lagi, doi kalau cari suvenir, tidak ingin yang abal-abal dan harus berkualitas tinggi. Ada satu tempat yang saya rekomendasikan kalau kamu punya selera yang sama dengan doi, datanglah ke toko suvenir gourmet di pusat kota.

Tempat ini sebetulnya adalah food hall tertua di dunia yang dibangun pada tahun 1902, meskipun perusahaan penjualannya sudah beroperasi sejak 1857. Didesain oleh keluarga arsitek, tak heran mengapa bangunan bergaya Art Nouveau ini akan menjadi salah satu tempat paling bersejarah di abad ke-20.

Kalau kamu suka cokelat, permen, atau makanan homemade Rusia dengan kemasan mewah, this is the place you have to go! Teman saya sampai berkeliling berkali-kali karena bingung harus membeli apa. Too many things to buy, too little money. Untuk satu kemasan black caviar seberat 25 gram saja, doi menghabiskan 4500 RUB (990 ribu Rupiah/€63). Cokelat berbentuk lucu biasanya dihargai 900 RUB (197 ribu Rupiah/€13). Vodka pun dijual dengan rasa bermacam-macam, dari jeruk nipis hingga blueberry.

The Kupetz Eliseevs

Nevsky avenue, 56

Jam buka: Setiap hari  10.00 - 23.00

Situs: Kupetz

7. Beli boneka Matryoshka paling murah

Suvenir Rusia biasanya sangat identik dengan boneka Babushka atau Matryoshka yang dapat diisi dengan boneka lebih kecil. Bahasa lainnya, boneka beranak. Di semua toko suvenir kita akan menemukan banyak sekali jenis boneka lukisan tangan dari yang kecil hingga sangat besar berisi 25 anak!

Tapi, boneka ini sayangnya tidak murah. Harga boneka sedang beranak 4-9 biasanya ditawarkan seharga 2500-15.000 RUB tergantung jenis tinta lukisnya. Katanya tempat terbaik membeli Matryoshka sebetulnya adalah Moskow, karena harganya lebih murah dan bentuknya juga bervariasi. Namun jika ingin sekali membawa oleh-oleh Matryoshka dari St. Petersburg, belilah di pedagang gerobak di luar Church of the Savior on Spilled Blood. Akan ada banyak pedagang yang menjajakan Matryoshka dan harganya bisa ditawar.

Boneka termini yang cukup menarik perhatian saya sepanjang 5 cm harganya 900 RUB. Di sisi lain, boneka berbentuk kucing sekisaran 7 cm dipatok harga 2000 RUB. It's an expensive souvenir to buy, for sure!

8. Metro tour

St. Petersburg boleh jadi negara tercantik di Eropa, terutama untuk urusan bangunan historis dan interior megahnya. Kalau punya waktu, jangan lupa mencoba metro yang tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tapi juga menyajikan keindahan dan arsitektur stasiunnya yang berbeda dari kebanyakan stasiun di Eropa.

Stasiun yang wajib kunjung contohnya Avtovo, Kirovsky Zavod, Narvskaya, Pushkinskaya, Ploshchad Vosstaniya, Sportivnaya, Mezhdunarodnaya, dan Admiralteyskaya. Karena waktu yang sangat terbatas, kami hanya bisa mengunjungi 3 dari banyak stasiun berarsitektur keren di St. Peterseburg. Token metro pun bisa dibeli lewat mesin atau loket seharga 45 RUB (10 ribu Rupiah/63 sen) sekali jalan.

TOP TIPS:

1. Kalau kita datang ke restoran atau kafe dan puas dengan pelayanan mereka, sangat disarankan untuk memberi tip 10-15% dari harga total makanan yang dipesan. Upah pekerja jasa seperti ini tidak terlalu baik di Rusia, makanya kebanyakan pelayan mendapatkan upah tambahan dari tip pengunjung.

2. Untuk kota sebesar St. Petersburg, banyak pegawai kafe atau anak muda yang bisa berbahasa Inggris. Tidak perlu takut tersasar juga di kota ini karena nama jalan tetap ditulis dengan huruf latin bergandengan dengan Cyrillic.

3. Naik metro di St. Peterseburg itu lamaaaa sekali! Bukan karena metro-nya lambat, tapi karena stasiunnya sangat jauh di bawah tanah dan panjang. Kalau sedang terburu-buru, saya sarankan tidak usah naik metro karena untuk satu transit saja membutuhkan waktu 20-30 menit.

4. Jarak 1,5 km itu terlihat dekat, namun akan terasa sangat jauh juga jika harus berjalan kaki. Opsi lainnya kalau malas jalan kaki atau naik metro adalah dengan naik bus. Tiket bus di St. Petersburg sekali jalan hanya 40 RUB (8900 Rupiah/57 sen). Tidak perlu membeli ticket in advance karena di dalam bus sudah ada kernet yang akan mendatangi kita untuk membeli tiket.

5. Kartu kredit berlaku hampir di semua restoran dan kafe di daerah turis. Namun mengantongi uang saku tidak ada salahnya juga untuk naik transportasi umum atau memberi tip.

Tips Visa dan Izin Tinggal (Residence Permit), Apa Bedanya?|Fashion Style

Saya sering kali mendapatkan pertanyaan seputar visa dan izin tinggal di Eropa yang herannya, masih banyak au pair ternyata belum mengerti pengertian dan fungsi keduanya untuk apa. Bahkan ada banyak yang bingung dan menukarbalikan fungsi dari Visa dan Izin Tinggal.

Agar lebih tahu fungsi dokumen tersebut, mari kita pahami dulu apa makna keduanya. Menurut Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia, visa adalah sebuah dokumen izin masuk seseorang ke suatu negara yang bisa diperoleh di kedutaan dimana negara tersebut mempunyai Konsulat Jenderal atau kedutaan asing. Visa adalah tanda bukti ‘boleh berkunjung’ yang diberikan pada penduduk suatu negara jika memasuki wilayah negara lain yang mempersyaratkan adanya izin masuk.

Sementara Izin Tinggal Terbatas (temporary residence permit) adalah kartu yang diberikan kepada Warga Negara Asing yang akan tinggal di Eropa untuk beberapa bulan. Jangka waktu tersebut dari 6 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun, dan dapat diperpanjang. Pemegang kartu ini tidak perlu memperpanjang Visa mereka setiap bulan.

Sudah paham sampai sini? Bahasa simpelnya, Visa itu adalah kunci kamu masuk Eropa yang biasanya berupa stiker yang ditempelkan di paspor, sementara Izin Tinggal adalah KTP yang menjelaskan kamu adalah penduduk sementara Eropa.

Tipe Visa umumnya ada three;

1. Visa turis Schengen tipe C

2. Visa jangka pendek selama ninety hari

3. Visa jangka panjang tipe D (> 90 hari)

Kalau kamu ingin ke Eropa dan daftar aplikasi au pair dari Indonesia, maka kamu perlu Visa sebagai kunci masuk Eropa. Sebagai au pair, nantinya kita akan mendapatkan Visa Jangka Panjang Tipe D yang berlaku tergantung keputusan imigrasi setempat. Ada yang 25 hari, 30 hari, one hundred eighty hingga 365 hari.

Visa Jangka Panjang Tipe D Belgia yang berlaku selama 365 hari

Visa Jangka Panjang Tipe D ini menunjukkan bahwa kita akan tinggal di Eropa selama lebih dari 3 bulan. Tidak cukup dengan Visa saja, setelah tiba di negara tujuan, kita harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Izin Tinggal Sementara (Temporary Resident Permit). Berbeda dengan Visa yang fungsinya sebagai kunci masuk,Permit ini fungsinya lebih sakti karena kita sudah terdaftar sebagai penduduk setempat yang mendapatkan fasilitas hampir sama dengan warga negara asli.

Kartu tanda penduduk sementara au pair di Denmark yang masa berlakunya disesuaikan dengan masa kontrak kerja

FAQ:

Lanjut ke beberapa pertanyaan yang sering kali masuk ke saya, silakan cek di bawah ini karena siapa tahu bisa menambah pengetahuan dan menemukan jawaban yang selama ini dicari.

1. Apa beda Visa Schengen Tipe C dan Visa Jangka Panjang Tipe D?

Tipe C itu hanya diberikan bagi turis atau kunjungan lain yang kurang dari 90 hari. Artinya si pengunjung tidak bermaksud tinggal lebih lama di Schengen Area. Sementara Tipe D diperuntukkan bagi orang yang tujuannya tinggal lebih dari 90 hari di satu negara Schengen Area, contohnya sekolah, au pair, atau bekerja.

2. Saya sudah di Eropa, sudah mendapat Izin Tinggal dari Denmark. Bisakah saya jalan-jalan ke Italia atau Belanda langsung? Perlukah apply visa lagi?

Bisa langsung saja kesana dan tidak perlu apply visa lagi. Pemegang kartu izin tinggal salah satu negara di Schengen Area bisa sebebasnya jalan-jalan ke 26 negara Schengen.

Ibaratnya saja Schengen Area itu adalah sebuah rumah yang memiliki 26 bilik. Kamu sudah punya kunci masuknya, sudah di dalam rumah, sudah jadi penghuni rumah tersebut. Apakah masih perlu kunci masuk dari dapur ke kamar mandi? Tidak, karena setiap bilik memiliki kesatuan di satu rumah.

Namun, meskipun sudah punya kartu izin tinggal dan ingin jalan-jalan keliling negara Schengen, tetap jangan lupa bawa paspor.

Three. Saya sekarang tinggal di Belanda, ingin jadi au pair ke Prancis, apakah harus buat visa lagi kalau ingin jadi au pair disana?

Tidak perlu. Silakan saja pindah dari Belanda ke Prancis tanpa harus buat Visa baru. Mengapa, karena kamu adalah penduduk sementara Belanda dan memiliki Izin Tinggal yang berlaku.

Yang perlu kamu buat itu sebetulnya Residence Permit baru. Kamu sudah di Belanda, ingin jadi au pair di Prancis, maka dokumen yang kamu tujukan tujuannya untuk mendapatkan permit tinggal di Prancis, bukan lagi Visa Prancis.

4. Saya memiliki Izin Tinggal Denmark selama 2 tahun, tapi tidak cocok dengan host family-nya. Ingin pindah ke Jerman langsung, apakah memungkinkan? Apakah bisa langsung kesana tanpa harus punya permit Jerman dulu?

Jadi sebetulnya, kalau ingin menuruti regulasi resmi dari imigrasi, your residence permit belongs to your host family. Artinya, kalau kamu sudah tidak tinggal di rumah itu lagi, kamu harus mengembalikan kartu Izin Tinggal ke balai kota. Namun, banyak au pair yang tidak mengembalikan kartu ini dan disimpan saja saat masa berlakunya masih lama.

Namun, dari pengalaman dan banyak informasi yang saya baca, kamu boleh saja tinggal di Jerman menggunakan permit dari negara Schengen lainnya. Seperti yang saya ibaratkan tadi, saat kamu sudah berhasil masuk Eropa dan jadi penghuni di salah satu negaranya, akses tinggal di negara tetangga juga lebih mudah.

Di Norwegia atau Denmark contohnya, kamu boleh apply residence permit au pair langsung disana kalau kamu sudah memiliki kartu Izin Tinggal salah satu negara Schengen. Salah satu teman saya, kabur ke Jerman saat masih membawa permit au pair Belgia yang masa belakunya masih panjang. Di Jerman, doi baru mengurus dokumen baru untuk mengurus kependudukannya.

Ada lagi cerita teman lain yang kabur ke Belanda menggunakan permit au pair Belgia. Tidak hanya tinggal, teman saya ini juga cari black job sebagai nanny yang gajinya €1000/bulan. Doi tinggal di Belanda sampai permit Belgianya akan habis, lalu kembali lagi ke Belgia untuk daftar kuliah. Possible? Tentu saja!

5. Kak, saya punya Visa masuk Belgia yang masa berlakunya 12 bulan. Kemarin punya juga Izin Tinggal, tapi sudah dicabut host family dan sekarang tidak punya KTP Belgia lagi. Apakah saya betul-betul harus pulang?

Tidak!

Even your residence permit belongs to your host family, tapi Visa Belgia kamu juga adalah kunci keluar masuk Schengen Area yang bisa kamu gunakan selama 12 bulan — meski tanpa residence permit. Jadi kalau kartu Izin Tinggal kamu ditarik atau sama sekali belum memegang, jangan panik!

Di Belgia sistemnya "2 weeks out". Jadi kalau dalam waktu 2 minggu tersebut kamu belum juga dapat family baru, regulasi imigrasi Belgia memaksa kamu untuk keluar dari negara mereka a.k.a pulang. Kamu tidak harus pulang ke Indonesia kalau belum mau. Silakan cari keluarga di negara baru, langsung pindah kesana, dan apply langsung di negara tersebut. Denmark dan Norwegia adalah salah 2 negara yang memungkinkan calon au pair apply residence permit langsung disana.

6.  Nin, tiap negara kan beda-beda peraturan, bukankah kita tidak bisa menganggap semua negara Schengen punya regulasi yang sama?

Betul. Makanya, sebelum mengatakan bahwa pindah-pindah negara Schengen itu mudah, kamu tetap harus mengecek dulu semua regulasi yang berlaku di situs imigrasi negara tujuan. Contohnya, kamu sudah punya Izin Tinggal Jerman, namun ingin jadi au pair Swiss, apakah memungkinkan? Bisa jadi tidak. Mengapa, karena sesuai peraturannya yang ketat, Swiss hampir menutup rapat aplikasi au pair untuk warga non-EU. Jadi meskipun kamu punya Izin Tinggal dari Jerman, namun kewarganegaraan kita punya imbas yang besar pula.

7. Kak, saya sekarang masih tinggal di Austria, ingin lanjut au pair ke Prancis. Apakah boleh submit aplikasinya langsung di Austria tanpa pulang dulu?

Tentu saja! Syarat apply di negara-bukan-asal-au pair biasanya lebih mudah ketimbang di Indonesia. Yang pertama, tentu saja kita bebas Visa untuk masuk — karena sudah berada di Schengen Area. Yang kedua, beberapa syarat biasanya tidak diterapkan kalau kita apply bukan di negara asli. Contohnya, kalau daftar di Indonesia, ada kemungkinan kamu harus legalisasi sana-sini dulu sebagai kelengkapan dokumen. Sementara kalau apply di luar Indonesia, syarat tersebut tidak berlaku. Yang ketiga tentu saja soal biaya transportasi (jika harus bayar sendiri) yang jauh lebih murah kalau harus terbang sekitaran Eropa.

Kamu tinggal datang ke konsulet jenderal atau kedutaan besar negara tujuan, masukkan aplikasi au pair, lalu tinggal tunggu keputusan. Selagi menunggu keputusan, kamu juga bisa berkenalan dan mengunjungi dulu calon keluarga angkat yang akan tinggal bersama kamu nantinya. Banyak juga au pair yang bahkan langsung pindah ke rumah keluarga angkat, sekalian menunggu keputusan tentang permit mereka.

Lebih mudah kan?

8. Nin, sekarang saya punya Visa Denmark selama 6 bulan, tapi belum dapat kartu Izin Tinggal karena sudah angkat kaki duluan dari rumah host family. Apakah boleh cari keluarga lain di negara berbeda dan pindah langsung kesana?

Untuk pertanyaan ini, silakan kamu lihat dulu regulasi au pair di negara yang kamu tuju. Beberapa negara ada yang memperbolehkan kamu langsung apply di negaranya jika termasuk golongan yang bebas Visa (karena sudah ada) dan memiliki tempat tinggal.

Kalau menurut saya, Visa fungsinya tidak sesakti kartu Izin Tinggal. Jadi kalau kamu hanya punya Visa, saran saya ada 2;

1. Tetap cari keluarga pengganti di negara tersebut

2. Jadi nanny lepas selama masa berlaku Visa

Teman saya punya pengalaman di Denmark saat dia harus di-kick out dari sana kurang dari 1 bulan saja. Karena belum punya kartu Izin Tinggal dan trauma tinggal di Denmark, akhirnya teman saya ini cari keluarga baru di luar Denmark. Baru 5 hari, doi sudah dapat tawaran jadi au pair selama 4 bulan di Swedia. Tak pikir panjang, langsung diterimanya. Namun jatuhnya seperti di bawah tangan karena mereka tidak tanda tangan surat kontrak dan teman saya ini harus pulang sebelum masa Visanya habis.

9. Punya Visa/Izin Tinggal yang masih berlaku dari Swedia, tapi niat pulang dari Schiphol di Amsterdam, apakah memungkinkan? Saya dengar kalau imigrasi sana sangat ketat.

Boleh. Bisa dari mana saja. Kamu tidak perlu pulang dari negara dimana kamu tinggal sebelumnya. Cukup menuju konter imigrasi dan menunjukkan paspor. Pengalaman saya selama ini, keluar area Schengen tidak pernah dipersulit asal Visa/Izin Tinggal kita belum habis. Meskipun petugas imigrasi ada yang terlalu strict, tapi kalau sudah menyangkut au pair, tidak akan ada masalah. Mereka sudah tahu au pair itu apa dan paham kalau kita masuk ke Eropa atas dasar izin tinggal yang legal.

Teman saya dapat Visa Tipe D dari Denmark, tidak mengantongi Izin Tinggal, pulang melenggang saja dari Swedia. Tidak ada pertanyaan apa-apa dan aman.

10. Saya lagi jalan-jalan di Eropa pakai visa turis three bulan, bolehkah langsung mendaftar jadi au pair disini?

Tidak bisa, karena kamu ke Eropa pakai visa kunjungan jangka pendek yang sebetulnya tidak bisa diperpanjang. Kalau ingin jadi au pair, sebaiknya pulang saja dulu ke Indonesia dan daftar ulang disana.

That's a wrap! Postingan kali ini memang saya dedikasikan untuk izin tinggal au pair, namun kurang lebih sama juga berlakunya untuk tujuan jenis lain; seperti berkuliah. Semoga membantu dan silakan tinggalkan komen di bawah kalau masih ada yang ingin ditanyakan seputar kedua dokumen au pair ini.

Wednesday, May 20, 2020

Tips Daftar Kuliah di Kampus Oslo|Fashion Style

Setelah akhirnya mantap memiliki beberapa alasan untuk lanjut kuliah di Norwegia , saya mulai mengajukan aplikasi untuk mendaftar ke kampus disini. Karena berencana menghabiskan kontrak au pair sekalian kuliah, saya hanya bisa mendaftar ke kampus yang ada di Oslo saja. Tapi karena jadwal deadline-nya masih panjang, saya juga iseng-iseng mendaftar ke University of Bergen (UiB) di Bergen.

Di Oslo sebetulnya tidak banyak tempat yang bisa dipilih mengacu ke pendidikan terakhir saya di Indonesia. Saya kemarin mengambil software studi fisika di bawah naungan Fakultas Pendidikan. Cukup bingung juga, karena application saya ini di tengah-tengah ilmu sosial dan ilmu eksak. Di Norwegia, fakultas pendidikan masuk ke ilmu sosial. Sementara di program studi saya kemarin, lebih dari 50 persen silabusnya belajar tentang fisika murni seperti Fisika Kuantum, Kalkulus, Optik, dan lainnya.

Sejujurnya, saya sudah tidak berminat mengambil kuliah yang fokus ke fisika murni. Kalau pun mesti belajar ilmu baru, saya malah ingin sekali mengambil jurusan desain. Sayangnya, pendidikan Strata 1 saya sangat jauh dari ilmu desain dan saya tidak memiliki portofolio ataupun pengalaman bekerja di bidang ini. Ingin masuk jurusan teknik pun ilmu fisika saya dinilai belum mampu memenuhi kualifikasi karena banyak materi perkuliahan teknik yang tidak saya pelajari saat kuliah kemarin.

Tapi daripada pusing-pusing tidak jadi daftar kuliah, akhirnya saya menyerah saja dengan opsi yang ada. Lagipula daftar kuliah di Norwegia itu sangat mudah dan gratis, berbeda halnya dengan kampus-kampus di negara lain yang harus membayar 75-100 Euro per aplikasi. Jadi coba saja mendaftar karenawon't hurt you anything.

1. Pilih tempat

Kalau ditanya kampus mana yang terbaik di Norwegia, jawabannya tidak ada. Kembali ke kita ingin kuliah jurusan apa dan fokusnya kemana. Contohnya Norwegian University of Science and Technology (NTNU) di Trodheim yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin mendalami ilmu teknik secara praktek, University of Svalbard (UNIS) di utara Norwegia bagi yang tertarik belajar atau mengadakan riset tentang Kutub Utara, atau ada juga S?Mi University of Applied Science (UArctic) di Kautokeino kalau kamu ingin belajar tentang budaya dan bahasa S?Mi. Jadi sebetulnya kampus-kampus di Norwegia ini dibuat memang berdasarkan spesialisasi berdasarkan minat dan bakat.

Di Oslo sendiri ada universitas terbesar dan tertua di Norwegia, University of Oslo, yang lebih mengacu ke ilmu sosial dan humaniora. Ada juga BI Norwegian Business School untuk ilmu Ekonomi, Norwegian School of Veterinary Science yang berminat jadi dokter hewan, Norwegian Academy of Music, Oslo Metropolitan University, Norwegian School of Theology, Religion, and Society (MF), dan masih banyak yang lainnya.

Berkaca dari pendidikan terakhir, hanya ada dua tempat di Oslo yang memungkinkan bagi saya, yaitu University of Oslo (UiO) dan Oslo Metropolitan University (OsloMet).

2. Perhatikan tenggat waktu

Kampus di Norwegia memiliki deadline aplikasi yang tidak sama setiap tempatnya. Setelah memilih kampus mana yang dituju, ada baiknya langsung mengecek batas akhir pendaftaran bagi mahasiswa internasional. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa asing yang diterima untuk mengajukan visa dan student housing sebelum datang ke Norwegia.

Di beberapa kampus lain, contohnya UiO atau UiB, membagi pendaftar menjadi 3 kategori yang masing-masing berbeda batas waktu pendaftarannya. Untuk mahasiswa internasional deadline-nya di bulan Desember atau Januari, mahasiswa EU dan Swiss awal Maret, dan mahasiswa Nordik atau penduduk Norwegia di pertengahan April. Karena saya tinggal di Norwegia dan memegang residence permit yang berlaku, maka saya masuk ke grup ketiga bersama warga negara Nordik lainnya. Pendaftaran dibuka awal Februari dan ditutup pertengahan April. Kesempatan ini tentu saja saya manfaatkan untuk tes IELTS dulu sekalian memperbaiki nilai.

Sementara di OsloMet, pendaftar asing baik yang tinggal di/ataupun luar Norwegia memiliki waktu pembukaan dan penutupan pendaftaran yang sama, yaitu Desember.

3. Cek kemampuan bahasa

Kebanyakan kampus biasanya menargetkan skor total minimum 6.5 untuk IELTS, 90 untuk TOEFL iBT, dan sixty two untuk PTE Academic. Namun application studi tertentu memerlukan skor lebih tinggi sebagai syarat administrasi, seperti Literatur Inggris atau Media dan Komunikasi. University of Bergen menetapkan overall skor IELTS minimal 6.5 namun tidak kurang dari 6.0 di setiap bagiannya. Jadi sebelum yakin mendaftar, harap perhatikan juga minimal skor seperti apa yang kampus tersebut minta.

Di UiO, skor general minimal untuk IELTS adalah 6.Five. Sementara di OsloMet skor total minimumnya 6.0. Karena masih punya sertifikat IELTS dari dua tahun lalu yang memang nilainya hanya 6.Zero, saya gunakan untuk mendaftar kesana.

Four. Pilih jurusan

Karena pilihan kampusnya hanya dua, saya pun berusaha mencocokkan saja software studi mana yang ingin diambil dan cocok dengan minat serta bakat. Pilihan program studi Master di OsloMet sedikit sekali dan yang paling relevan adalah bidang Education Development-nya. Sayangnya, software ini lebih menitikberatkan kepada pendidikan di negara berkembang di Eropa Selatan. Agak jomplang memang karena programnya lebih ke ilmu sosial, hubungan internasional, dan humaniora.

Saya juga sempat menanyakan ke bagian administrasi kampus apakah program studi saya yang kemarin cocok dengan Education Development ini. Seperti yang saya bilang di awal, karena S1 saya berada di tengah-tengah ilmu sosial dan eksak, maka si admin kampus menegaskan kalau jurusan saya tidak relevan karena fisika lebih condong ke ilmu eksak.

Tertarik juga dengan Teknik Arsitektur-nya, saya iseng-iseng lagi bertanya apakah ilmu fisika saya memenuhi kualifikasi di program ini. Lalu tentu saja ditolak kembali. Alasannya karena ilmu fisika saya bukan ilmu Fisika Teknik. Blah!

Tapi daripada tidak mendaftar sama sekali, saya masukkan saja aplikasi ke dua spesialisasi di bidang Education Development karena application studi inilah yang paling mendekati.

Untungnya pilihan software studi di UiO lebih banyak dan bervariasi, serta cocok dengan minat. Saya baca dengan sangat teliti hampir semua persyaratan administrasi di banyak program studi, lalu akhirnya mantap dengan 1 pilihan di bidang Entrepreneurship dan 2 pilihan di Ilmu Pendidikan.

Di Norwegia juga tidak semua application studi diperuntukkan bagi mahasiswa asing. Beberapa jurusan perminyakan dan teknologi hanya dikhususkan bagi mahasiswa Nordik atau Eropa yang menguasai bahasa Norwegia saja.

Five. Persiapan dokumen

Daftar kuliah di Norwegia itu mudah sekali karena prosesnya hanya masuk ke portal universitas dan melengkapi persyaratan dokumen. Dokumen yang perlu dipersiapkan juga sangat standar misalnya scanned copy paspor, ijazah dan traskrip asli beserta terjemahannya, serta sertifikat bahasa Inggris. Yang membuat saya bersyukur lagi, hampir semua kampus di Norwegia tidak memerlukan surat rekomendasi dari atasan dan dosen, karena saya sempat di-PHP dosen pembimbing saat dimintai surat ini.

Meskipun syarat dokumennya sangat standar, namun ada beberapa tambahan dokumen yang harus diperhatikan seperti:

1. Bukti finansial

2. CV

3. Motivation letter

4. Course description

5. Portofolio

Untuk dua kampus yang saya tuju untungnya tidak ada persyaratan melampirkan bukti finansial saat pendaftaran. OsloMet baru mewajibkan mahasiswa asing untuk menyerahkan bukti finansial saat sudah diterima dan sedang proses mengajukan visa. Sementara UiO dan UiB tidak mewajibkan pendaftar asing yang tinggal di Norwegia melengkapi lampiran tersebut sebagai syarat pendaftaran. Baguslah, karena sejujurnya tabungan saya belum cukup memenuhi 116.369 NOK yang diwajibkan untuk mendapatkan study permit.

Lalu untuk kelengkapan CV dan motivation letter hanya diwajibkan di beberapa program saja, terutama di program studi yang ingin saya ambil. Karena penerimaan mahasiswa menggunakan sistem ranking, penilaian terhadap motivation letter bisa dijadikan nilai tambah jika jumlah pendaftar melebihi kuota.

Untuk tambahan dokumen poin ke-four inilah yang membuat saya cukup kewalahan. Saya tadinya ingin coba-coba mengambil application Materials Science di UiO yang salah satu syaratnya adalah menyertakan silabus pembelajaran fisika saat S1. Tim komite penerimaan mahasiswa tidak bisa menilai sistem kredit dan perkuliahan mahasiswa asing hanya dengan melihat transkrip saja. Makanya silabus pembelajaran dari kuliah terdahulu harus disertakan untuk melihat apakah mata kuliah yang sudah saya ambil berkualifikasi.

Saya mencari silabus khusus Fisika di kampus saya kemarin dan yang tersedia tentu saja hanya bahasa Indonesia. Satu mata kuliah bisa sampai 4 lembar penjabaran silabusnya. Sementara mata kuliah fisika sendiri lebih dari 20 macam. Artinya mau tidak mau saya harus menerjemahkan semua isi materi tersebut ke dalam bahasa Inggris yang jumlahnya bisa lebih dari 80 lembar! Aduh, skip!

Selesai! Pengumuman diterima atau tidaknya harus menunggu sampai awal Juli, sementara kuliah akan dimulai di akhir liburan musim panas. I just hope for the best!

Tips Ke Rusia 72 Jam Tanpa Visa|Fashion Style

Akhirnya salah satu resolusi hidup saya bisa terwujudkan lagi di tahun ini; mengunjungi minimal 30 negara sebelum usia 30 tahun! Setelah sempat gonta-ganti itinerary, saya dan seorang teman mantap akan berlibur ke Rusia saat liburan Paskah. Negara ini juga yang menggenapkan kunjungan saya sebagai negara ke-30.

Dua tahun lalu saya sebetulnya sudah berniat sekali ingin ke Rusia, tapi karena urusan visanya yang lebih ribet diurus di Eropa, jadinya masih masuk dalam bucket list dulu. Dengar cerita kalau bisa ke Rusia tanpa visa, saya mulai mencari informasinya dari tahun lalu. Kalau kalian tinggal atau sedang jalan-jalan ke Eropa menggunakan visa Schengen yang berlaku, ada cara mengunjungi Rusia tanpa perlu apply visa terlebih dahulu.

Caranya hanya satu, menggunakan kapal feri Princess Anastasia milik perusahaan MOBY St. Peter Line yang menuju St. Petersburg dari Helsinki, Tallinn, atau Stockholm. Keuntungannya, kita bisa jalan-jalan di Rusia maksimum selama 72 jam tanpa urus visa. Tidak lama memang, tapi lumayan juga karena bisa menikmati arsitektur megah ala Rusia dan kulinernya yang wajib coba!

Saya memesan langsung tiket feri via situs resmi St. Peter Linedari Helsinki karena jadwalnya yang lebih sering, fleksibel, dan murah. Dari Oslo juga tiket pesawat ke Helsinki lebih murah ketimbang menuju Tallinn. Sementara dari Stockholm, waktu yang diperlukan kapal berlayar akan sangat panjang.

Saat masuk ke laman pemesanan, kita bisa langsung memilih jenis kabin, fasilitas, serta kegiatan tur apa yang diinginkan. Karena hanya berlayar selama 12-14 jam, saya hanya memesan kabin dengan kasur twins tanpa jendela untuk pulang pergi seharga €171. Kabin paling murah saat sedang promo totalnya seharga €150 untuk jenis bunk bed.

Untuk menikmati bebas visa ini juga, penumpang yang berlayar menggunakan kapal diwajibkan memesan city bus tour dari pelabuhan menuju pusat kota. Namun tenang saja, biaya shuttle bus ini akan otomatis dimasukkan ke dalam nota belanjaan saat pemesanan dan tidak dapat dihapus. Sebetulnya bus ini hanya transportasi yang memudahkan penumpang menuju pusat kota. Biaya yang tertulis untuk shuttle bus sebesar €25 per orang, namun setelah saya hitung lagi, sebetulnya yang dibayarkan kurang dari itu. Jadi saya juga tidak mengerti bagaimana pihak MOBY menghitung belanjaan ini.

That's all! Saya tidak menambahkan fasilitas atau kegiatan apapun kecuali memesan kabin. Meskipun informasi yang tertulis di situs, penumpang harus memesan kamar hotel yang bekerja sama dengan MOBY St. Peter Line, namun kita tidak perlu memesan kamar dari mereka.

Selesai memesan, saya hanya mendapatkan email konfirmasi berikut. Tidak ada keterangan apapun selain konfirmasi kabin dan tanggal keberangkatan.

Dari Helsinki, kapal akan berangkat dari pelabuhan di Terminal 2. Untuk menuju pusat kota dari bandara Vantaa pun sangat mudah, hanya perlu menggunakan kereta ke arah Stasiun Utama Helsinki dan lanjut menggunakan tram nomor 7 dengan tiket sebesar €5 sekali jalan.

Saat kami sampai di pelabuhan, kapal Princess Anastasia yang berwarna-warni terparkir kokoh. Pukul menunjukkan setengah 3 siang dan beberapa orang penumpang terlihat sudah mengantri di depan konter check-in.

Check-in sebetulnya baru akan dibuka 4 jam sebelum keberangkatan. Kapal akan berangkat dari pelabuhan jam 7 malam, artinya penumpang diberikan waktu check-in dari pukul 3-6.30 sore. Masih terlihat sepi, kami jadinya ikut saja mengantri. Proses di konter berjalan sangat mulus dan kami hanya perlu menyerahkan bukti konfirmasi pemesanan kabin, bukti pemesanan hotel di Rusia, serta paspor. Selanjutnya, penumpang akan diberikan 3 lembar kartu yang mesti disimpan sampai tiba di Rusia.

Boarding Card berfungsi juga sebagai kunci kabin yang harus disimpan sampai keluar kapal. Lalu Arrival Card berguna untuk dilampirkan saat masuk imigrasi Rusia, dan Departure Card saat keluar Rusia. Kami diharuskan check-in lagi nantinya untuk mendapatkan boarding card dan kabin baru.

Selesai check-in, kami langsung dipersilakan menuju kapal. Lagi-lagi proses imigrasi keluar Finlandia berjalan dengan lancar hingga kami bisa langsung istirahat di kabin. Beginilah penampakkan kabin di Deck 6 dengan kasur twins.

Bagi yang punya klaustrofobia, mungkin memilih kabin ini bisa jadi mimpi buruk. Ruangannya begitu kecil hanya berluas nine meter persegi, tanpa jendela, dan sangat pengap saat pertama kali kami masuk. Namun bagi kami, ruangannya sangat lumayan untuk beristirahat selama 14 jam saja. Lantainya memang tidak terlalu bersih, namun sprei dan handuknya sangat bersih dan terlihat diganti secara berkala. Tersedia pula tombol pengaturan suhu ruangan jika dinilai terlalu pengap atau dingin.

Menurut informasi dari teman yang pernah berlayar menggunakan feri ke Kiehl dari Oslo, katanya kapal Rusia ini miskin hiburan. Tidak terlalu banyak ruangan yang bisa dieksplor hingga terkesan membosankan. Tempat makan tersedia di Deck 5, sementara kafe dan bar tersedia di Deck 7. Toko duty free juga tersedia di Deck 6 dan baru akan dibuka saat kapal mulai berlayar.

Esok paginya, kapal akan berlabuh di St. Petersburg pukul 9 pagi dan semua penumpang diwajibkan meninggalkan kapal menuju akomodasi yang sudah dipesan. Selesai melewati imigrasi Rusia, penumpang harus mengantri shuttle bus di luar pintu masuk terminal. Tidak ada yang perlu dilampirkan saat naik ke bus, namun hanya menyebutkan dimana kita akan berhenti. Kalau hotel yang dipesan berada di pusat kota, katakan saja "city center" ke sopir bus yang mengatur arus penumpang.

Shuttle bus pertama dari pelabuhan akan berangkat pukul 9.30 pagi dan hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk sampai pusat kota. Bus menuju pusat kota akan menurunkan penumpang di St. Isaac Square dan akan mengambil penumpang kembali di tempat yang sama. Bus terakhir dari St. Isaac Square menuju pelabuhan pukul 5 sore dari Senin-Sabtu dan 4.30 sore di hari Minggu.

Dobro pozhalovat' v rossiyu! Selamat datang di Rusia!

TOP TIPS:

Meskipun kelihatannya banyak proses berjalan dengan sangat lancar selama perjalanan, namun saya ingin memberikan beberapa tips lain yang mungkin akan sangat berguna bagi kalian yang ingin travelling ke Rusia menggunakan cara yang sama!

1. Meskipun informasi di situs MOBY St. Peter Line mewajibkan penumpang memesan kamar hotel lewat situs mereka, namun kita bisa memesan sendiri lewat situs apapun. Saya memesan sendiri kamar hotel di daerah Admiralteyskaya lewat Booking.com dan sama sekali tidak ada masalah. Yang paling penting, penumpang wajib memiliki konfirmasi penginapan di Rusia untuk disertakan saat check-in.

2. Untuk menghindari antrian panjang penumpang, datanglah ke Terminal 2 Helsinki 30 menit sebelum konter check-in dibuka, seperti yang kami lakukan. Selain bisa langsung menuju ke kabin, kita akan memiliki banyak waktu mengitari isi kapal sebelum dipenuhi penumpang lain.

3. Toko duty free di dalam kapal menyediakan beberapa jenis aksesoris, kosmetik, snack, alkohol, dan minuman ringan yang lumayan murah. Toko baru dibuka sekitar jam 7 malam dan sangat tidak disarankan membeli apapun 2-3 jam setelah toko dibuka. Toko akan sangat penuh oleh penumpang dan kurang nyaman untuk bertransaksi. Liburan kami bertepatan dengan libur Paskah yang otomatis isi kapal banyak dipenuhi anak-anak muda yang ingin pesta alkohol murah.

4. Meskipun restoran di atas kapal menyediakan banyak menu, namun sangat disarankan juga membeli makanan di luar jika tidak ingin membuang uang di kapal. Penumpang tidak diperkenankan membawa ketel listrik, sehingga kalau ingin menyeduh mie, bisa membeli atau meminta air panas di restoran. Pilihan lainnya, bisa memesan sarapan dan dinner di atas kapal saat kita memesan kabin.

Five. Kapal dari Helsinki akan berlabuh di St. Petersburg sekitar pukul 9 pagi dan SANGAT DISARANKAN untuk tidak keluar kapal sebelum pukul eleven.30!! Kami keluar dari kapal sekitar pukul 10 pagi dan sangat kaget dengan antrian masuk imigrasi yang panjangnya luar biasa. Kami hanya bisa berdiri sampai akhirnya baru bisa keluar terminal pukul 12.30 siang!

6. Petugas imigrasi Rusia sangat strict dengan paspor non-EU dan saya harus tertahan selama 10 menit di depan konter. Sementara teman saya yang berpaspor EU, hanya perlu 2 menit saja. Kejadian ini tidak hanya menimpa saya sendiri. Beberapa orang berparas India, Arab, dan kulit hitam juga harus berdiri cukup lama sebelum akhirnya bisa mendapat cap masuk dan kartu kedatangan.

7. Shuttle bus yang dikelola MOBY St. Peter Line akan menurunkan penumpang terlebih dahulu di dua hotel yang bekerja sama dengan mereka, sebelum akhirnya berhenti di pusat kota, tepatnya di St. Isaac Square. Dibandingkan memilih hotel-hotel rekomendasi MOBY, kita bisa memilih sendiri hotel di sekitaran area Admiralteyskaya tak jauh dari pusat kota dan main attractions.

8. Saat pulang menuju pelabuhan dari St. Isaac Square, kami sepakat mengambil bus pukul 4.30 sore. Lagi-lagi kami kaget saat antrian masuk ke terminal sudah panjang melingkar seperti ular. Mulai mengantri pukul 5 sore, kami baru bisa masuk terminal satu jam kemudian. Itu pun mesti mengantri keluar imigrasi Rusia lagi yang panjangnya bukan main. Akhirnya, kami baru bisa tiba di kapal pukul 7 malam! Kalau tidak ingin bernasib sama, tibalah di bandara sekitar pukul 2.30 atau 3 sore sekalian check-in tanpa harus menunggu penumpang lain dulu.

9. Bagi yang ingin menikmati Rusia lebih lama, disarankan apply visa saja. Namun, ada beberapa penumpang yang tidak hanya stay di St. Petersburg, tapi juga sekalian Moskow. Dari Saint Peterseburg, mereka mengambil kereta malam selama 8 jam untuk tiba di Moskow. Lalu di hari berikutnya, kembali lagi ke St. Petersburg untuk bergabung bersama penumpang lainnya kembali ke Eropa.

10. Yang sedang jalan-jalan ke Eropa dan berminat ke Rusia, disarankan menyisihkan waktu setidaknya 5 hari penuh termasuk pulang dan pergi dari Helsinki. Visa Schengen juga wajib masih berlaku saat akan kembali ke Helsinki.

11. Karena di atas kapal sangat miskin hiburan, bawalah beberapa buku bacaan atau film pre-unduh untuk ditonton. Internet di kapal juga sangat terbatas dan mahal dengan biaya sekitar ?7 selama 60 menit.

12. Bingung harus kemana selama 72 jam di St. Petersburg? Baaca tulisan disini !

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat buat kalian yang ingin ke Rusia tanpa mesti urus visa lebih dahulu. Overall, jalan-jalan ke Rusia hanya pakai feri is definitely worth it!

Tips Sebaiknya Pakai Agensi atau Mandiri?|Fashion Style

Pertanyaan ini sebetulnya sudah pernah saya jawab di postingan tentang guide au pair . Di poin pertanyaan ke-3 saya juga mengatakan kalau pakai atau tidak pakai agensi, urusan kelengkapan dokumen dan visa, masih kita juga sendiri yang turun tangan.

Sebelum tahun pertama jadi au pair, saya mendaftarkan diri ke banyak situs pencarian host familydi internet. Dari sekian banyak aplikasi dikirim, lima bulan kemudian saya baru mendapatkan host family dari agensi Au Pair Support Belgium . Saat ke Denmark dan Norwegia pun, saya lagi-lagi hanya mendaftarkan diri ke situs pencarian keluarga Skandinavia dan mendapatkan keluarga dari Energy Au Pair .

Gol saya dulu hanya satu, ingin keluar negeri dengan modal seminimal mungkin. Agensi berbayar yang membebankan au pair, saya coret dari daftar. Lagipula, agensi berbayar seperti ini tidak serta merta memihak ke au pair meskipun kita yang bayar mereka. Beberapa teman saya dulu sempat ke Belanda menggunakan agensi berbayar dari Indonesia dan total yang mereka keluarkan sekitar 10 juta rupiah. Alih-alih mendapatkan dukungan dan bantuan saat ada masalah, agensi tersebut seperti acuh dan memberikan ganti keluarga baru yang ternyata bermasalah pula.

Sekarang ini kelihatannya yang ingin jadi au pair tambah banyak. Ratusan informasi sudah bertebaran di internet dan negara favorit pun bukan lagi Belanda atau Jerman, tapi Denmark! Tak heran, banyak calon au pair yang "mengadu" ke saya kalau kesempatan mereka mendapatkan keluarga semakin kecil. Belum lagi, banyak sekali host family yang makin memperkecil kesempatan untuk merekrut au pair yang sudah tinggal di Eropa saja.

Lalu kembali lagi, sebaiknya pakai agensi au pair atau tidak?

Sebelumnya, mari kita lihat dulu plus dan minus kalau kamu berkeinginan menemukan keluarga angkat via agensi;

Plus (+)

1. Kemungkinan mendapatkan keluarga lebih cepat karena biasanya agensi memiliki beberapa host family yang cukup untuk langsung ditawarkan.

2. Agensi bisa dijadikan sumber informasi jika kamu memiliki banyak pertanyaan seputar negara tujuan.

3. Kalau pun ada masalah dengan keluarga, agensi biasanya bisa dijadikan mediator bagaimana seharusnya kamu bersikap. Tak jarang, agensi bisa memberikan kamu keluarga pengganti secepatnya.

4. Setelah mendapatkan keluarga dari mereka, pihak agensi akan memberikan banyak informasi lengkap tentang langkah-langkah membuat visa atau residence permit ke negara tujuan untuk memudahkan kamu mengurus dokumen.

Minus (-)

1. Tidak semua agensi bersikap netral. Banyak agensi berbayar abal-abal yang tujuannya hanya ingin menarik komisi dari au pair dan lebih memihak ke host family.

2. Agensi juga tidak serta merta langsung membantu menggantikan keluarga baru jika kamu sedang bermasalah dengan host family. In the end, you have to step on your own feet.

3. Beberapa pengelola agensi dari Indonesia ada yang tidak memiliki pengalaman tinggal di negara yang kamu tuju, sehingga informasi yang valid pun kebanyakan missing.

4. Mahal!

Saya dulu termasuk beruntung menemukan keluarga dari Au Pair Support Belgium. Meskipun pihak keluarga yang membayar mereka, namun sikap agensi tetap netral. Saat curhat pun, mereka memberikan saya bantuan moril dan bersedia mencarikan akomodasi darurat jika ending-nya saya ditendang dari keluarga tersebut. Tiga hari mengadu ingin ganti keluarga, saya langsung dicarikan keluarga baru yang sesuai dengan keinginan. This is the real au pair agency!

Kalau pun kamu ingin cari keluarga lewat agensi berbayar, lihat dulu persyaratan apa saja yang dibebankan kepada au pair. Banyak agensi yang hanya perlu uang, lalu bye. Ada juga perjanjian dari agensi yang mengenakan denda kepada au pair, jika au pair ingin ganti keluarga. That's crazy! Apakah au pair harus bertahan jika dihina terus-terusan oleh keluarga mean?!

Lihat juga track record si pemilik agensi tersebut apakah sudah pernah jadi au pair sebelumnya atau belum. Berapa lama? Di negara apa? Karena tiap negara berbeda regulasi dan pengalaman. Keluarga di Denmark sangat mengedepankan cleaning ketimbang mengasuh anak. Saya juga menobatkan negara ini sebagai negara terburuk bagi au pair baru. Jadi kalau kamu tertarik membayar agensi, carilah agensi yang benar-benar mengerti tentang negara tersebut dan bersikap netral.

Sejujurnya ada 2 agensi berbayar Skandinavia yang sangat saya tidak sarankan. Dua-duanya meminta uang kepada au pair, namun they don't know what au pair has to do in Denmark! Alih-alih memberikan informasi yang valid, salah satu agensi ini malah mengatakan bahwa au pair tidak wajib kursus bahasa. Duhh!

Lalu bagaimana jika memutuskan mencari keluarga angkat sendiri?

Sama saja. Hal yang perlu kamu lakukan adalah jangan malas membaca, melengkapi dokumen, dan daftar ke banyak situs pencarian keluarga. Kalau kamu punya gol seperti saya dulu; jadi au pair keluar negeri dengan biaya seminim mungkin, maka carilah host family dari situs pencarian yang gratis. Au Pair World bisa digunakan sebagai starter. Tapi kalau ingin ke Skandinavia, lihatlah peluang di situs-situs agensi yang fokusnya hanya ke daerah itu.

Sekarang makin banyak yang ingin jadi au pair dan saingan kamu tentu saja tidak hanya orang Indonesia, tapi juga Filipina. Aufini bisa juga dijadikan situs alternatif untuk memperbesar kesempatan. Memang harus bayar jika ingin menikmati fitur premium mereka, namun beberapa teman saya berhasil mendapatkan keluarga dari situs tersebut.

Makin sadar kan bahwa jadi au pair itu banyak enaknya ? Tapi sebelum berpikir jauh ke arah sana, kamu harus tahu dulu bahwa au pair itu bukan gadis biasa !

Good luck!